Mengenal Polihidramnion, Kondisi Air Ketuban Berlebihan Saat Hamil. Bahaya Kah?

mengenal polihidramnion

Sebagai calon ibu, menanti kelahiran sang buah hati tentu menjadi momen membahagiakan. Segala persiapan pun dilakukan demi menyambut si kecil hadir ke dunia. Namun, masa-masa kehamilan juga bisa menjadi masa yang mengkhawatirkan bagi si Ibu.

Advertisement

Salah satu yang patut dikhawatirkan oleh para calon ibu adalah ketika terjadi penumpukan air ketuban yang berlebih pada masa kehamilan. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan polihidramnion. Mengutip haibunda.com , Polihidramnion dialami 1 persen ibu hamil. Situasi ini terjadi saat indeks cairan amnion (AFI) lebih dari 24 cm dan ukuran kantung vertikal maksimum (MVP) lebih dari 8 cm. Yuk, mengenal lebih lanjut tentang gangguan kehamilan yang satu ini.

1. Penyebab gangguan kehamilan ini beragam, mulai dari kondisi kromosom yang abnormal hingga diabetes pun menjadi pemicunya

Dilansir dari laman alodokter.com , pada kasus polihidiramnion, volume air ketuban dapat meningkat dengan sangat cepat hingga mencapai 2 atau hingga 3 liter pada kasus yang parah. Janin berperan dalam mengendalikan volume air ketuban dengan cara menelannya dan mengeluarkannya kembali sebagai urine. Polihidramnion terjadi saat keseimbangan ini terganggu.

Serangkaian faktor pun menjadi pemicu mengapa gangguan ini bisa terjadi. Beberapa di antaranya seperti gangguan kesehatan pada janin, ibu hamil yang menderita diabetes, berbagai infeksi, penumpukan cairan pada salah satu bagian tubuh janin, serta kondisi kromosom yang abnormal.

Advertisement

2. Apabila kamu merasakan gejala kontraksi dan kesulitan bernapas saat hamil, kamu wajib untuk waspada

Mengetahui gejala gangguan kehamilan ini sedari awal dapat membantumu untuk lebih waspada. Dilansir dari alodokter.com , selama masa kehamilan, tubuh ibu akan mengalami berbagai perubahan. Sehingga, Polihidramnion pun sulit dideteksi. Terutama Polihidramnion ringan yang berkembang secara bertahap, sehingga gejalanya tidak bisa terlihat secara jelas.

Polihidramnion dapat menimbulkan gejala jika kondisi sudah semakin parah hingga rahim atau organ sekitarnya terdesak oleh tekanan air ketuban. Gejala-gejala yang ditunjukkan ketika si Ibu menderita Polihidramnion antara lain kesulitan bernapas, dinding perut membesar, kontraksi, dan posisi janin tidak baik atau sungsang.

3. Bila kamu mengalami gejala-gejala tersebut, kamu tidak perlu panik. Segera hubungi dokter kandunganmu untuk mendapatkan pengananan pengobatan

Untuk memastikan apakah sang Ibu mengalami Polihidramnion atau tidak, sangat disarankan untuk melakukan USG atau memeriksakan darah untuk mengetahui kemungkinan gejala diabetes. Saat terdiagnosis Polihidramnion, kehamilan pasien perlu diamati secara lebih rutin dan saksama oleh dokter. Penanganan oleh dokter kandungan sangat disarankan untuk mengetahui penyebab utama dari Polihidramnion ini.

Advertisement

4. Tidak melulu parah, dalam kondisi ringan, Polihidramnion bisa hilang dengan sendirinya

Meski terlihat cukup mengkhawatirkan, kondisi Polihidramnion tidak selalu berat atau parah. Gejala yang ringan umumnya akan hilang dengan sendirinya tanpa harus melalui tahap penanganan khusus. Pasien biasanya akan disarankan untuk beristirahat sebanyak mungkin oleh dokter dan menjalani pemantauan rutin.

5. Supaya kondisi selalu termonitor, tetap perhatikan kesehatan janin dengan tidak melakukan aktivitas-aktivitas berat dulu, ya

Pregnant woman at the doctor. Ultrasound diagnostic machine. ultrasound transducer woman pregnant doctor prenatal care clinic concept via www.123rf.com

Sangat penting menjaga kesehatan dan keselamatan janin selama fase kehamilan. Apabila kamu merasa terlalu banyak beraktivitas hingga menyebabkan kelelahan, ada baiknya untuk mengurangi intensitas aktivitasmu. Selain itu, kamu wajib untuk menjaga pola makan supaya asupan gizi selalu seimbang.

Kurangi makanan yang memiliki kadar gula yang tinggi, karena salah satu penyebab polihidramnion adalah diabetes. Tentu gejala ini akan semakin riskan apabila kamu sudah memiliki riwayat diabetes sebelumnya dari keluarga.

Setelah mengenal polihidramnion, semoga kamu bisa lebih berhati-hati dan semakin memperhatikan kondisi kehamilanmu, ya. Asal kamu selalu sigap dan rajin memeriksakan kehamilan ke dokter, pasti kondisi si jabang bayi akan baik-baik saja hingga menunggu waktu ia terlahir di dunia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

An avid reader and bookshop lover.

CLOSE