5 Alasan Kenapa Usaha Baju Tidur Milikmu Mandek di Tengah Jalan. Tuh, Jangan Cuma Ikut-ikutan~

Baju tidur

Sejak awal pandemi, salah satu usaha yang marak dilakoni adalah menjual baju tidur anak dan dewasa. Karena saat ini sebagian besar pelajar hingga karyawan belajar dan bekerja dari rumah, usaha baju tidur hingga daster ini cukup banyak diminati. Ada beragam model baju tidur yang biasa dijual, mulai dari baju tidur piyama hingga baju tidur tie dye yang tengah viral saat ini.

Advertisement

Mengingat cukup banyak orang yang berjualan baju tidur, wajar apabila daya saing para penjual makin meningkat. Jika tak jeli mencari peluang, bisa-bisa usaha baju tidur murah milikmu mandek di tengah jalan karena nggak pintar menggaet pelanggan. Dari sekian banyak alasan, berikut penyebab paling umum macetnya usaha baju tidur rumahan.

1. Buru-buru menyetok banyak baju tanpa mempertimbangkan modal maupun target pasar

modal awal | credit: VasilevKirill via www.istockphoto.com

Hitung berapa banyak modal yang dibutuhkan, lalu alokasikan dalam berbagai pos pengeluran. Pasalnya saat berbisnis, modal tak hanya dipakai untuk membeli stok baju saja, tapi juga untuk kepentingan operasional lainnya seperti kemasan dan juga pemasaran.

Karena masih baru, baiknya minimalisir pengeluaran apalagi kalau belum riset pasar. Bukan berarti nggak boleh ‘total’ ya, tapi lebih ke cek pasar dulu dan jual beberapa baju yang mungkin nanti bakal diminati. Dengan teknik pemasaran yang tepat, sesedikit apapun modal tetap akan jadi cuan. Percaya deh!

Advertisement

2. Pantas saja usaha baju tidur wanita dewasa milikmu mandek di tengah jalan. Sukanya ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan pelanggan sih~

ikut-ikutan | credit: Aliexpress via www.aliexpress.com

Mengikuti tren pasar memang disarankan agar usaha baju tidur anak-anak dan dewasa makin up to date. Tapi bukan berarti harus sama persis dan nggak disesuaikan. Misalnya saja begini, baru-baru ini daster sambung sedang naik daun, lantas kamu sebagai penjual baju tidur daster ala Korea sok mau ikut-ikutan. Ya, walau kadang ada pembeli, namun barangkali sebagian pelanggan justru lebih menantikan model baru dari baju tidur yang biasa dipasarkan.

Kalau memang sudah melekat branding-nya seperti itu, lebih baik teruskan dan jangan sok-sok ikutan. Tenang, tiap penjual pasti punya market-nya masing-masing kok, jadi santai saja. Atau, boleh mengikuti tren yang ada tapi tetap sesuaikan dengan karakter tokomu. Niscaya pembeli pun akan menyukainya.

3. Kesalahan lain yang kerap dilakukan para penjual baju tidur wanita terbaru yakni kurang memaksimalkan platform jualannya, seperti Instagram dan marketplace langganan

Advertisement

kurang memaksimalkan fitur | credit: Hans Vivek via unsplash.com

Padahal dalam platform ini terdapat berbagai fitur yang bisa memaksimalkan penjualan. Di Instagram sendiri ada fitur Alt+text yang bisa membuat produk jualanmu mudah ditemukan jika disisipkan kata kunci pilihan. Jika sering diakses, baju tidur bahan kaos ini akan muncul dalam laman top tagar. Selain itu juga ada fitur Live dan Ads yang dapat memperluas jangkauan pemasaran. Nah, fitur ini pun mulai bisa digunakan pada beberapa marketplace lo!

Makanya, kalau pengin jualanmu makin dikenal, maksimalkan fitur-fitur tersebut. Pelan-pelan saja, namanya juga masih belajar. Tapi jangan lupa juga, bikin konten yang menarik dan menjual.

4. Pelayanan dan pengiriman yang buruk juga kerap membuat bisnis baju tidur kimono gulung tikar

pengiriman dan pelayanan | credit: Ketut Subiyanto via unsplash.com

Pada dasarnya di semua bisnis, pelayanan merupakan kunci utama untuk menarik hati pelanggan. Kalau kamunya saja judes dan malas membalas pertanyaan pelanggan ya wajar kalau akhirnya mandek di tengah jalan. Terlepas dari harga baju tidur, nyatanya banyak pelanggan yang pengin diperlakukan seperti raja. Untuk itu, mulailah treament pelangganmu sebaik mungkin agar mereka nggak kabur.

Selain itu pertimbangkan juga jasa pengirimannya. Meski sebenernya ini di luar kendalimu, tapi setidaknya kamu dapat meminimalisir kemungkinan terburuk, misalnya rusaknya baju tidur satin di tengah jalan karena kebasahan. Salah satu triknya yakni dengan mengemas sebaik mungkin dan gunakan jasa ekspedisi terpercaya. Alternatif lainnya, kamu dapat menyediakan opsi beberapa jasa ekspedisi supaya pelanggan bisa memilih sendiri pengirimannya. Lebih solutif, kan?

5. Manajamen keuangan yang buruk dapat mengacaukan usaha baju tidur milikmu. Capek-capek membangun, tapi gagal dapat cuan 😔

manajemen keuangan | credit: Kelly Sikkema via unsplash.com

Sebagus apapun model baju tidur pengantin atau baju tidur wanita muslimah yang kamu jual, tak akan pernah berhasil jika pengaturan keuanganmu masih asal-asalan. Kamu bisa belajar mengatur keuangan usaha. Berkonsultasi pada rekan sesama penjual baju tidur Jogja dan kota lainnya. Atau, bisa juga dengan mengikuti webinar dan membaca artikel pengaturan keuangan. Dengan cara-cara tersebut, niscaya kamu akan merasakan untung yang berlimpah dan tak lelah berjualan. Soalnya, labanya bisa kelihatan.

Berjualan baju tidur Shopee maupun di marketplace lain memang butuh usaha agar piyama baju tidur wanita lengan panjang atau model lainnya bisa menghasilkan keuntungan. Dengan terus belajar dan berinovasi, pelan-pelan kamu akan mencapai keberhasilannya. Sebisa mungkin hindari hal-hal di atas kalau nggak pengin berujung sia-sia. Yuk, semangat yuk!

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Helga-nya Arnold!

Editor

salt of the earth, light of the world

CLOSE