Saat Jarak Membelenggu, 6 Hal Kecil Tentang Ayah Ini Selalu Bikin Kamu Rindu

Tentang ayah yang bikin rindu

Ada yang bilang, kita baru bisa merasakan kehadiran seseorang kala orang tersebut sudah nggak dekat lagi dengan kita. Barangkali itu benar adanya, menilik apa yang sedang kita rasakan saat ini. Sebuah kerinduan yang teramat besar sama kehadiran ayah. Sebuah perasaan yang wajar dari seorang cewek meski sudah bukan anak kecil lagi.

Semenjak merantau, jarak seperti membelenggu kita dengan ayah. Yang tadinya bisa ketemu dan mengibrol tiap hari, sekarang jadi jarang karena kesibukan masing-masing. Praktis hanya saat pulang saja kita bisa menghabiskan waktu bersama ayah. Sedang saat di rantauan seperti sekarang ini hanya ingatan tentang beliau sajalah yang menguatkan sayang kita.

1. Kesabaran ayah saat mengajari kita naik sepeda menjadi memori yang nggak terlupakan

Belajar sepeda via www.unsplash.com

Siapa yang mengajarimu naik sepeda?

Di suatu sore kamu melihat teman-teman sebaya asyik melesat ke sana ke mari dengan sepedanya. Hari itu juga kamu bilang ke ayahmu untuk membelikan sepeda. Sepeda datang. Awalnya mudah menaikinya karena masih ada roda tambahan di kanan-kiri. Namun lama-lama bosan. Saat itulah kamu meminta ayah untuk mengajari.

Ayah melepas roda tambahan di bekalang dan mulai mengajari. Awalnya masih dipegangi, kemudian dilepas tanpa sepengetahuanmu, kamu jatuh berulangkali hingga sampai akhirnya kamu bisa.

Masih ingat?

2. Meski tahu kamu salah, Ayah masih tetap membela saat ibu memarahi karena tingkah nakal kita

Ayah selalu membela via www.workingmother.com

Nggak kalah dari kasih ibu, kasih ayah kepada anak gadisnya juga nggak bisa diuraikan dengan angka saking melimpanya. Contoh kecilnya saat kamu dimarahi ibu dulu kala kamu masih kecil. Kenakalanmu membuat ibu berang dan menasihati dengan memarahimu. Namun entah karena apa, ayah justru membelamu dan membuat kemarahan ibu jadi mereda. Ini bukti bahwa ayah nggak tega melihat anaknya sedih meski beliau tahu bahwa kamu salah.

3. Marah Ayah memang lebih hebat dibanding ibu, tapi hukuman ayah itulah yang menjadikan kita sosok yang selalu berdisiplin dan bertanggung jawab

Melatih kedisiplinan via majalahpama.my

Meski membelamu saat dimarahi ibu bukan berarti beliau nggak peduli dengan pendidikan yang diberikan ibu. Ayah punya cara mendidiknya sendiri. Memang kadang lebih keras dalam menasihati, terutama hal-hal yang sifatnya kedisiplinan dan tanggung jawab. Beliau nggak segan untuk keras karena tahu bahwa nasihatnya penting untukmu saat dewasa. Dan saat sudah jauh beginilah kamu baru menyadari betapa marahnya ayah saat ibu berharga membuatmu jadi bijak dan tangguh.

4. Meski kita hanya menelponnya saat butuh uang jajan, tapi ayah nggak pernah marah saat memberikannya

“Yah, uangku habis” via www.pexels.com

Kedewasaan seringkali membuat hubungan ayah dan anak menjadi kaku. Apalagi sekarang kamu dan beliau terpisah jarak yang cukup jauh. Sudah jarang lagi kamu mendengar nasihat dari ayah. Praktis hanya saat minta uang jajajnlah kamu dinasihati olehnya. Apalagi selain karena kamu menghubunginya saat ada butuh saja. Meski begitu, sekesal-kesalnya ayah beliau tetap mengirimkanmu uang jajan.

5. Ayah lebih cuek dibanding ibu tapi berkat tenaga dan keringatnya kita bisa hidup berkecukupan seperti ini

Banting tulang via www.pexels.com

Soal urusan menelpon dan menyampaikan kekhawatiran kepadamu, ayah memang kurang. Tapi meski cuek begitu bukan berarti dia nggak peduli. Coba deh ingat selama ini beliau bekerja berpeluh keringat untuk siapa? Untuk keluarga dan hidupmu akan selalu berkecukupan. Terlebih sekarang kamu merantau di mana butuh kerja yang ekstra untuk bisa mengirimkanmu uang.

6. Ayah menjadi laki-laki pertama yang membuat kita jatuh cinta tanpa pernah membuat hati kita terluka

Cinta pertama via www.vogue.com

Berulangkali kanu jatuh cinta terhadap laki-laki, berulangkali juga dikecewakan. Sudah banyak air mata yang menetes dari bola matamu gara-gara cinta. Hanya ada satu orang laki-laki yang selalu bisa mengerti. Mencintai dengan sepenuh hati. Marahnya untuk mendidik dan melindungi bukannya untuk menyakiti. Dialah ayah.

Anak perempuan lebih dekat dengan ayah dibanding ibunya. Boleh jadi itu alamiah. Tapi jika diuraikan penyebabnya mungkin karena perlakuan beliau yang istimewa kepada kita anak gadisnya. Nah untuk itu baiknya kita balas jasa dan kasih sayang ayah dengan kesuksesan yang kita raih. Buat beliau bangga telah mendidik dan membesarkan kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.