6 Gangguan yang Bisa Terjadi pada Tubuh Saat Sedang Patah Hati, Ternyata Bisa Kena Serangan Jantung!

Gangguan fisik saat patah hati

Mungkin bisa dibilang hampir setiap orang pernah patah hati. Terbukti dengan larisnya tembang-tembang bertemakan patah hati, yang selalu punya ruang di hati pendengar. Patah hati tak melulu soal putus cinta dengan pasangan kekasih. Patah hati juga bisa terjadi ketika seseorang ditinggalkan orang yang ia sayang, seperti sahabat atau keluarga. Rasanya sama-sama bikin galau!

Advertisement

Tapi rupanya, patah hati pun juga bisa memicu berbagai gangguan kesehatan yang cukup merugikan. Gangguan fisik ini mirisnya banyak nggak disadari orang-orang yang sedang patah hati karena mereka terlalu fokus dengan rasa sedih yang menggelora di hati. Kalau sudah patah hati pasti penginnya tidur-tiduran seharian dan rehat dari aktivitas. Padahal sebenarnya, tubuh saat itu juga sedang terganggu. Apa saja sih gangguan yang bisa dialami saat patah hati?

1. Patah hati membuat jam biologis seseorang terganggu, sehingga waktu di mana seharusnya tubuh istirahat, justru dipakai buat nangis dan galau semalaman

Galau semalaman karena sakit hati | Photo by Designecologist via www.pexels.com

Wajar memang menangis tersedu-sedu setelah kehilangan orang terkasih. Tapi hati-hati, hal ini bisa memicu masalah fisik karena jam biologis jadi berantakan . Jadwal tidur jadi kacau, tubuh yang harusnya istirahat di malam hari, justru dipaksa aktif sehingga kinerja organ tubuh juga terganggu. Akibatnya pada pagi hari, badan terasa lemas, tidak bergairah, dan belum-belum sudah lelah.

2. Ketika patah hati, otak akan mengirimkan rasa sakit ke sekujur tubuh dan menimbulkan berbagai gejala layaknya orang sakau

Sakit sekujur tubuh | Photo by David Garrison via www.pexels.com

Studi yang dipublikasikan di Journal of Neurophysiology tahun 2010 menyatakan orang yang dipaksa berpisah setelah terlanjur terbiasa dengan kekasihnya akan merasakan sakit di sekujur tubuh dan menunjukkan gejala-gejala tertentu layaknya orang sakau, salah satunya sakit kepala. Ini karena hormon ‘bahagia’ di tubuh, tergantikan oleh hormon stres atau kortisol. Gejalanya mirip dengan orang yang dipaksa berhenti mengonsumsi kokain.

Advertisement

3. Peningkatan kadar kortisol juga bisa memicu peningkatan produksi asam lambung. Yang sudah punya riwayat penyakit mag sebaiknya hati-hati

Bisa saja memicu penyakit maag | Photo by Andrea Piacquadio via www.pexels.com

Produksi hormon stres atau kortisol yang meningkat ternyata memicu penurunan nafsu makan. Sebab hormon ini akan menghambat aliran darah masuk ke saluran pencernaan. Akibatnya produksi asam lambung meningkat, perut terasa nggak nyaman.

4. Stres gara-gara patah hati terbukti secara ilmiah bisa memicu munculnya jerawat dan kerontokan pada rambut. Lagi-lagi karena hormon kortisol tadi

Muncul jerawat dan rambut rontok | Photo by Polina Tankilevitch via www.pexels.com

Jangan kaget kalau pas lagi patah hati, tiba-tiba wajahmu panen jerawat, atau rambutmu rontok secara mendadak. Ternyata ini ada korelasinya yang bisa dijelaskan secara ilmiah lo. Studi tahun 2007 yang pernah dimuat The New York Post, menyatakan sebanyak 23% kasus peradangan di wajah dipicu oleh stres, termasuk stres karena patah hati.

Dilansir dari laman HelloSehat, Daniel K. Hall-Flavin, M.D, seorang konsultan kesehatan, turut memaparkan kondisi yang bisa terjadi gara-gara patah hati, yaitu rambut rontok. Ini karena hormon stres mampu melonggarkan folikel rambut secara bertahap, sehingga memicu rontok saat disisir atau dikeramasi.

Advertisement

5. Orang-orang dengan riwayat tekanan darah tinggi juga perlu waspada karena stres yang timbul akibat patah hati bisa bikin hipertensinya kumat

Tekanan darah naik via www.thehealthy.com

Saat sedang dilanda stres berat, tekanan darah bisa meningkat, terlebih jika penderitanya punya riwayat darah tinggi. Gejalanya macam-macam, mulai dari sakit kepala, sulit bernapas, bahkan sampai mimisan.

6. Yang paling kronis, patah hati juga bisa memicu kerusakan otot jantung hingga gejala serangan jantung. Nggak nyangka, ‘kan??

Kalau parah bisa memicu serangan jantung via www.tribunnews.com

Kalau kasusnya sudah ekstrem, patah hati juga bisa memicu gejala serangan jantung, menurut American Heart Association. Di bawah stres berat, sebagian jantung akan membesar sementara sehingga akan menurunkan kemampuannya memompa darah dengan baik. Sementara bagian jantung lain bisa bekerja dengan sangat baik bahkan berkontraksi dengan sangat kuat. Kondisi ini ternyata mampu menyebabkan gagal otot jantung jangka pendek. Tapi kabar baiknya gangguan fisik ini sangat jarang terjadi pada orang yang patah hati.

Wah, rupanya masalah patah hati juga bisa jadi besar karena menyangkut gangguan fisik ya. Mulai sekarang jangan lagi meremehkan kondisi ini ya. Kalau ada temanmu yang lagi patah hati, bantu dia dengan menghiburnya biar kesedihannya nggak berlarut-larut.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE