7 Destinasi Wisata Religi Yang Harus Kamu Kunjungi Minimal Seumur Hidup Sekali

Tidak puas rasanya berkunjung ke luar negeri, jika objek wisata dalam negeri sendiri saja belum habis ditelusuri. Ya, memang tidak pernah ada habisnya jika bicara tentang potensi wisata yang ada di Indonesia. Keberagaman suku, budaya, dan agama menjadi faktor yang membuat Indonesia kaya akan tempat wisata.

Indonesia adalah negara yang dihuni penduduk dengan beragam agama dan kepercayaan. Selain bisa hidup berdampingan, mereka memiliki cara dan tempat beribadah yang berbeda-beda. Dalam artikel kali ini, Hipwee akan mengajak kalian sejenak berkeliling, melihat-lihat destinasi wisata bernuansa religi yang layak kamu kunjungi. Mana saja sih tempatnya? Yuk, langsung simak satu persatu!

1. Arsitektur modern berpadu ornamen geometris yang tampak megah bisa kamu temui di Masjid Istiqlal, Jakarta

Kemegahan masjid Istiqlal

Kemegahan masjid Istiqlal via en.wikipedia.org

Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan masjid yang satu ini. Ya, ketika lebaran Idul Fitri tiba, seluruh stasiun TV nasional menyiarkan serentak liputan sholat Ied di Masjid Istiqlal. Masjid yang terletak di jantung ibukota Jakarta ini didaulat sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara. Sejarah yang tersembunyi di dalamnya pun menarik untuk ditelisik lebih dalam.

Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno. Dibangun dari tahun 1951 dan berakhir pada tahun 1978, rentang waktu 27 tahun untuk membangun tempat peribadatan umat Islam ini menghasilkan kemegahan arsitektur modern serta ornamen geometris yang dapat kita nikmati saat ini. Yang menarik adalah arsitek yang bertugas untuk mendesain bangunan ini adalah Frederich Silaban, seorang Kristiani kelahiran Sumatera Utara. Tentunya, hal tersebut menjadi bukti adanya toleransi beragama yang kuat di Indonesia.

2. Rasakan atmosfer suasana Masjid Nabawi saat mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang

Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang

Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang via www.catatanhariankeong.com

Jika diperhatikan sekilas, bangunan yang terletak di daerah Gayamsari, Semarang ini terlihat seperti Masjid Nabawi yang ada di Madinah. Bangunan seluas 7.662 m2 dengan halaman seluas 7.500 m2 ini mampu menampung tak kurang dari 15.000 jamaah dan termasuk ke dalam salah satu bangunan termegah yang ada di Indonesia.

Keunikan lain dari masjid ini adalah arsitekturnya yang merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma, dan Arab. Arsitektur Jawa terlihat pada bagian dasar tiang masjid yang bermotif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi serta 6 payung hidrolik raksasa merupakan adopsi dari bangunan Masjid Nabawi yang mewakili arsitektur Arab. Sementara, arsitektur Roma nampak pada desain interior dan lapisan warna yang melekat di setiap sudut bangunan.

Kamu juga dapat menaiki menara Asmaul Husna dengan ketinggian 99 meter yang dilengkapi dengan teropong pandang untuk menikmati lanskap Semarang dan kapal yang sedang berlalu lalang di pelabuhan Tanjung Emas. Selain itu, di masjid ini terdapat Al-Quran raksasa yang ditulis oleh seorang penulis kaligrafi bernama H.Hayatuddin.

3. Saat berkunjung ke Kediri, sempatkan untuk menyambangi Gua Maria Lordes di Desa Puh Sarang

Goa Maria Lordes di Kediri

Goa Maria Lordes di Kediri via beritadaerah.co.id

Tempat peribadatan umat Kristen Katholik ini terletak di desa Puh Sarang, Kecamatan Semen, Kediri. Dengan luas sekitar 13 hektar, gua ini merupakan salah satu tempat peribadatan umat Kristiani yang memiliki diorama jalan salib nan megah dan besar. Panjangnya jalan salib yang dilalui ketika berziarah tidak terasa karena rindangnya pepohonan dan asrinya lingkungan di sekitar Gua Maria Lordes mampu melindungi peziarah dari teriknya matahari. Gua yang dibangun pada tahun 1998 ini merupakan tiruan Gua Lourdes di Prancis dalam skala yang kecil.

Selain gua, terdapat 12 pancuran air yang melambangkan 12 Rasul Yesus di dalamnya. Selain berdoa, pancuran ini juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan, karena airnya yang langsung bisa diminum serta konon berkhasiat untuk kesehatan dan membawa keberuntungan.

4. Tak lengkap jika pergi ke Bali tanpa mengunjungi Pura Tanah Lot dengan panorama alamnya yang luar biasa

Tanah Lot dengan panorama yang indah

Tanah Lot dengan panorama yang indah via www.rentalmobilbali.net

Pura yang terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam dari bandar udara Ngurah Rai. Pura dengan panorama laut yang indah ini dibangun pada dua tempat berbeda, satu terletak di bongkahan batu yang besar dan satu lagi terletak di atas tebing yang menjorok ke laut.

Tempat pemujaan dewa penjaga laut ini merupakan salah satu objek yang terkenal ketika berkunjung ke Bali, ketika air laut pasang, Pura ini akan terlihat berada di tengah laut, dibawahnya terdapat gua kecil yang didalamnya terdapat beberapa ular laut berekor pipih, dengan warna hitam berbelang kuning. Pura ini selalu ramai dibanjiri oleh wisatawan lokal maupun internasional. Dan jika beruntung kamu dapat melihat ritual ibadah umat Hindu saat hari raya Galungan dan Kuningan.

5. Jika traveling ke Medan, mampirlah ke Vihara Maitreya yang merupakan vihara terbesar di Indonesia

Kemegahan Vihara Maitreya di Medan

Kemegahan Vihara Maitreya di Medan via www.panoramio.com

Tempat peribadatan agama Budha yang terletak di kompleks perumahan Cemara Asri, Kota Medan ini merupakan vihara terbesar di Indonesia. Arsitektur yang cantik, namun tetap sederhana yang menjadi ciri khas Vihara Maitreya ini. Namun, pembangunannya sendiri ternyata butuh waktu selama 10 tahun.

Berhias kolam ikan koi dan taman burung menjadikan vihara ini begitu nyaman. Siapa saja yang berkunjung pasti betah untuk berlama-lama dan menghabiskan waktu di sana. Konon, burung-burung yang terdapat di taman ini adalah burung migran yang berasal dari Eropa dan Australia lho!

Sesuai dengan namanya Maitreya, vihara yang memiliki lahan seluas 4,5 hektar ini sangat kental dengan ajaran Budha Maitreya yang mengajarkan cinta kasih pada semesta. Di vihara ini, sesekali kamu akan melihat biksu yang sedang melakukan ibadah dalam suasana yang hening.

6. Kekayaan sejarah yang berpadu dengan keindahan arsitektur neo-klasik dapat kamu temui di Gereja Blenduk, Semarang

Gereja Bleduk yang penuh dengan sejarah

Gereja Bleduk yang penuh dengan sejarah via www.fnetravel.com

Gereja yang menjadi landmark kota lama Semarang ini dibangun pada tahun 1753. Tempat peribadatan umat Protestan ini memiliki nama asli Koepelkerk. Gereja ini dibangun atas inisiasi pemerintah Portugis ketika sedang berdiam di Semarang dan 20 tahun kemudian dua menara ditambahkan.

Gedung yang bergaya Neo-Klasik ini tampak kontras dan mudah dikenali, berbeda dengan bangunan lain di Kota Lama yang pada umumnya tidak menonjolkan bentuk bangunan lengkap dengan pagar di depannya. Desain bangunan yang mirip dengan bangunan Romawi ini memiliki banyak keindahan dan kekayaan sejarah yang mampu menggaet banyak wisatawan untuk berkunjung. Nama “blenduk”sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti kubah cembung sesuai dengan geometri atap bangunannya yang cembung.

Hingga saat ini, gereja Blenduk masih digunakan sebagai tempat ibadah. Dan uniknya lagi, di dalam bangunan berbentuk oktagon ini terdapat sebuah alkitab berbahasa Belanda yang diterbitkan tahun 1748 silam.

7. Nikmati keunikan tempat peribadatan umat Tri Dharma di Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban

Klenteng Kwan Sing Bio di Kabupaten Tuban

Klenteng Kwan Sing Bio di Kabupaten Tuban via www.panoramio.com

Klenteng yang tidak pernah sepi pengunjung ini terletak di jl. RE Martadinata, Kabupaten Tuban. Dibangun pada tahun 1928, Klenteng yang terletak di jalur pantura ini adalah klenteng terbesar di Indonesia, bahkan disebut-sebut sebagai klenteng terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan luas sekitar 3 hektar.

Tidak hanya ramai dengan wisatawan domestik, banyak warga negara asing di kawasan Asia Tenggara datang untuk berdoa atau sekedar menikmati suasana klenteng. Simbol kepiting yang terletak persis di pintu masuk klenteng merupakan sebuah keunikan tersendiri dari tempat peribadatan penganut ajaran Tri Dharma (Budha, Tao, dan Kong Hu Cu) ini, karena biasanya klenteng menggunakan patung naga sebagai ornamen di pintu masuknya.

Klenteng ini sering digunakan sebagai tempat untuk ritual Ciswak atau Fungshen yaitu ritual untuk membuang kesialan bagi orang yang bermasalah dalam hidupnya. Tempat ini menjadi favorit wisatawan karena menyediakan tempat bermalam gratis bagi pengunjung yang ingin menginap.

Nah, gimana? Destinasi liburan bernuansa religi ternyata tak selalu membuatmu bosan ‘kan? Selain bisa berdoa, kamu pun punya kesempatan belajar sejarah dan menikmati keindahan di tempat-tempat ini. Yang pasti, kamu pun harus bisa menjaga sikap dan perilaku saat mampir ke tempat-tempat peribadatan ini, ya! 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Verba Volant, Scripta Manent