Tak Semua Hal Perlu Diperjuangkan, 5 Alasan Menyerah Berikut Bisa Dijadikan Pilihan

Menyerah mungkin bukan pilihan yang tepat, tetapi bisa jadi pilihan yang sehat

Pernah gak sih kamu merasa lelah dan ingin menyerah dengan apa yang sedang kamu jalani. Seolah terpenjara dalam ruang yang pengap dan yang membuatmu sulit bernapas. Hari demi hari dijalani hanya menunggu pergantian waktu, sambil berpikir bagaimana mengakhiri ini semua. Kalimat penyemangat semakin lama semakin terdengar memuakkan.

Mungkin, ketika kita mengambil langkah untuk menyerah akan dianggap sebagai pribadi yang memiliki daya juang rendah atau mudah menyerah. Namun, bukankah setiap orang memiliki batas kemampuan dalam berjuang yang berbeda-beda? 

Keputusan untuk menyerah yang kamu pilih, mungkin saja akan sangat disayangkan oleh orang lain. Namun, setiap orang punya hak tersebut dengan pertimbangannya masing-masing, karena berjuang terlalu keras pada satu hal akan membawamu pada rasa  sakit. Jika segala sesuatunya terasa berat, tidak ada salahnya untuk menyerah. Biarkan dirimu bernapas lega dengan pilihan-pilihan yang baru.

Advertisement

1. Menyerahlah jika usahamu hanya menyakiti diri sendiri

Photo by Carolina Heza on Unsplash

Photo by Carolina Heza on Unsplash via https://unsplash.com

Pernahkah kamu melakukan suatu hal yang menyenangkan orang lain, tetapi justru menyakiti diri sendiri? Kamu melakukan suatu hal untuk mendapatkan pujian atas kinerja yang sempurna, meraih jabatan tertinggi, hingga melakukan berbagai cara untuk mendapatkan cinta dari orang yang kamu inginkan. Namun dalam perjalanan untuk mewujudkan hal tersebut, kamu mengabaikan kesehatanmu atau melakukan hal-hal yang justru membayakan dirimu sendiri.

Demi impian-impian tersebut, kamu menghabiskan banyak waktu bekerja sangat keras, melewatkan makan siang, mengabaikan jam tidur, melupakan waktumu untuk keluarga dan teman, atau melakukan diet tak wajar demi orang yang disuka. 

Advertisement

2. Menyerahlah jika yang kamu hadapi di luar kendalimu

Image by StockSnap from Pixabay

Image by StockSnap from Pixabay via https://pixabay.com

Ingat dengan prinpsip Filosofi Stoisisme tentang dikotomi kendali? Bahwa ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk memberi yang kita inginkan dan menjadi apa yang kita harapkan.

Memang hal wajar, jika kita berharap mendapatkan apresiasi atas apa yang sudah kita lakukan. Namun, hal tersebut kadang tidak terjadi pada kondisi tertentu. Tak perlu menunggu orang lain mengapresiasimu, berikan apresiasi pada dirimu sendiri dengan pilihan yang tepat, jika kondisi yang kamu jalani saat ini tidak layak diperjuangkan.

3. Menyerahlah jika kamu memang sudah tidak mampu

Advertisement
Photo by Artur Nasyrov on Unsplash

Photo by Artur Nasyrov on Unsplash via https://unsplash.com

Setiap orang memiliki batas kemampuannya masing-masing. Kita perlu jujur pada kelemahan dan batas kemampuan yang kita miliki. Menyerah disini bukan berarti tidak mau berusaha sama sekali. Ketika kamu sudah berusaha maksimal, mencoba melakukan yang terbaik, tetapi hasilnya tidak sesuai yang orang lain harapkan, jangan memaksakan diri.

Jika kamu dituntut untuk ahli dalam semua hal, namun merasa sudah tidak mampu. Cukup. Tak masalah jika kamu harus menyerah, kamu sudah berusaha dengan baik. Ini bukan salahmu. Ibarat sebagai guru mata pelajaran akan lebih menguasai bidangnya masing-masing. 

4. Menyerahlah jika kamu belum punya cukup bekal

Photo by Free-Photos from Pixabay

Photo by Free-Photos from Pixabay via https://pixabay.com

Berjuang dan bekerja keras untuk mencapai tujuan memang hal yang manusiawi. Tetapi layaknya berjuang di medan perang, untuk menghadapi musuh kita perlu bekal, seperti senjata. Begitu pun dengan mengejar impian, kita membutuhkan bekal: materi, keahlian, kesehatan, dan tentunya rencana yang jelas untuk meraih tujuan.

Terburu-buru ingin mewujudkan impian tanpa bekal, sama seperti perang tanpa senjata. Kita mungkin akan kalah sebelum berperang, perjuangan akan sangat melelahkan diri sendiri karena kita menetapkan target waktu terlalu cepat tanpa mempertimbangkan bekal yang dimiliki. 

5. Menyerahlah pada satu hal, demi hal lain yang bisa diraih

Image by Kiều Trường from Pixabay

Image by Kiều Trường from Pixabay via https://pixabay.com

Memiliki sikap ambius terhadap sebuah impian memang hal yang wajar. Namun, pernahkan kamu berada dalam kondisi dimana impian yang ingin kamu wujudkan, masih terlampau jauh untuk digapai. Sikap ambisius yang dipaksakan, tanpa menyesuaikan kondisi tentu akan menimbulkan frustasi.

Ada kalanya kamu perlu menyerah dan melepaskan impianmu tersebut. Tidak benar-benar melepaskannya, kamu hanya perlu mengesampingkannya terlebih dahulu, dan fokus dengan hal lain yang bisa kamu raih dalam waktu dekat.

Memang, untuk mewujudkan impian butuh perjuangan dan kerja maksimal. Namun, bukan berarti mengabaikan kesehatan dan kebahagian. Menyerah pada satu hal, demi memperjuangkan hal lain yang layak diperjuangkan, dapat membantu kita menjalani hidup yang lebih bermakna.

Dalam sebuah perjalanan, berjalan terus menerus justru tentu akan melelahkan bahkan membahayakan. Kita perlu berhenti atau singgah sejenak sebelum meneruskan perjalanan selanjutkan. Gunakan waktu tersebut untuk melakukan introspeksi diri, apakah yang dijalani saat ini layak untuk dilanjutkan? 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang full-freelancer penulis artikel website. Introvert. Pecinta drama Korea. Punya cara balikin mood dengan minum kopi hangat.

CLOSE