5 Alasan Logis Jadi ‘Supermom’ Itu Sudah Nggak Zaman. Ibu-ibu Juga Manusia Biasa, Kali~

alasan kenapa jadi supermom itu sudah nggak zaman dan logis

Ibu itu harus kuat. Harus tangguh. Nggak boleh sakit. Nggak boleh jelek. Nggak boleh marah.

Banyak banget beban citra yang harus para ibu tanggung sejak dulu. Mulai dari citra seorang ibu yang harus sabar dan lemah lembut sepanjang waktu, sampai seorang ibu nggak boleh memikirkan diri sendiri dan harus selalu mengedepankan keluarga. Ya, dulu memang citra ibu harus seperti itu, seratus persen jadi penopang keluarga tempat tumpuan suami dan anak-anak. Padahal, bukankah ibu itu juga manusia?

Sejak kemunculan para ibu milenial, agaknya glorifikasi tentang supermom mulai bergeser. Para ibu mulai sadar, kewarasan diri itu lebih penting dari citra sempurna yang harus selalu ditunjukkan ke semua orang. Ibu juga manusia biasa, yang kadang bisa capek, stres, jengkel, sedih dan butuh memikirkan diri sendiri. Untukmu yang masih ragu-ragu, ini lo 5 alasan logis kenapa sosok ibu sempurna itu harusnya sudah harus mulai ditinggalkan. Bukankah ibu yang baik nggak melulu harus berjuang mati-matian jadi sempurna sampai mengabaikan tubuh dan mentalnya sendiri?

1. Ibu itu juga manusia. Terkadang ibu juga butuh istirahat setelah 24/7 beraktivitas dari pagi-pagi buta sampai malam, ketika anak dan suami sudah beristirahat

Santai via www.pexels.com

Mengambil waktu me time itu sama sekali nggak egois. Sesekali menitipkan anak ke suami alias AYAH yang juga harusnya sama-sama bertanggung jawab mengurus anak itu sah-sah saja, supaya kamu bisa beristirahat menikmati waktu untuk diri sendiri. Pergi jalan sama teman, ke spa atau salon untuk merawat diri atau mengambil waktu tidur sesorean itu sangat wajar dan nggak dosa. Toh kalau ibu bahagia, seluruh keluarga juga kena dampaknya.

2. Ibu juga terkadang bisa baper, bisa sensian, tersinggung dan kadang ya bisa jengkel saat ada hal yang mengganjal di hatinya. Meluapkan itu semua sehat-sehat saja kok, justru bahaya kalau dipendam

Sedih 🙁 via www.pexels.com

Istri yang sehat mentalnya itu adalah istri yang bisa terbuka dengan suami. Bukan bermaksud jadi tukang ngeluh, tapi menumpahkan isi hati secara jujur kepada suami itu wajar selama itu diungkapkan dengan cara yang benar. Nggak ada tuh cerita ibu itu selalu bak malaikat, yang selalu happy dan nggak ada masa-masa jengkelnya

3. Wajar kok kalau sesekali ibu mengomel dan marah-marah. Ya, daripada semua dipendam toh yang penting kamu tahu porsinya bagaimana

Asal nggak main fisik, nggak masalah kok kalau kamu kelepasan marah dan mengomel. Namanya juga manusia. Daripada ibu nanggung semua sampai stres, depresi dan ujung-ujungnya meledak nggak karuan.

4. Ibu itu juga manusia dan bisa sakit. Jadi kalau sakit, jangan sungkan untuk minta pengertian dari suami~

Sakit itu manusiawi kok~ via www.pexels.com

Jatuh sakit itu tanda tubuhmu sudah memberi sinyal, kalau kamu butuh istirahat lebih banyak. Nggak usah sok kuat, ibu juga manusia biasa yang juga bisa sakit. Nggak usah merasa berdosa~

5. Ibu itu bebas menentukan pilihan, selama bisa mempertanggungjawabkan semuanya. Mau bekerja atau di rumah saja, bukan urusan orang lain untuk mendikte. Pun soal penampilanmu

agar waras via www.pexels.com

Kamu bisa bekerja di kantor, bekerja dari rumah atau sepenuhnya mengurus anak dan suami sesuai panggilanmu. Nggak perlu malu, sungkan atau bungkam saat membicarakan pilihanmu. Itu bebas kok, kamu punya hak. Yang penting kan kewajiban sebagai istri dan suami tetap diselesaikan dengan penuh tanggung jawab. Begitu pun dalam berpenampilan, nggak ada cerita ibu harus bebas cela setiap waktu. Mau gendut, kurus, dasteran atau berbaju pesta tiap hari di rumah habis habis lahiran, itu pilihanmu!

Ibu itu nggak harus jadi sempurna. Yang penting, apa pun yang dilakukan sudah didiskusikan dengan baik bersama suami. Nggak ada cerita deh demi mengikuti citra ibu hebat dan sempurna, kamu sampai mengorbankan kewarasan. Bukankah ibu yang sehat dan waras itu jauh lebih baik daripada ibu yang tampak sempurna~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and bookshop lover.