Pahami 4 Tingkat ‘Robekan’ Saat Lahiran Normal. Habis Lihat Ini, Masih Mau Durhaka Sama Ibu?

jenis robekan persalinan normal

Ibuk dulu pas ngelahirin kamu itu jahitannya sampai berminggu-minggu baru sembuh lo!”

Advertisement

Mungkin dulu kamu mengira hal tersebut hanya dilebih-lebihkan, tapi bisa jadi yang dikatakan ibumu ada benarnya lo. Bahkan, di beberapa kasus, ada saja seorang ibu yang trauma untuk kembali melahirkan karena prosesnya yang terlalu menyakitkan. Ya, tapi banyak juga kok yang berhasil mengatasi rasa traumanya dan nggak takut untuk melahirkan lagi.

Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, kali ini Hipwee Young Mom akan sedikit memberi gambaran bagaimana perjuangan sang ibu melahirkan kamu dulu (dan mungkin akan kamu hadapi juga kelak) seperti dilansir dari laman The Asian Parent Indonesia yang salah satunya adalah dengan mengulik tingkatan robekan saat melahirkan yang mungkin terjadi saat lahiran secara normal. Simak sampai akhir ya!

1. Robekan ini tidak selalu terjadi saat persalinan normal, namun ada kondisi tertentu yang bisa menjadi penyebabnya

Hamil sungsang jadi penyebab via jabar.tribunnews.com

Otot yang berada di antara vagina dan anus sebenarnya elastis, namun ternyata robekan ini cukup umum terjadi. Penyebabnya ada beberapa seperti kejadian pada kelahiran pertama atau bisa juga terjadi jika bayi sungsang. Bayi yang memiliki berat lebih dari 4 kg juga mungkin menjadi penyebab robekan ini. Terakhir bayi yang lahir dengan forceps dapat pula membuat sang ibu lebih rentan mengalami kondisi ini.

Advertisement

2. Tahapannya ada beberapa, 60-70% harus mengalami jahitan. Tingkat pertamanya terjadi di permukaan kulit

Tahap satu via www.slideshare.net

Robekan tingkat satu masih aman karena terjadi hanya di permukaan kulit dan biasanya tidak menimbulkan pendarahan. Tanpa perlu dijahit, luka ini biasanya akan sembuh scara alami. Untuk mencegah hal ini, di trimester ketiga ibu hamil disarankan mengikuti senam hamil. Agar semakin lentur, calon ibu juga bisa memijat daerah perineum untuk mengurangi trauma pada vagina.

3. Robekan tingkat kedua sebenarnya bisa sembuh tanpa jahitan namun penyambuhannya akan berlangsung dengan sangat lama

Tahap dua via www.slideshare.net

Robekan tingkatan kedua ini biasanya lebih dalam hingga merobek otot dan kulit. Jahitan dilakukan untuk menghentikan pendarahan, mencegah infeksi hingga merapatkan luka. Robekan ini terjadi saat persalinan berlangsung lama dan membutuhkan bantuan alat bantuan seperti vakum.

4. Robekan tingkat tiga hanya dialami oleh sedikit orang, hal ini sengaja dilakukan untuk memperluas jalan lahir atau episiotomi

Tahap tiga via www.slideshare.net

Robek yang terjadi di tingkat ini biasanya lebih dalam lagi dan parah hingga mempengaruhi kulit dan otot-otot perineum, bahkan bisa jadi robeknya melewati otot sekitar anus. Saat terjadi robekan ini, bisa dipastikan ibu akan mendapatkan jahitan. Tapi, tenang karena menurut Mother and Baby , hanya ada 1 dari 100 kelahiran normal yang mengalami ini. Jahitan yang ditinggalkan pun tak perlu diambil kembali dan tidak meninggalkan bekas yang berarti.

Advertisement

5. Robekan tingkat empat bukan hanya terjadi di kulit dan otot, tapi hingga mengenai bagian anus dan usus besar!

Tahap empat via www.slideshare.net

Karena robekan tingkat keempat terjadi hingga di bagian anus ke usus besar, maka untuk penanganannya dibutuhkan jahitan yang perlu dilakukan di ruang operasi. Sang ibu akan diberikan anestesi untuk menanggulangi rasa sakit. Bahkan, kadang diperlukan anestesi total lo. Untuk buang air, biasanya memakai kateter agar pemulihan lebih cepat.

Meskipun terdengar menyeramkan, tapi tingkatan tiga dan empat jarang sekali ditemui kok. Pun, kamu bisa mulai mengantisipasi dengan rutin mengikuti kelas senam ataupun melakukan pijatan pada saat masih hamil. Jangan pula cemas soal bekas robekannya, karena biasanya dokter atau bidan yang berpengalaman akan mengantisipasi robekan yang tak beraturan dengan melakukan episiotomi sehingga alur robekannya lebih ‘rapi’ dan mudah diperbaiki.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE