Patut Ditiru, Ini 5 Poin Penting Parenting di Jepang Tentang Disiplin dan Kemandirian

japanese parenting

Jepang dikenal sebagai salah satu negara paling maju di dunia. Salah satu faktor yang membuat Jepang disebut negara maju adalah kualitas sumber daya manusianya. Penduduk Jepang dikenal punya sifat disiplin, tertib dan sopan. Pertanyaannya, kok bisa sih orang-orang Jepang punya kedisiplinan setinggi itu?

Advertisement

Kedisiplinan dan sifat baik orang-orang Jepang tentu nggak muncul begitu saja. Sifat-sifat ini telah diajarkan pada mereka sejak mereka masih kecil dan dilakukan secara turun temurun. Itu berarti orang tua di Jepang punya pola asuh yang unik dan efektif demi membentuk generasi mereka menjadi orang-orang yang disiplin dan taat pada peraturan. Seperti apa sih pola asuh para orang tua di Jepang? Simak yuk ulasan lengkapnya berikut ini yang dilansir dari berbagai sumber~

1. Orang tua di Jepang selalu menekankan pada anak bahwa mereka harus mandiri dalam segala urusan dan memperlakukan setiap orang secara setara

Orang tua di jepang/Credit: Benesse

Sebelum masuk ke poin pertama, kita harus tahu kalau orang Jepang punya pola asuh yang paling mendasar. Di antaranya adalah menumbuhkan kelekatan, empati dan harmoni. Berbeda dengan di negara-negara barat, hubungan antara ibu dan anak di Jepang terkenal begitu dekat. Bahkan ada yang orang tua di Jepang sangat mengutamakan kedekatan fisik dengan anak-anaknya. Uniknya mereka nggak mudah memberikan pelukan pada anak-anak mereka. Mereka percaya bahwa hal tersebut bisa membuat sang anak lebih mandiri, kuat dan disiplin.

Di samping memberikan afeksi dengan kontak fisik, orang tua di Jepang mengharuskan anak-anaknya mandiri. Nggak heran banyak anak-anak di Jepang pergi ke sekolah sendirian meski harus naik bis kota atau kereta api dengan jarak yang cukup jauh. Dengan membiarkannya mandiri anak akan banyak belajar sendiri soal kehidupan sosial, toleransi dan menghargai serta memperlakukan orang lain secara setara. Tentu saja pola asuh membiarkan anak pergi sendirian ini berkaitan dengan kepercayaan orang tua pada sistem keamanan negara. Seperti kita tahu, negara Jepang punya tingkat kriminalitas yang rendah dan cenderung aman bagi anak-anak.

Advertisement

2. Berbeda dengan orang tua di negara lain, di Jepang, orang tua nggak membicarakan anak-anak mereka pada orang lain. Hal ini dianggap privasi bagi mereka

Ibu Jepang bersepeda bersama anaknya/Credit: Nextshark

Selanjutnya adalah poin yang paling membedakan pola asuh di Jepang dan di negara-negara lain. Di negara lain, termasuk di Indonesia para orang tua saling membicarakan anak mereka. Sebut saja membanggakan prestasi, membicarakan perilaku nakal anaknya sampai curhat soal masalah kesehatan. Nah orang tua di Jepang justru sebaliknya. Mereka nggak pernah mau membicarakan soal kehidupan anaknya pada orang lain.

Mereka cenderung merahasiakan kehidupan pribadinya, termasuk kehidupan sang anak. Umumnya ibu-ibu Jepang hanya memberitahukan hal yang mendasar seperti anaknya ikut klub basket atau berkuliah di salah satu Universitas. Sebenarnya kerahasiaan ini berkaitan dengan persaingan mengasuh anak di antara orang tua. Para orang tua sering menekan anaknya untuk sukses dan masuk ke universitas terbaik demi masa depan yang cemerlang.

3. Orang tua di Jepang selalu memberikan contoh baik bagi anak-anak mereka dan berperilaku sebagai panutan. Mereka juga secara langsung mengajarkan pada anak-anaknya bahwa keluarga adalah hal terpenting

Advertisement

Ibu Jepang menyuapi anak-anaknya/Credit: sos via

Agak aneh rasanya jika kita sebagai orang tua menasehati anak tapi kita sendiri nggak mencontohkan perilaku baik. Orang tua di Jepang selalu berusaha memperlihatkan pada anak-anak mereka sifat-sifat baik untuk ditiru. Meski begitu mereka nggak akan membiarkan anak-anaknya berusaha sendiri, mereka akan memberikan contoh sekali agar sang anak bisa mengerti dan menyadari bahwa orang tuanya adalah panutan.

Selanjutnya, orang tua di Jepang mendidik anaknya untuk percaya bahwa keluarga adalah hal yang paling penting dalam hidup. Jika orang tua sibuk bekerja, mereka akan lebih memilih mempercayakan anaknya pada kakek atau nenek untuk mengurusinya. Orang tua di Jepang sangat menghindari menggunakan pengasuh anak meski mereka sibuk bekerja. Nggak heran, setiap kita menonton film Jepang kita selalu melihat bahwa orang Jepang punya kultur keluarga yang harmonis, dekat dan hangat.

4. Soal edukasi, orang tua di Jepang nggak begitu membatasi tontonan, bacaan atau apa yang anak mereka dengarkan. Selain itu orang-orang tua Jepang sangat peduli pada budaya menyiapkan bekal anaknya agar gizi mereka terpenuhi secara sempurna

Ibu menyiapkan bekal untuk anaknya/Credit: Japanfilmfestival

Selanjutnya adalah budaya menyiapkan bekal. Seperti yang sering kita tonton dalam film atau anime, Jepang sangat memperhatikan soal bekal makanan. Para ibu Jepang bahkan menetapkan standar tinggi untuk bekal anak-anak mereka. Para ibu rela bangun pagi untuk menyiapkan makanan yang sehat sekaligus membuatnya terlihat cantik. Biasanya bekal makanan anak-anak Jepang antara lain; ikan, sayuran, tahu, rumput laut, dan bola nasi. Hal ini juga didukung dengan kantin atau penyediaan makan siang yang bernutrisi di sekolah-sekolah.

Selain itu orang Jepang nggak pernah membatasi tontonan, bacaan atau musik anak-anak mereka. Mereka percaya bahwa semua hal tersebut membuat kehidupan dan edukasi anak-anak mereka seimbang.

5. Terakhir, orang tua Jepang akan mendekatkan anak-anak mereka dengan alam dan dengan serius mendidik mereka dengan cerita legenda turun temurun

Keluarga Jepang piknik/Credit: Masterlife

Terakhir adalah hal yang sangat krusial. Orang tua di Jepang selalu mendekatkan anak-anak mereka dengan alam. Orang tua Jepang percaya bahwa tumbuh bersama alam adalah hal yang paling sempurna bagi anak-anak mereka. Nggak mengherankan, setiap akhir pekan banyak keluarga yang pergi piknik ke taman atau camping di hutan bersama-sama.

Nggak cuman itu, keunikan cara mendidik orang Jepang terletak pada cara mereka memberi pesan moral pada anak-anaknya. Orang tua Jepang kerap menggunakan cerita legenda. Misal mereka menceritakan sebuah legenda hukuman jika anak nggak memakan sayuran atau nggak mau menghabiskan makanan. Dengan cerita-cerita tersebut anak-anak Jepang akan terbiasa makan sayuran dan nggak menghamburkan makanan sebagai bentuk penghargaan bagi mereka yang memasak.

Nah, memang ya beda negara, beda pula pola asuhnya. Beda keluarga, tentu beda pula cara mendidiknya. Semoga artikel ini bisa memberikan wawasan dan pencerahan baru buat para ibu dan ayah demi masa depan anak-anak kita yang lebih baik. Yuk ambil baik-baiknya dan sesuaikan dengan kebutuhan dan budaya di keluarga kita masing-masing 🙂

Follow Mamin di Instagram @hipweeyoungmom atau gabung ke Support Group di Whatsapp juga yuk. Media curhat yang fun, menghadirkan konten-konten inspiratif dan terpercaya buat para moms #KarenaSemuaIbuBerhakBahagia

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Represent

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE