Parenting Bijak Ala Shireen Sungkar; Tanamkan Tauhid dan Sabar Sejak Dini. Menginspirasi!

Parenting ala Shireen Sungkar

Menghadapi perilaku anak usia 3 hingga 7 tahun kadang menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Di usia tersebut anak punya rasa ingin tahu yang tinggi, tapi belum memiliki managemen emosi yang baik. Nggak jarang perilaku anak yang mudah marah bahkan tantrum justru membuat Moms ikut marah. Apalagi jika Moms punya anak di usia tersebut lebih dari satu. Wah, Moms harus punya stok sabar yang banyak nih untuk menghadapi drama anak-anak!

Advertisement

Hal tersebut juga dialami oleh mantan pesinetron Shiren Sungkar, lo. Anak pertama Shireen bernama Adam baru berusia 7 tahun, sementara adiknya Hawa dan Shafiyya masing-masing berusia 5 dan 3 tahun. Shireen mengakui jika anak-anaknya sering banyak drama kakak beradik, mulai dari berebut mainan hingga saling cemburuan. Nggak jarang hal tersebut membuat Shireen hampir ikut terpancing emosinya. Namun, Shireen selalu berusaha bersikap bijak, terutama saat mereka berebut mainan dan berbohong. Hal tersebut Shireen ungkap saat sharing tentang parenting di channel YouTube Oki Setiana Dewi . Penasaran seperti apa cara Shireen menghadapi tingkah anak-anaknya? Yuk Moms, simak informasi berikut ini!

Shireen berusaha bijak saat menghadapi anak yang berebut mainan. Ia nggak akan membela salah satu anak dan membiarkan mereka untuk memertahankan pendiriannya

Menurut Shireen berebut mainan di usia anak-anaknya adalah hal yang sangat wajar. Bahkan hal tersebut bukan hal yang buruk karena bisa mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalah, mengelola emosi, memertahankan pendirian dan berbagi. Saat anak-anaknya berebut mainan, Shireen berprinsip nggak akan membela salah satu anak karena hal tersebut akan menimbulkan kecemburuan.

Advertisement

Biasanya Shireen akan mengawasi anak-anaknya yang bertengkar dan membiarkan mereka memertahankan pendirian dan ego mereka tanpa ikut campur sedikit pun. Shireen akan bertindak jika mereka mulai main fisik misalnya memukul dan menggigit atau saat pertengkaran sudah reda. Hal tersebut Shireen lakukan supaya anaknya bisa memahami pendiriannya dan nggak mudah ikut-ikutan orang lain saat besar nanti.

Shireen memang memahami jika sharing adalah hal baik yang patut diajarkan pada anak, tapi menurutnya nggak semua hal harus dibagi dengan orang lain. Ada saatnya anak harus memertahankan haknya, ada saatnya harus berbagi. Biasanya Shireen akan mengajarkan berbagi dengan memasukkan nilai-nilai tauhid. Misalnya jika posisinya mainan kakak direbut adik dan adik kalah, maka Shireen akan mendekati si kakak untuk bicara. Misalnya seperti  ini:

Advertisement

“Kak, tahu nggak, Allah itu suka dengan orang yang berbagi lo. Kakak mau nggak disukai Allah, disayangi Allah? Kalau mau, kakak bisa berbagi mainan dengan adik ya.”

Saat menghadapi anak yang berbohong, Shireen berusaha sebisa mungkin membuat anak nggak merasa dituduh dan nggak emosi saat meminta anak untuk jujur

Misalnya, saat Adam ketahuan bohong Shireen akan mengajak anaknya bicara 4 mata, tanpa adik-adiknya. Hal tersebut Shireen lakukan supaya Adam nggak merasa dipermalukan di depan adik-adiknya. Kemudian Shireen akan mengajarkan nilai-nilai tauhid pada Adam, misalnya seperti ini:

“Kamu tahu nggak kalau Allah menciptakan mulut untuk apa? Mulut itu untuk berkata baik dan nggak berbohong. Allah nggak suka dengan orang yang berbohong. Coba jujur deh, kamu bohongkan?”

Cara tersebut biasanya efektif untuk membuat Adam mau berkata jujur. Shireen selalu berusaha menerapkan hal tersebut, supaya anak-anaknya nggak segan untuk berbagi cerita dengannya. Selain itu, Shireen selalu berusaha memberikan bukti kebohongan anaknya misalnya melalui CCTV, supaya anak nggak merasa tertuduh. Namun, jika nggak ada CCTV Shireen akan mengajarkan nilai tahuid lain misalnya seperti ini, “Kamu tahu kan kalau Allah Maha Melihat, kalau Mama nggak tahu kamu bohong, Allah tetap tahu kok. Allah nggak suka lo sama orang yang berbohong.”

Shireen berusaha nggak terpancing untuk marah dan berteriak saat anaknya tantrum, ia justru memilih membiarkan anaknya merasakan kesedihan atau emosinya sendiri

Menurut Shireen anak yang tantrum nggak akan paham saat diajak bicara, apalagi jika dimarahi. Anak yang tantrum hanya ingin mengungkap emosinya apalagi anak yang mengalami speech delay. Jadi biarkan mereka keluarkan semua dulu baru diajak bicara. Orang tua hanya perlu mengawasi anak, jangan sampai ia melukai diri sendiri dan orang lain. Jika butuh sentuhan fisik, maka cukup peluk atau elus-elus punggung dan kepalanya untuk membuat anak lebih tenang dan merasa dipahami.

Setelah anak tenang, biasanya Shireen akan mendekatinya dan bicara perlahan. Pertama, bantu anak mengakui perasaannya, misalnya “Mama tahu kamu sedih dan kesal. Sini Mama peluk, biar lebih tenang. Nggak papa kok kalau kamu mau sedih dan marah. Tapi Mama nggak akan marah. Kalau Mama salah, Mama minta maaf ya?” Kalimat tersebut biasanya efektif membuat anak-anak tenang. Jangan lupa sampaikan permintaan maaf, supaya anak juga belajar memberi maaf dengan mudah. Kedua, bantu anak mencari solusi dengan cara memberikan pilihan-pilihan untuk disetujui bersama.

Ketiga, jika orang tua merasa marah dengan perilaku anak maka ungkapkan saja, tapi dengan nada lembut. Misalnya seperti ini, “Mama nggak suka kalau kamu bersikap seperti tadi” atau “Mama kecewa kalau kamu nggak baik”. Hal tersebut lebih mudah dipahami anak daripada berteriak atau marah-marah dengan nada tinggi.

Mengajarkan nilai-nilai tauhid pada anak memang nggak mudah, tapi orang tua bisa membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari dari hal kecil

Shireen membiasakan menerapkan nilai-nilai tauhid melalui peristiwa yang anak-anaknya alami. Misalnya saat anak terjatuh, maka Shireen akan membacakan doa di depan anak lalu meniup lukanya. Shireen pun akan menjelaskan bahwa zat yang Maha Penyembuh adalah Allah, jadi hanya Allah yang bisa menyembuhkan. Hal tersebut akan membuat anak merasa takut dan ketergantungan dengan Allah.

Nah, Moms itulah tips parenting ala Shireen Sungkar yang telah ia terapkan pada ketiga anak-anaknya. Shireen memang dikenal cukup berhasil menerapkan nilai-nilai tauhid pada anak untuk mengelola emosinya. Tips tersebut bisa Moms tiru lo, untuk membantu manajemen emosi anak dan orang tua. Intinya sih, orang tua harus punya stok sabar yang banyak dan bisa memahami kondisi anak. Supaya nggak mudah terpancing marah, hingga akhirnya melukai hati anak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Seorang makmum yang taat :)

CLOSE