6 Penyebab Kamu Kehilangan Kesempatan Dapat Cowok Baik-Baik. Jangan Nyalahin Keadaan Apalagi Takdir

Cowok Baik-Baik

Semua cewek pasti ingin dapat pasangan baik-baik untuk teman hidup kelak. Memangnya, siapa yang pengin punya pasangan yang hobi selingkuh, nggak perhatian, sering main kasar, dan sederet hal-hal buruk lainnya? Kalau ada, patut dipertanyakan motivasinya, pengin cari pasangan atau lagi uji nyali? Tapi kenapa sih, susah banget rasanya menemukan cowok baik-baik yang bisa diajak menapaki hubungan serius berorientasi masa depan?

Advertisement

“Semua cowok itu jahat!”
“Ada nggak sih cowok yang hobi nyakitin?”

Kamu pasti familier dengan curhatan di atas. Mungkin justru kamu sendiri yang sering mengatakan hal itu?Sebenarnya, bukan stok cowok baik yang benar-benar menipis atau malah nggak ada di dunia ini. Bisa jadi kamu sendiri yang membuat dirimu kehilangan kesempatan untuk mendapatkan cowok baik-baik. Misalnya dengan beberapa hal ini.

1. Berdalih suka tantangan, kamu pun cenderung tertarik dengan bad boy. Lalu bilang “semua itu cowok jahat!” kalau disakiti

memang nyarinya yang badboy-badboy (Photo by Miguel Ángel Hernández) via unsplash.com

Ada banyak cewek yang lebih tertarik pada bad boy yang dianggap lebih menarik, seksi, dan tentunya menantang. Hal ini karena cowok baik-baik dianggap terlalu membosankan. Dengan semangat mengubah bad boy menjadi good boy, kamu memilih untuk bersama dengan cowok yang kemungkinannya untuk menyakiti.

Advertisement

Sedangkan good boy yang datang dengan segudang nilai plus justru diabaikan. Padahal mengharapkan bad boy berubah jadi good boy untukmu itu nyaris mustahil. Bukannya nggak mungkin bagi seorang bad boy untuk tobat. Akan tetapi, dia akan berubah jika memang ingin berubah, bukan karena kamu minta berubah.

2. Kamu terpaku pada mantan pacar yang sudah berkali-kali menyakitimu. Dengan alasan masih sayang kamu enggan merelakan

masih mentok di mantan (Photo by Emma Bauso) via www.pexels.com

Bagaimana kamu bisa mendapatkan cowok baik-baik, bila hatimu masih terpaut pada mantan di masa lalu? Terlebih mantan itu sudah terbukti menyakitimu berkali-kali. Tapi rasanya kamu nggak pernah siap untuk benar-benar melepaskannya. Kalaupun menjalin hubungan dengan orang lain, kamu mencari yang tipe-tipe dan karakternya seperti dia. Nggak heran kalau masalah yang sama terulang-ulang.

Melupakan seseorang memang bukan hal yang mudah. Apalagi kamu pernah dan masih mencintainya. Tapi, selama kamu masih terus menatap masa lalu, hatimu pun akan tertutup untuk kemungkinan-kemungkinan lain. Padahal, kalau kamu bisa melepaskan, bisa jadi seorang calon pasangan baik-baik itu sudah berada di sekitarmu.

Advertisement

3. Pasangan baik-baik bagimu itu seperti apa sih? Kalau patokanmu adalah tokoh-tokoh di drama Korea tentu susah jadi nyata

cowok baik itu yang seperti apa? (Photo by Ali Pazani) via www.pexels.com

Sebenarnya, kriteria “pasangan baik-baik” itu nggak bisa dipukul rata karena setiap orang pasti punya standarnya sendiri-sendiri. Nah, menurut standarmu, pasangan baik-baik itu yang seperti apa sih? Apa kamu mengharapkan sosok seperti tokoh-tokoh drama korea yang tampan, kaya, pewaris perusahaan utama tapi bersedia hidup miskin demi cinta? Kalau standarmu sudah setinggi ini, jangan heran kalau sulit menemukan sosok seperti itu di dunia nyata. Yuk, coba tetapkan standar cowok baik-baik yang manusiawi.

4. Kesalahan di masa lalu membuatmu merasa nggak layak mendapatkan pria baik-baik. Mulai sekarang, setop berpikir seperti ini ya

merasa kurang layak (Photo by Inga Seliverstova) via www.pexels.com

Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Termasuk kamu. Apa yang kamu lakukan di masa lalu masih membayangi langkahmu sampai sekarang. Hal itu membuatmu berpikir bahwa kamu hanya akan ditakdirkan bertemu dengan cowok-cowok jahat yang hobinya menyakiti. Karena kamu merasa nggak layak untuk mendapatkan cowok baik-baik.

Karena itu, mulai sekarang kamu harus berhenti berpikir demikian. Apa pun masa lalunya, semua orang berhak bahagia. Termasuk kamu yang pernah melakukan kesalahan di masa lalu. Bila kamu sudah menyadari kesalahan itu, menyesalinya, dan memperbaiki dirimu, nggak ada alasan kamu nggak layak untuk pasangan yang baik-baik.

5. Kamu enggan melepaskan pasanganmu yang jelas-jelas nggak baik untukmu. Karena kamu berpikir memulai yang baru terlalu berat untukmu

enggan keluar dari hubungan yang toxic via thesocialman.com

Kamu sudah tahu bahwa pasanganmu saat ini bukanlah orang yang baik untukmu. Alih-alih membahagiakan dan mendukung perkembangan satu sama lain, hubungan itu justru membuat hidupmu terasa mundur. Beberapa kali kamu berpikir untuk mengakhiri tapi ragu selalu menghampiri. Karena kamu berpikir akan sangat membuang-buang waktu bila mulai dari awal lagi. Padahal mungkin pasangan baik-baik yang kamu harapkan itu sudah ada di sekitarmu. Tinggal menunggumu mengambil risiko dan berani mencintai dirimu sendiri.

6. Kamu menarik dirimu sendiri dari segala kemungkinan karena takut disakiti. Padahal kalau belum dicoba, dari mana kamu tahu hasilnya?

kamu menutup diri (Photo by Inga Seliverstova) via www.pexels.com

Nggak ada seorang pun yang pengin disakiti ataupun mengalami patah hati. Mungkin itu juga yang menjadi alasanmu untuk selalu menarik diri. Setiap kali ada seseorang yang punya gelagat mendekati dengan serius, kamu langsung mundur teratur karena kamu nggak mau terlarut dan akhirnya disakiti. Hal ini bisa juga karena kamu pernah sakit hati parah di masa lalu dan kamu nggak mau merasakan lagi.

Karenanya, tanpa sadar kamu membuang seluruh peluang untuk mendapatkan pasangan baik-baik karena kamu terlalu takut untuk mencoba. Memang sih, siap jatuh cinta harus siap juga patah hati. Tapi kamu nggak akan tahu hasil pastinya sebelum mencoba.

Cowok baik-baik itu masih banyak kok. Selama kamu mencarinya dengan metode dan kerangka yang tepat. Jadi, jangan patah semangat. Suatu saat kamu pasti akan menemukan yang terbaik untukmu, kok.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta harapan palsu, yang berharap bisa ketemu kamu.

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE