Tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional, memperingati sosok yang selama ini identik dengan kata sifat kuat di kehidupan ini. Akan tetapi, seringkali banyak yang lupa kalau mereka kadang bisa jadi sosok yang perasa juga. Banyak yang berkata sembarangan terkait perannya menjadi seorang ayah yang kadang tanpa sadar bisa menyakiti tak hanya hatinya sendiri namun juga hati orang di sekitar seperti istri.
Mungkin kalimat-kalimat yang diucapkan dianggap sebagai bentuk basa-basi, opini, atau sekadar kepo belaka. Padahal dampaknya bisa bikin overthinking semalaman. Nah, mulai sekarang kita kurangi yuk mengucapkan beberapa kalimat nggak peka berikut ini!
ADVERTISEMENTS
1. Mungkin niatnya bercanda, tapi mengatai suami menjadi sosok yang lemah cuma karena mengerjakan pekerjaan rumah sudah sangat ketinggalan zaman
Wah wah suami kok mengerjakan pekerjaan rumah, takut sama istri ya? Haha~
Diiringi suara tawa yang membuat kalimat tersebut makin menyebalkan untuk didengar. Padahal pekerjaan rumahan sudah sebaiknya dikerjakan berdua atau sesuai dengan kesepakatan selama masing-masing tak ada yang merasa keberatan. Menganggap hal tersebut dilakukan karena takut istri sungguh sangat ketinggalan zaman.
ADVERTISEMENTS
2. Ketika istri bekerja mungkin ada banyak sekali alasan di sebaliknya, bukan melulu karena suami yang nggak jago cari nafkah
Kasihan istri harus kerja begitu pasti suaminya nggak jago cari nafkah.
Kalaupun istri bekerja karena tuntutan kebutuhan, orang di sekitar tetap tak memiliki hak untuk berkomentar demikian. Lagipula, bisa saja sang istri memang menginginkan untuk bekerja demi aktualisasi dirinya sendiri.
ADVERTISEMENTS
3. Ketika istri memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga, ternyata tetap ada saja yang menganggapnya salah dan mengira suami tak memberi izin bekerja
Padahal pendidikannya tinggi, tapi kok nggak diizinin kerja sih?
Lagi-lagi keputusan untuk menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga merupakan keputusan masing-masing yang bisa jadi sudah dibicarakan berdua. Mungkin ada banyak pertimbangan di sebaliknya, bukan melulu karena suami yang tak memberikan izin.
ADVERTISEMENTS
4. Ketika suami yang harus banting tulang dan pulang malam akan ada saja yang berspekulasi yang tidak-tidak. Hih!
Istri sudah lelah di rumah, eh suami malah pulang larut begini. Kasihan juga lo anaknya jadi nggak kenal.
Ternyata ada juga yang berprasangka yang tidak-tidak ketika seorang ayah pulang malam atau kurang waktu dengan keluarga. Hal ini juga berlaku ketika pasangan sedang LDM. Padahal bisa jadi suami pulang larut malam karena lembur atau jauh-jauhan demi bisa memenuhi kebutuhan.
ADVERTISEMENTS
5. Tak ada seorang pun yang suka dibanding-bandingkan, termasuk ayah dengan ayah yang lainnya
Itu Pak X bisa ngajakin istrinya liburan dan nyewa ART, kamu kok nggak? Bukannya kerjaannya sama ya?
Cita-cita sebagian besar ayah adalah membahagiakan keluarganya, kalau belum bisa melakukan hal-hal yang terlihat mungkin ada hal lain yang dikerjakan. Lagipula, prioritas dan kebutuhan setiap keluarga itu berbeda. Rasanya kurang bijak jika membanding-bandingkan.
ADVERTISEMENTS
6. Mau punya anak saat ini atau tidak merupakan keputusan pasangan yang menjalani, kalau tak tahu ceritanya lebih bijak kita tak mengomentari
Udah lebih dari satu tahun nikah kok belum isi, coba cek kesehatan deh!
Sepertinya sih peduli dan perhatian ya tapi secara nggak langsung hal ini melukai hati ayah lo. Mungkin saja pasangan ini juga belum ingin memiliki anak untuk saat ini atau memiliki kondisi yang lainnya.
Beberapa kalimat tersebut mungkin secara nggak sadar sering diucapkan, padahal ternyata ayah yang mendengarkannya ternyata kepikiran melulu. Bukan hanya dia, orang terdekat seperti istri atau orang tua juga bisa saja merasa ikut sakit hati.