Kerja Demi Passion Gak Segampang Mimpi. Jangan Lakukan Sebelum Kamu Mengerti Hal-hal Ini


Artikel ini adalah bagian dari persiapan menuju event Hipwee Inspirational Summit tanggal 21 November 2015 nanti. Kamu sudah jadi pesertanya? Yuk daftar di sini sekarang juga!

Bekerja sesuai passion atau renjana adalah ide yang ‘seksi’. Mereka yang bekerja sesuai renjana akan senang berangkat ke kantor setiap pagi, bahkan tak perlu merasa seperti “bekerja” tiap hari. Semua urusan dilakukan dengan senang hati. Hidup juga lebih berarti karena pekerjaan tak dituntaskan hanya demi gaji.

Advertisement

Namun bekerja sesuai renjana tak selalu semudah dan seenak itu. Dalam perjalanan, akan ada banyak tantangan yang bisa membuatmu mempertanyakan pilihanmu. Karena itu bekerja sesuai renjana butuh persiapan. Agar hidupmu setelah melakukannya tak justru penuh kesusahan.

1. Modal renjana saja tak akan membuatmu sukses. Kamu butuh riset, persiapan, dan rencana yang beres

Butuh persiapan dan riset

Butuh persiapan dan riset via creator.wework.com

Bekerja sesuai renjana memang bisa membuatmu termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Namun renjana saja adalah modal yang ala kadarnya. Agar bisa sukses, kamu tak cukup hanya punya renjana. Kamu juga butuh riset, persiapan, dan rencana yang beres.

Misalkan renjanamu adalah fotografi — sebegitu kuatnya hingga kamu berniat untuk membuka jasa vendor fotografimu sendiri. Agar klien berdatangan, kamu harus siap beradaptasi dengan kebutuhan dan kemauan mereka, lihai menawarkan harga, dan bersikap profesional. Renjanamu saja tak akan cukup, bukan?

Advertisement

Selain itu, kamu juga harus melakukan hitung-hitungan. Seberapa banyak sih yang harus dihasilkan setiap bulan agar jasa vendormu bertahan dan berkembang? Berapa banyak uang yang harus kamu tabung supaya hidupmu terjamin di masa-masa awal bisnismu belum balik modal? Kalau renjanamu adalah bekerja untuk perusahaan tertentu, skill apa saja yang kamu butuhkan supaya mereka menyambutmu dengan tangan terbuka? Kamu hanya akan menemukan jawabannya dengan riset dan persiapan, bukan dengan renjana sebagai modal tunggal.

2. Tak usah terburu-buru. Sebelum bekerja untuk renjanamu, mungkin kamu harus melakukan yang lain dulu

Magang di toko kelontong

Magang di toko kelontong via rri.co.id

Bekerja sesuai renjana adalah kemewahan. Kemewahan ini nggak bisa dimiliki semua orang

Advertisement

Sebenarnya yang ingin kamu lakukan dalam hidupmu adalah mengajar. Tapi sekarang kamu justru bekerja untuk orangtua, menjadi manajer di toko yang mereka punya. Ini tidak apa-apa — bukan berarti kamu harus dipandang sebelah mata.

bekerja untuk renjanamu, mungkin kamu memang harus melakukan sesuatu yang lain dulu. Daripada menganggap ini buang waktu, lihatlah ini sebagai kesempatan untuk menjadi lebih mapan secara finansial. Ingatlah bahwa ketika kamu memutuskan untuk bekerja demi renjana, uang belum tentu bisa langsung datang — kamu memang harus memiliki tabungan.

3. Pasti kamu sudah sering mendengar nasihat ini. Tapi memang penting untuk mengembangkan koneksi

kamu bisa bergabung dengan EO atau kepanitiaan untuk mengembangkan koneksi

kamu bisa bergabung dengan EO atau kepanitiaan untuk mengembangkan koneksi via keorganisasianmahasiswastmikmahakarya.wordpress.com

Koneksi membuat semuanya jauh lebih mudah. Dengan koneksi, mendapatkan early information soal lowongan kerja di kantor impianmu jadi sesuatu yang mungkin. Dengan koneksi, kamu pun tahu siapa yang bisa membantu mewujudkan plan bisnismu. Mulai sekarang – jauh sebelum kamu mulai bekerja demi renjana – jangan ragu untuk mengembangkan koneksimu. Sebarkan kartu nama, ikuti berbagai seminar yang potensial, bergabunglah dengan orang-orang yang memiliki renjana serupa denganmu. Tunjukkanlah minat yang tulus untuk belajar dan bekerja sama; kamu tak pernah tahu kapan koneksi bisa menyelamatkan hidupmu.

4. Tak ada renjana yang “terlalu besar”. Jika renjanamu jauh di luar duniamu sekarang, kreatiflah mencari peluang

dia gigih dan pekerja keras

Kreatif mencari peluang via www.gsb.stanford.edu

Punya renjana di dunia film, mau jadi sutradara tapi nggak tahu caranya? Jangan berpikir bahwa sebaiknya kamu mengubur impianmu saja. Joko Anwar, salah satu sutradara terbaik dari generasi kita, lahir dan besar di kota mungil di Sumatera. Untuk mengejar cita-citanya, dia rela hijrah ke Jawa dan belajar mati-matian supaya bisa masuk ITB (waktu itu, ITB adalah satu-satunya universitas negeri non-seni yang punya klub film sendiri). Begitu lulus, ia memulai kariernya sebagai wartawan koran, kemudian menawarkan diri jadi kritikus film di koran yang sama. Kolom kritik filmnya inilah yang menarik perhatian Nia Dinata — sampai akhirnya ia ditawarkan menulis skenario film, menjadi sutradara, kemudian membintangi film. Tuh, peluang bisa diciptakan dari mana saja, ‘kan?

5. Mentang-mentang kamu bekerja sesuai renjana, bukan berarti segalanya akan selalu baik-baik saja.

Nggak selalu enak

Nggak selalu enak

Mengertilah bahwa pekerjaanmu tak akan selalu terasa menyenangkan, bahkan jika kamu mengerjakannya untuk sesuatu selain uang. Renjanamu justru diuji ketahanannya di saat-saat sulit seperti ini. Jangan pernah membuang renjanamu ke tong sampah saat ia sedang diuji. Karena jika itu sebenar-benarnya renjana, kamu akan mempertahankannya bahkan ketika situasi membuatmu frustrasi.

6. Jangan lakukan ini hanya untuk uang. Lakukan persiapan matang, dan uang akan sendirinya datang.

11931210_398877713642569_1398964627_n

“Do it in the right order: passion then money. Don’t do it backwards, it will never work out and you will be living a miserable life.”

– Edward Suhadi

Renjana dan uang adalah dua hal yang berbeda. Jangan fokus mengejar banyak uang saat kamu baru mulai bekerja demi renjana. Edward Suhadi, yang sekarang sukses mengembangkan renjananya di bidang fotografi, pun mengingatkan hal ini. “Don’t do it for money. Prepare well, work hard, and your passion will cash in. All while doing the things you love.” 

Keinginan untuk bekerja sesuai renjana memang ciri khas generasi kita. Tapi tanpa persiapan matang, mengikuti renjana justru bisa membu

Cari tahu apa lagi yang bisa kamu gali tentang ide bekerja sesuai renjana dari Edward Suhadi dan pembicara-pembicara handal lainnya di Hipwee Inspirational Summit 2015. Sudah pegang tiket peserta? Yuk registrasi sekarang di summit.hipwee.com ! Hipwee Inspirational Summit adalah upaya Hipwee untuk membawa jutaan inspirasi yang selama ini hanya ada di artikel Hipwee ke dunia nyata. Acaranya akan berlangsung di aula Universitas Paramadina, Jakarta, pada Sabtu 21 November 2015. Pastikan kamu sudah pesan tempat dari sekarang — dan sampai jumpa dengan ratusan anak muda Indonesi lainnya di sana! 🙂

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE