ARTJOG 2020 akan Hadir dengan Tema Time (to) Wonder. Jangan Sampai Ketinggalan!

Tema ARTJOG 2020

Sejak akhir 2018, ARTJOG Arts in Common telah mematok tiga kata kunci untuk rangkaian penyelenggarannya selama tiga tahun, yakni ‘ruang’, ‘waktu’ dan ‘kesadaran’. Ketimbang menempatkan ketiganya sebagai konsep yang terpisah satu sama lain, ARTJOG merancang fokus kuratorialnya sedemikian rupa sehingga ketiganya saling melengkapi dan menegaskan: Sebuah tema yang diusung oleh satu edisi pameran ditempatkan saling berhubungan dengan dua lainnya. Hanya dengan cara inilah, agenda Arts in Common (2019-2021) dapat termanifestasikan secara koheren sebagai sebuah seri pameran.

Advertisement

Dalam pameran ARTJOG MMXIX, gagasan tentang ‘ruang’ kemudian dibingkai ke dalam tajuk ‘common space’. Di sini, ‘ruang’ pertama-tama difahami sebagai dunia di mana kita hidup: sebuah matra di mana segala sesuatu dimungkinkan hadir secara simultan pada momen yang sama. Tapi secara lebih spesifik, ‘ruang’ yang dimaksud adalah ruang ekologis, yang pengertiannya dipengaruhi oleh konteks dan perspektif sejaman.

Salah satu arahan kuratorial common space adalah bagaimana seniman dan publik secara bersama-sama dapat membangun kesadaran tentang ruang yang lestari, antara manusia, flora, fauna dan seisi alam. Arahan ini dianggap mendesak mengingat kerusakan ekosistem alam khususnya di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir telah mencapai tingkat yang tidak bisa ditolerir lagi.

Heri Pemad menjelaskan tema ARTJOG 2020

Secara singkat, Time to Wonder adalah undangan untuk memaknai ihwal waktu melalui praktik seni. Untuk ARTJOG Arts in Common isu tentang waktu mendesak untuk dikemukakan karena sejumlah hal.

Advertisement

Pertama, secara mendasar, praktik seni dapat menjadi refleksi mendalam atas pemahaman manusia terhadap suatu fenomena pada suatu jaman. Meski tidak selalu termanifestasikan dalam kesimpulan-kesimpulan yang terformulasi secara objektif dan sistematis (seperti dalam sains), eksperimen kreatif para seniman mampu menyingkap—secara idiosinkratik dan kadang tak terduga—berbagai misteri dunia yang tak terpecahkan. Singkatnya, ARTJOG percaya sepenuhnya pada kapasitas seni untuk menyingkap dimensi-dimensi pemahaman manusia yang tersembunyi, tak terpikirkan dan tiada terpermanai.

Kedua, nyatanya sudah lama sekali praktik seni rupa mempersoalkan ‘waktu’—dalam keluasan spektrum pengertiannya. Sejarah telah membuktikan bagaimana para seniman menyumbangkan gagasan-gagasan yang menarik—secara langsung maupun tidak—tentang waktu. Dalam ulasan banyak sejawaran seni, karya-karya para Surrealis dan Kubis pada awal abad ke-20, misalnya, seringkali diulas sebagai capaian artistik modern yang beresonansi langsung dengan teori relativitas Einstein. Perkembangan seni performans, video (video art) dan bunyi (sound art) pada 1960-an, dan seni media baru—sebagai seni digital atau seni komputer, pada 1980-an’—di pihak lain, dianggap memperkaya dimensi estetik ‘seni rupa’ dengan elemen waktu.

Advertisement

Gading Paksi menjelaskan aneka program di ARTJOG 2020

Ketiga, judul ARTJOG MMXX Time (to) Wonder juga dimaksudkan sebagai suatu undangan untuk memaknai ‘hari ini’ (bukan suatu kebetulan jika hal ini beririsan langsung dengan keberadaan ARTJOG sebagai sebuah festival seni rupa kontemporer yang konon selalu berurusan dengan kemutakhiran dan kekinian). Namun harus diakui, bagi tim kurator ARTJOG, ini adalah agenda yang beresiko namun sekaligus menantang. Baik ‘kontemporer’ maupun ‘hari ini’ adalah penanda yang paling cair dan arbitrer, yang justru kontradiktif dengan pengertian waktu linier.

Ketimbang menawarkan ‘pesona keajaiban’ dan ‘kedalaman misteri’ waktu (time  wonder) belaka, ARTJOG MMXX Arts in Common juga menantang para seniman untuk memtanyakan kembali (to wonder) segala sesuatu, untuk menghindar dari semua pengertian ‘kekinian/kemutakhiran hari ini’ yang serba stereotip. Karena ‘kekontemporeran’ (contemporariness), kata Giorgio Agamben, sesungguhnya adalah hubungan satu lawan satu yang unik antara seseorang dengan suatu masa yang melekat kepada, dan pada saat yang sama, berjarak dengannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement
Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

CLOSE