Panduan Tuntas Mendaki Sampai Mahameru, Puncak Abadi Para Dewa

Siapa yang gak mengenal Gunung Semeru? Gunung yang dijuluki puncak abadi para dewa ini adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa yang tentunya menantang para pendaki untuk menggapai puncaknya. Gunung ini pun kian terkenal setelah film 5cm yang mengambil tema pendakian ke Semeru meledak di bioskop.

Advertisement

Bagi pendaki sejati, Gunung Semeru memang menjadi salah satu gunung yang wajib dijamahi setidaknya sekali seumur hidup. Siapa sih yang gak ingin menyambangi kecantikan fajar di Ranu Kumbolo dengan mata kepala sendiri? Tapi, cuma sekali mendaki Semeru takkan cukup buatmu. Kamu akan rindu untuk mendatanginya lagi dan lagi.

Nah, agar kamu bisa tuntas menjamahi setiap eksotisme yang dimiliki Gunung Semeru, Hipwee sudah menyiapkan untukmu kiat-kiat lengkapnya.

Agar pendakianmu tuntas, pilih waktu yang tepat untuk mendaki Semeru, yaitu pada musim kemarau antara Mei–September

Tanjakan Cinta Gunung Semeru

Tanjakan Cinta Gunung Semeru via www.telusurindonesia.com

Sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, puncak gunung Semeru memang gak mudah untuk digapai. Gak cuma jalur pendakiannya yang menantang, cuaca juga menjadi faktor keberhasilan untuk menuntaskan pendakian. Makanya, selain mempersiapkan fisik, mental, serta peralatan dan perbekalan, kamu juga perlu memperhatikan kondisi alam sebelum mendaki Langit Pulau Jawa ini.

Advertisement

Biar pendakianmu lebih aman dan lancar, pilihlah waktu pendakian yang tepat. Ekspedisi ke Gunung Semeru sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, sekitar bulan Mei–September. Badai, longsor, serta angin kencang yang terjadi di musim hujan bisa menghambat pendakianmu.

Meski tertinggi se-Jawa, mendaki gunung ini tidak terlalu memakan waktu. Siapkan waktu 3-4 hari agar kamu puas menikmati keindahan Semeru

aasa

Melangkah menjamahi puncak Semeru via yoginoviantoro.blogspot.com

Gunung Semeru menawarkan keindahan yang luar biasa tanpa memakan waktu terlalu lama. Meski tertinggi se-Jawa, pendakian Gunung Semeru cuma memakan waktu sekitar 3-4 hari untuk pergi-pulang, tidak seperti Gunung Argopuro di Probolinggo ataupun Rinjani di Pulau Lombok yang membutuhkan waktu antara 5-10 hari.

Idealnya, siapkan waktu dan perbekalan selama 4 hari 3 malam untuk menikmati pendakian yang santai. Selama melakukan pendakian, kamu bisa bermalam dua kali di Ranu Kumbolo pada saat berangkat dan pulang, serta semalam di Kalimati sebelum summit attack.

Advertisement

Desa Ranu Pani menjadi gerbang keberangkatan yang akan melepas kepergianmu menjajaki Semeru. Sebelumnya, kamu wajib mendaftarkan diri di Pos Resort TNBTS atau melakukan registrasi secara online

Pos Resor Ranupani

Pos Resor Ranupani via papanpelangi.co

Tujuanmu adalah Desa Ranu Pani, sebuah desa asri dengan danau yang mempesona di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Inilah gerbang keberangkatan bagi para pendaki yang hendak menjamahi Semeru. Tapi, sebelumnya kamu wajib melakukan registrasi terlebih dulu di Pos Resort Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di desa ini. Jangan lupa melengkapi semua persyaratan yang diperlukan biar izinmu bisa cepat keluar.

PENTING: Karena jumlah pendaki yang ingin mendaki ke Semeru itu banyak banget, disarankan untuk melakukan registrasi secara online lewat situs bromotenggersemeru.org . Dengan mem-booking secara online, kamu gak perlu tertahan dan terpaksa menginap di Ranu Pani gara-gara kuota pendakian hari itu penuh dan harus menunggu ada kuota yang tersisa. kamu juga bisa melihat kuota yang tersisa di situs tersebut.

Peta rute TNBTS

Peta rute TNBTS via infopendaki.com

Untuk menuju Desa Ranu Pani, kamu bisa memulai perjalanan dari Malang atau Lumajang. Dari Malang, kamu bisa naik angkot atau mencarter kendaraan menuju Tumpang, Selanjutnya, di terminal tumpang sudah berjajar jeep-jeep yang akan mengantarmu ke Desa Ranu Pani. Perjalanan dari Malang menuju Ranu Pani ditempuh sekitar 64 Km selama kurang lebih satu 1,5–2 jam.

Dari Ranu Pani, sebenarnya ada dua jalur yang bisa kamu lewati, yaitu via Watu Rejeng dan via Gunung Ayek-Ayek. Yang terakhir disebutkan ini lebih cepat, tapi gak populer karena medannya yang berat: terjal, berdebu, dan berbatu. Sementara, jalur via Watu Rejeng kondisinya lebih baik dan aman, sehingga jalur ini dipilih sebagian besar pendaki yang ingin menggapai puncak Gunung Semeru.

Saatnya mulai menapakkan kaki di jalur pendakian, langkah demi langkah. Dari Ranu Pani sampai Ranu Kumbolo, perjalanan masih terbilang mudah

Menapaki jalan setapak menuju Ranu Kumbolo

Menapaki jalan setapak menuju Ranu Kumbolo via kriswantoandreas.files.wordpress.com

Jalur yang kamu tempuh dari Desa Ranu Pani sampai akhirnya tiba di Ranu Kumbolo masih terbilang mudah meski cukup berliku. Dari Ranu Pani sampai di Landengan Dowo, kamu akan melewati jalur berupa paving blok yang cukup datar sejauh tiga kilometer. Kemudian, barulah kamu mulai bertemu dengan hutan dengan jalan setapak tanah. Tapi tenang, karena lintasannya masih landai.

Di tengah perjalanan antara Landengan Dowo dan Watu Rejeng yang panjangnya 3 Km, kamu akan menemukan sebuah jembatan bernama Jembatan Cinta. Tapi, jangan sekali-sekali bercinta di sini. Dari Watu Renjeng, kamu masih harus menempuh perjalanan kurang lebih 4,5 Km untuk sampai di Ranu Kumbolo.

Total perjalanan yang dilalui dari Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo adalah sekitar 10 Km yang ditempuh dalam 3–6 jam. Selain gak terlalu lama, perjalanan ini gak terlalu menguras tenaga karena jalurnya yang landai dengan sedikit tanjakan dan turunan di sana-sini. Sepanjang jalan, kamu bisa menemukan beberapa pos berupa gazebo. Tapi, tetap waspada karena beberapa titik jalur pendakian berada tepat di bibir jurang.

Nikmati semalam merasakan indahnya Ranu Kumbolo sembari memulihkan tenaga sebelum melangkah lagi menuju Kalimati

Indahnya Ranu Kumbolo di Pagi hari

Indahnya Ranu Kumbolo di Pagi hari via atamsapala.blogspot.com

Saatnya kamu beristirahat sambil mengisi persediaan air di Ranu Kumbolo yang sangat menawan. Kalau sudah terbiasa mendaki Semeru, kamu mungkin masih punya tenaga tersisa untuk langsung melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Tapi, buat kamu yang baru pertama kali mendaki kemari, disarankan untuk menginap semalam di tepi danau ini.

Sambil beristirahat dan mengisi tenaga, rasanya sayang kalau kamu melewatkan rasanya menikmati pesona Ranu Kumbolo saat permukaannya memantulkan cahaya fajar yang menyingsing dari balik bukit.

Hari kedua, ucapkan sampai jumpa pada Ranu Kumbolo untuk sementara. Saatnya memantapkan tekad dan melanjutkan perjalanan melewati Tanjakan Cinta dan Oro-Oro Ombo

Padang lavender di Oro-oro Ombo

Padang lavender di Oro-oro Ombo via www.pinterest.com

Keelokan Ranu Kumbolo memang bikin siapa aja jatuh cinta. Tapi, jangan sampai kamu susah move-on dan gak bisa beranjak darinya. Setelah mengemasi bawaanmu, ini saatnya kamu mendaki Tanjakan Cinta yang melegenda itu.

Tahu mitosnya Tanjakan CInta, ‘kan? Konon, barangsiapa yang bisa mendakinya sambil memikirkan orang yang ingin dia jadikan pasangan hidupnya tanpa menoleh ke belakang, harapannya bisa menjadi kenyataan. Percaya atau enggak, coba deh mendaki sambil bayangin gebetanmu, Chelsea Islan, atau mungkin personilnya Duo Serigala.

Selepas puncak Tanjakan Cinta, hamparan Oro-Oro Ombo sudah menanti kamu. Tempat ini adalah sebuah lembah dengan padang rumput luas yang ditumbuhi lavender. Kalau sedang berbunga, taman ini didominasi warna ungu yang indah. Tapi, karena ini padang terbuka, kalau siang ya lumayan terik, makanya jangan lupa siapkan penutup kepala.

Jalur mendatar akan menemani kamu sampai ke Cemoro Kandang. Setelahnya, kamu akan kembali melewati jalan setapak yang menanjak dan berdebu serta semak belukar. Kalau pengen melihat edelweis yang tumbuh di gunung Semeru, Jambangan adalah tempatnya. Selain edelweis, daerah ini juga banyak ditumbuhi cantigi yang bisa bisa dijadikan makanan darurat saat mendaki.

Beristirahatlah dulu di Kalimati. Menjelang tengah malam, barulah kamu bersiap melakukan summit attack menuju Puncak Mahameru

Sampai di Kalimati

Sampai di Kalimati via anggarawepe.blogspot.com

Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Kalimati yang berjarak 7,5 Km memakan waktu sekitar tiga sampai lima jam tergantung kemampuanmu. Di areal yang luas ini, tenda bisa kembali didirikan. Sumber air memang agak jauh dari sini; setidaknya dibutuhkan 20 menitan untuk mengambil air di Sumbermani. Setelah mengisi tenaga dan menyiapkan persiapan buat muncak, tidur sejenak adalah pilihan ideal.

PENTING: Sebenarnya pihak TNBTS hanya merekomendasikan pendakian maksimal hanya sampai di Kalimati saja, mengingat aktivitas kawah Jonggring Saloka yagn sering mengeluarkan gas beracun. Kamu sendiri bisa melihat tanda larangan untuk tidak melewati batas Kalimati.

Tapi, akhirnya tetap banyak pendaki yang gatal buat menjamah puncaknya. Yang jelas, jika kamu memang meniatkan diri buat menggapai puncak Mahameru, kamu mesti memahami benar risikonya. Pastikan kamu memperhatikan baik-baik arahan dari petugas pada saat briefing, karena merekalah yang paling paham dengan kondisi dan aktivitas kawah. Kalau memang tidak diperbolehkan oleh petugas, ya gak usah ngeyel.

Selepas jam 9 malam, saatnya bangun lagi dan bersiap untuk melakukan summit attack ke Puncak Mahameru yang sudah ada di depan mata. Semakin awal memulai perjalanan, semakin baik. Soalnya, jalurnya bakal dipenuhi para pendaki yang sama-sama ingin muncak. Makanya, jika kamu berangkat lebih awal, setidaknya jalurnya masih lengang sehingga kamu bisa lebih cepat sampai tanpa mengantre.

Saatnya berjuang menggapai Puncak Mahameru. Inilah etape terberat sepanjang pendakian Gunung Semeru

Puncak Mahameru

Puncak Mahameru via lemonesia.wordpress.com

Meski jarak dari Kalimati menuju Puncak Mahameru tak sampai 3 Km, butuh waktu antara 5-7 jam untuk menaklukkan etape terberat sepanjang pendakian Semeru ini. Banyak yang gagal di sini. Makanya, istirahat yang cukup serta persiapan yang mantap adalah bekal kamu menjamahi Mahameru.

Setelah beberapa lama melangkah melewati Arcopodo, kamu akan tiba pada batas vegetasi terakhir dan menghadapi jalur trek berupa batu dan pasir yang curam. Setiap dua langkah naik akan diiringi dengan satu langkah turun. Banyak pendaki yang menyerah di fase ini. Tapi, begitu kamu berhasil melaluinya, semua jerih payahmu akan terbayar dengan keindahan fajar di Puncak Mahameru diiringi rasa lega dan sukacita.

Saat melangkah turun, waspadai zona maut Blank 75 yang bisa merenggut nyawa!

Menjejakkan kaki di puncak menimbulkan perasaan luar biasa dalam dada. Tapi, kamu masih gak boleh lengah, karena bahaya mengintaimu saat menuruni Puncak Mahameru. Zona kematian ini bernama blank 75, yaitu jurang sangat dalam yang berada di pinggir jalur Arcopodo sampai ke puncak semeru. Kalau kurang berhati-hati saat menuruni jalur berpasir, salah-salah kamu bisa nyasar ke zona mematikan ini.

Untuk menghindari zona maut ini, pastikan kamu tidak turun terburu-buru, serta jangan sekali-kali melenceng dari jalur yang umum dilalui pendaki.

Perkiraan itinerary serta bujet pendakian Semeru

Megahnya gunung Semeru

Megahnya gunung Semeru via lumajangsatu.com

Biar lengkap, nih Hipwee sertakan juga perkiraan itinerary dan bujet yang disadur dari berbagai sumber dengan penyesuaian seperlunya.

1. Itinerary pendakian:

Hari 1

06.00–08.00: Kumpul di Stasiun Malang dan koordinasi regu pendakian.

08.00–08.30: Berangkat menuju Pasar Tumpang.

08.30–09.00: Sampai di Pasar Tumpang. Istirahat, melengkapi logistik, dan sewa jeep.

09.00–11.00: Perjalanan menuju Desa Ranu Pani.

11.00–13.00: Sampai di Desa Ranu Pani. Makan siang, registrasi pendakian Gunung Semeru di Pos Resor Ranupani, dan melakukan persiapan mendaki.

13.00–17.00: Perjalanan menuju Ranu Kumbolo.

17.00–05.00: Tiba di Ranu Kumbolo. Camping, makan malam, dan beristirahat.

Hari 2

05.00: Bangun, menyaksikan sunrise di Ranu Kumbolo.

07.00–10.00: Sarapan, packing, dan persiapan melanjutkan pendakian.

10.00–14.30: Perjalanan menuju Kalimati.

14.00–21.00: Pasang tenda, makan siang, dan istirahat sebelum summit attack.

21.00–22.00: Persiapan summit attack.

22.00–04.00: Perjalanan summit attack menuju Puncak Mahameru.

Hari 3

04.00–06.00: Menikmati sunrise di Puncak Mahameru.

06.00–09.00: Turun ke Kalimati.

09.00–10.00: Packing, sarapan, dan persiapan turun ke Ranu Kumbolo.

10.00–12.00: Perjalanan kembali ke Ranu Kumbolo.

12.00–13.00: Makan siang, persiapan turun ke Ranu Pani.

13.00–17.00: Perjalanan pulang ke Ranu Pani

17.00: Kembali ke Malang

2. Perkiraan biaya pendakian

Angkot dari Stasiun Malang–Terminal Arjosari–Tumpang PP: Rp25.000

Jeep Tumpang–Ranu Pani PP: Rp120.000

Perizinan di Pos TNBTS: Rp17.500 x 3 = Rp52.500

Penginapan di dekat stasiun: Rp150.000:2 = 75.000

Logistik: Rp100.000

Total: Rp372.500

Keterangan:

  • Biaya di atas adalah perkiraan, fakta di lapangan bisa sedikit berbeda.
  • Biaya belum termasuk transportasi dari kota masing-masing menuju Malang.

Nah, itulah sejumlah kiat yang bisa Hipwee bagi sebagai referensi buat kamu yang hendak mendaki gunung Semeru. Pastikan kamu melakukan persiapan yang matang dan memahami etika-etika selama mendaki gunung Semeru. Semoga kamu berhasil menjamahi Puncak Abadi Para Dewa!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pengagum senja dan penggubah lamunan menjadi kata. Doyan makan pisang goreng di sela-sela waktunya.

CLOSE