Mengulik ‘Standar Ketinggian’ Saat Tentukan Jodoh. Memangnya Salah, Selektif Sebelum Nikah?

standar jodoh ketinggian

“Kamu kok masih jomlo sih? Standar kamu ketinggian kali”

Advertisement

Mungkin kamu yang saat ini masih merasa nyaman untuk sendiri akan sering menjumpai pernyataan-pernyataan sok tahu tersebut saat bertemu teman atau saudara seumuran yang lebih dulu memiliki pasangan. Setelah kamu renungkan kembali, barangkali akan terbesit pertanyaan seperti “Jangan-jangan iya ya?”. Padahal memiliki standar yang relatif tinggi tak selamanya salah kok saat menentukan pasangan.

Namun, kamu juga mesti tahu standar apa saja yang sebaiknya dipertimbangkan agar kamu tak tetap salah pilihan. Yuk simak pemaparannya di bawah ini!

Jodoh adalah orang yang akan menemanimu seumur hidup, makanya standarnya memang sebaiknya tinggi. Masa mau asal comot sana sini

Harus nurut standar/ Credit: Freepik via www.freepik.com

Pasangan yang akhirnya akan kamu nikahi ini adalah seseorang yang nantinya akan kamu jumpai setiap hari. Tak sekadar bertatap muka, kamu akan menjumpai berbagai masalah yang harus diselesaikan bersama dengannya. Belum lagi  jika masalah yang datang ternyata malah muncul dari dirinya. Padahal saat masalah tak kunjung selesai, kamu tetap akan menjumpainya lagi. Makanya menentukan standar merupakan salah satu hal yang bisa digunakan untuk menyaring masalah-masalah tersebut.

Advertisement

Standar yang ditetapkan sebenarnya tak harus muluk-muluk, yang terpenting kamu dan dia saling tahu visi misi masing-masing

Punya visi misi sama/ Credit: Pinterest via id.pinterest.com

Kamu perlu mempertimbangkan bibit, bebet, bobotnya. Bagaimana latar belakang yang ia miliki dan bagaimana caranya memandang hidup ke depan. Kamu juga perlu memperhatikan kompatibilitas antara kamu dan pasangan, apakah memiliki visi dan misi yang seirama atau justru keterlaluan jauhnya. Jika dari awal saja sudah terlihat cara menghadapi masalah yang berbeda, maka akan ada kemungkinan terjadi berbagai pertengkaran ke depannya.

Tak perlu takut dianggap matre, keadaan ekonomi juga menjadi salah satu yang sebaiknya perlu kamu jadikan standar

Mapan dan tampan/ Credit: Wowkeren via www.wowkeren.com

Hal yang mungkin masih tabu untuk dibicarakan seperti keadaan ekonomi juga harus kamu pertimbangkan lo. Karena dalam kehidupan berumah tangga, ternyata hal inilah yang menjadi salah satu penyebab paling banyak perceraian. Jika saat ini ia masih mengawali karier, kamu perlu memperhatikan bagaimana progresnya. Hal ini tak lantas membuat standarmu menjadi terlalu tinggi kok, tapi demi menghindari permasalahan di kehidupanmu nanti.

Dengan menerapkan berbagai standar yang dianggap orang tinggi, harusnya kamu justru bisa semakin memperbaiki diri

Harus semakin memperbaiki diri/ Credit: Freepik via www.freepik.com

Tak hanya menerapkan standar yang tinggi ke pasangan, kamu juga perlu menerapkan standar tinggi ini ke dirimu sendiri. Alasannya orang yang memiliki standar tertentu akan cenderung mencari orang dengan standar yang paling tidak sama dengan dirinya. Sehingga jika kamu menginginkan seseorang yang cerdas dan berpengetahuan luas, kamu pun perlu menjadi orang serupa sehingga nyambung saat diajak berbicara.

Advertisement

Standar tinggi boleh, apalagi jika kamu bisa mengimbanginya. Akan tetapi, kamu sebaiknya tetap tahu diri

Tetap memantaskan diri/ Credit: Sociable via sociable.co

Memiliki pasangan dengan keadaan ekonomi yang mapan atau memiliki latar pendidikan tertentu boleh-boleh saja kamu terapkan demi memiliki kehidupan yang menyenangkan setelah menikah, namun kamu juga perlu realistis agar tak seperti burung punguk yang merindukan bulan. Kuncinya, kembali lagi di poin sebelumnnya jika ingin mendapatkan yang serupa, maka kamu perlu mengimbanginya.

Memiliki standar yang tinggi dalam memilih pasangan untuk dinikahi tidak masalah kok. Hal ini justru dapat memicumu untuk menjadi pribadi yang juga lebih baik lagi. Lagipula mencari pasangan untuk seumur hidup tidak boleh sembarangan dong.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE