Jakarta Itu Kota yang Terancam Paling Cepat Tenggelam di Dunia, Ini 5+ Hal yang Harus Kamu Pahami

Jakarta Paling Cepat Tenggelam

Bicara soal Jakarta seolah-olah nggak pernah ada habisnya. Di samping identitasnya sebagai kota metropolitan yang sudah penuh sesak, ketimpangan sosial dan ekonomi yang makin parah, dan masalah kemacetan yang makin hari makin ruwet aja, ternyata Jakarta menyimpan isu lain yang tidak kalah berbahayanya. Bahkan mungkin jauh lebih mendesak!

Advertisement

Kalau banjir mungkin udah hampir semua tahu ya. Soalnya Jakarta memang jadi kota yang paling langganan kena banjir saat musim hujan. Tapi sadarkah kamu, saat ini Jakarta adalah kota yang paling cepat tenggelam di dunia. Itu artinya, ibukota negara kita ini diperkirakan bakal tenggelam duluan dibandingkan tempat-tempat lain di dunia. Wah kalau begitu parah banget dong! Bukan cuma warga Jakarta, kita semua sebagai penduduk Indonesia perlu banget tahu 5+ fakta soal permasalahan satu ini. Simak rangkuman Hipwee News & Feature berikut ini deh.

Sebenarnya udah sejak lama Jakarta diyakini ilmuwan bakal tenggelam. Tapi nggak ada yang menyangka kalau prosesnya bakal lebih cepat dari perkiraan

Perbedaan peta Jakarta (data dari Irwan Gumilar, Geodesy Research Group di ITB) via www.nytimes.com

Isu Jakarta tenggelam sebenarnya udah berlangsung lama dan jadi perdebatan para pakar. Apalagi ada fakta soal gedung Onderlinge Verzekeringsmaatschappij Eigen Hulp (OLVEH) di Kota Tua, Jakarta, yang dibangun 1921 itu pondasinya tenggelam sedalam 95 cm. Ini jadi salah satu bukti kalau permukaan tanah Jakarta memang mengalami penurunan. Meskipun mungkin beberapa pihak memang menyadari Jakarta sedang tenggelam, tapi kebanyakan nggak nyangka kalau prosesnya bakal lebih cepat dari perkiraan.

Kalau dibandingkan sama kota-kota besar lain di dunia, Jakarta tercatat tenggelam paling cepat. Dataran kota ini sudah paling dalam tergenang

Jakarta: kota yang diprediksi paling cepat tenggelam via www.nytimes.com

Sebagai kota yang terancam bakal tenggelam, Jakarta memang nggak sendirian. Sebut aja Tokyo, Bangkok, Shanghai, dan Mexico City, yang nasibnya sama kayak Jakarta. Tapi kalau dibandingkan sederet kota besar itu, Jakarta memang diprediksi lebih cepat tenggelam. Nih, Hipwee udah bikin rangkumannya, dilansir dari MSN :

Advertisement
  • Jakarta: diperkirakan tenggelam sedalam 25 cm per tahunnya. Satu dekade terakhir kemarin aja permukaan tanahnya turun 3 meter. Di beberapa wilayah bahkan turun 5 meter dalam waktu kurang dari 5 tahun!
  • Tokyo: sampai 1960-an silam, Tokyo sudah tenggelam sedalam kira-kira 10 cm per tahun. Tapi setelah tahun 1960 dan setelah pemerintahnya menerapkan kebijakan terkait masalah itu, angkanya turun jadi cuma 1,2 cm per tahun. Tapi tetap aja itu jadi ancaman di kemudian hari.
  • Bangkok: ibukota Thailand ini dilaporkan mengalami penurunan daratan sebesar 1-2 cm per tahunnya.
  • Shanghai: 100 tahun terakhir ini, Shanghai kabarnya sudah tenggelam sebesar 2,5 meter.
  • Mexico City: kalau kota ini tiap tahunnya tenggelam sebesar 6,35 cm. Ya gimana-gimana tetap lebih parah Jakarta ya.

Banyak faktor yang makin mendorong Jakarta cepat tenggelam. Salah satunya kebiasaan warga menggali air tanah sembarangan

Karena kebiasaan buruk via www.vice.com

Risiko di atas jelas bukan tanpa alasan. Dilansir vice.com , salah satu faktornya karena warganya biasa menggali air tanah buat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi lonjakan industri manufaktur sejak 1990-an yang secara masif mengambil persediaan air tanah. Ditambah perseorangan yang membuat sumur-sumur ilegal. Alhasil, simpanan aquifer bawah tanah makin tergerus dan dalam hitungan dekade bukan nggak mungkin permukaan Jakarta makin amblas.

Kalau mau selamat, solusinya bisa dengan merelokasi minimal separuh jumlah warga Jakarta ke kota atau daerah lain

Merelokasi penduduk Jakarta via internasional.kompas.com

Selain jumlah cadangan air yang terus menipis, padatnya jumlah penduduk bisa makin menenggelamkan Jakarta. Sekarang sih katanya lebih dari 10 juta orang mendiami ibukota. Kalau mau selamat, logikanya ya mengurangi beban Jakarta itu sendiri, dengan merelokasi minimal setengah jumlah penduduk di sana. Mungkin solusi ini rada ekstrem, tapi kalau cuma itu yang bisa menyelamatkan Jakarta, gimana lagi coba?

Advertisement

Skenario lain bisa dengan menciptakan sistem daya tampung air baru buat menampung air hujan biar nggak meluap ke daratan

Pembangunan tanggul raksasa via www.nytimes.com

Atau bisa juga dengan membuat sistem daya tampung air baru. Karena bagian bawah Jakarta udah penuh dengan beton-beton bangunan, otomatis jumlah daya tampung air hujan makin menipis. Inilah satu alasan kenapa Jakarta sering banget kebanjiran. Ya soalnya air hujan nggak bisa meresap ke tanah, malah meluap ke daratan. Sebenarnya pemerintah lagi menggarap megaproyek tanggul raksasa ‘Giant Sea Wall’ di teluk Jakarta, buat menahan air laut biar nggak masuk ke pemukiman. Tapi proyek dengan dana Rp500 triliun itu dinilai nggak bisa jadi solusi buat masalah pencurian cadangan air tanah kayak di atas.

Tapi ya mau pemerintah gila-gilaan usaha biar Jakarta nggak tenggelam, kalau dari penduduknya sendiri nggak sadar diri buat mau berbenah, ya, bakal percuma aja…

Percuma kalau penduduknya sendiri nggak berbenah via www.nytimes.com

Intinya mau sebesar dan semahal apapun proyek besutan pemerintah buat menanggulangi masalah ini, kalau dari penduduknya sendiri nggak sadar kalau kebiasaan-kebiasaannya bisa bikin makin parah, ya jelas nggak ada gunanya. Belum lagi proyek-proyek macam itu rawan banget dikorupsi. Lagi-lagi, mindset orang Indonesia secara umum memang perlu diluruskan sih ya.

Yah, kita sih emang nggak bisa menghindari fakta alam yang memang sudah terjadi ini. Pemanasan global, kerusakan daya tampung air, meningkatnya tinggi permukaan laut, semua itu sedang dan akan terus terjadi. Sebagai manusia waras, kita cuma bisa mendukung setiap usaha pemerintah buat memperlambat risiko masalah makin parah. Setidaknya dimulai dari diri sendiri ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE