Review Pretty Boys: Sisi Lain Industri TV yang Dihumorkan Lewat Drama Persahabatan Vincent-Desta

Review film Pretty Boys

7/10

Sempat mengira film ini nggak menarik, ternyata film Pretty Boys menampilkan sisi gelap industri hiburan dengan apik. Semua berkat tangan dingin Tompi dan duet maut Vincent-Desta yang sangat kocak, serta peran Danilla Riyadi, Imam Darto, Roy Marten, Glen Fredly, Tora Sudiro, Dwi Sasono turut ambil bagian.

Melihat komuk (konstruksi muka) Vincent-Desta pada poster saja sudah bikin saya ketawa. Saya langsung membayangkan sketsa mereka berdua melawak saat jadi presenter. Tapi ini poster film bukan iklan “Ini Talkshow”, saya langsung kepikiran “Kok mereka tamak serba bisa, ya? Main band, presenter, juga main film”.

Advertisement

Lalu pertanyaannya bergerak jadi “Kira-kira ini film apa? Kenapa nggak Reza Rahadian yang jelas-jelas aktor?”. Kebingungan saya semakin bertambah ketika melihat ada nama Imam Darto sebagai penulis dan Tompi selaku sutradara. Saya sempat menduga ini proyek main-main, tapi setelah menonton filmnya, ternyata tidak. Memang sih ada bercandanya, tapi tema film Pretty Boys cukup berat dan serius.

Kisah tentang Rahmat dan Anugerah yang rela berpura-pura jadi bencong demi bisa masuk TV dan jadi presenter terkenal. Hmm!

Jadi bencong demi jadi presenter. via www.jawapos.com

Pretty Boys mengisahkan dua koki, Rahmat (Desta) dan Anugerah (Vincent) yang pengen jadi presenter terkenal. Kesempatan itu tiba saat Anugerah berhasil mengesankan seorang produser talkshow lewat aksi nyentriknya saat diundang ke atas panggung. Mereka didapuk jadi co-host acara.

Karir mereka melesat, namun Anugerah menyadari bahwa menjadi bencong itu salah. Sementara itu Rahmat makin senang dengan gemerlap dunia artis. Situasi mulai pelik karena cinta segitiga mereka dengan Asty (Danilla Riyadi). Lalu, eitss! Tonton sendiri, ya. 😀

Advertisement

Film Pretty Boys menguak sisi lain industri TV yang gemerlap tapi melenakan. Jadi unik karena disampaikan dengan drama yang kocak sekaligus haru

Drama cinta segitiga. via jabar.tribunnews.com

Perjalanan dua karib ini diwarnai berbagai drama—mulai dari persahabatan, cinta, dan hubungan ayah dan anak. Meski begitu sepanjang menonton kamu bakal disuguhkan oleh guyonan ala Rahmat-Anugerah yang receh dan Srimulat. Vincent-Desta di film ini nggak jauh beda dengan saat mereka jadi host.

Meski kocak, sejatinya film ini membawa isu yang cukup penting didiskusikan. Soal obsesi menjadi artis yang membuat orang berpura-pura tampil bencong. Haruskah jadi bencong? Lalu acara TV yang kerap membuka aib. Juga soal kekayaan yang membuat Rahmat terlena dengan harta yang sebenarnya. Sahabat dan kesederhanaan.

Kejutan Pretty Boys justru ada pada yang bekerja di balik layar dan tokoh pendukung yang tampil cuma satu sampai dua scene

Advertisement

Debut Tompi sebagai sutradara. via wartakota.tribunnews.com

Sejujurnya saya terkejut dengan Tompi dan Imam Darto, ternyata dokter bedah yang suka nyanyi jazz ini mumpuni meramu adegan yang telah ditulis oleh pasangan host Danang di Net TV. Keputusan cerdik membawa utuh karakter dari Vincent-Desta. Kalau bukan karena mereka mungkin hampir seluruh jokes film ini garing—terlebih akting Roni (Leonardo Onadio) yang trying to be funny.

Konflik persahabatan dan hubungan ayah-anak antara Pak Jono dengan Anugerah dapet banget. Saya sampai kelepasan nangis inget bapak di rumah. Selain itu kejutan ada pada tokoh-tokoh yang berkelibatan. Mulai dari Glenn Fredly yang jadi pengamen, Tora Sudiro dan Dwi Sasono yang jadi bencong mangkal, sampai Hesti Purwadinata yang tinggal di rumah kontrakan reyot. Lucu aja lihat mereka jadi figuran meski aktingnya nggak cemerlang juga.

Jangan menilai film dari posternya. Ternyata saya salah, filmnya sungguh menghibur. Bikin ngakak di tengah rentetan ulah yang dibikin DPR dan pemerintah beberapa hari belakangan ini. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

Editor

Senois.

CLOSE