7 Hal yang Dirasakan Para Ibu Baru, Menjadi Ibu Ternyata Pembelajaran Seumur Hidup

Rasanya menjadi ibu baru

Menjadi ibu adalah sebuah perjalanan yang mengubah kehidupan. Ada perempuan yang tadinya tidak tahu apa-apa soal bayi, mau tidak mau harus belajar dari awal soal makhluk kecil yang dilahirkannya ini. Tentu saja ada ibu baru yang proses belajarnya lancar, tapi banyak pula yang kesulitan. Ibarat diceburkan ke dalam kolam, ada ibu baru yang langsung berenang, ada yang hanya mengapung, dan ada yang malah tenggelam.

Namun, setiap ibu baru pasti adalah pembelajar ulung. Selain belajar tentang ilmu pengasuhan anak, menjadi ibu juga pasti memberikan banyak sekali pelajaran kehidupan. Setidaknya para ibu ini pasti belajar tujuh hal ini dari peran barunya.

Advertisement

1. Jadilah pasangan yang baik sebelum menjadi orangtua baik

Pasangan bahagia, anak bahagia | Photo by Laura Garcia

Pasangan bahagia, anak bahagia | Photo by Laura Garcia via https://www.pexels.com

Kehadiran anak dalam pernikahan memang bisa menjadi sumber kebahagiaan, tapi kadang malah menjadi sumber pertengkaran. Karena itu sebelum menjadi orangtua, sebaiknya pasangan suami istri saling berusaha untuk menjadi pasangan yang baik untuk kebahagiaan pernikahannya. Ibu baru pasti belajar bahwa kualitas pernikahan menjadi hal yang paling mempengaruhi kinerjanya sebagai orangtua. Orangtua yang sama-sama merasa pernikahannya bahagia cenderung akan menjadi orangtua yang baik. Orangtua yang baik pun cenderung akan menghasilkan anak yang bahagia.

2. Suami harus berperan dalam pengasuhan. Pembagian peran yang seimbang akan menciptakan hubungan keluarga yang lebih harmonis

Peran yang seimbang dalam pengasuhan | Photo by Pixabay from Pexels

Peran yang seimbang dalam pengasuhan | Photo by Pixabay from Pexels via https://www.pexels.com

Suami yang lepas tangan akan pengasuhan anaknya sudah ketinggalan zaman. Kamu dan suami menyadari bahwa masing-masing dari kalian berperan penting dalam tumbuh kembang anak. Kamu jadi belajar mengatur ekspektasi peran apa yang bisa dan tidak bisa digantikan oleh suami. Selain itu, kamu pun pasti belajar untuk berkomunikasi dengan suami soal kesulitan apa yang sedang dirasakan dan apa yang harus dia lakukan untuk membantu.

Advertisement

3. Sembuhkanlah luka-lukamu di masa lalu, jangan teruskan kepada anakmu

Jangan teruskan lukamu | Photo by Leah Kelley

Jangan teruskan lukamu | Photo by Leah Kelley via https://www.pexels.com

Kamu mungkin sudah sering dengar kalau tipe pengasuhan seseorang di masa lalu akan berpengaruh terhadap tipe pengasuhan yang akan dia lakukan ke anaknya. Tidak heran banyak sekali anak-anak yang terpaksa menerima kekerasan karena orang tuanya pun dibesarkan penuh dengan kekerasan. Dari sini kamu belajar, penting sekali untuk mengetahui dan menyembuhkan luka-luka yang pernah terjadi pada pengasuhan kita di masa lalu. Kamu pasti tidak mau kan, anakmu mengalami luka yang sama?

4. Pasang masker oksigen untuk dirimu sendiri dulu sebelum menolong orang lain

Jangan lupa urus dan bahagiakan diri sendiri | Photo by Artem Beliaikin

Jangan lupa urus dan bahagiakan diri sendiri | Photo by Artem Beliaikin via https://unsplash.com

Salah satu aturan keselamatan di pesawat terbang adalah pasang masker oksigen untuk dirimu sendiri dulu sebelum menolong orang lain. Meskipun terdengar egois, langkah ini justru harus diterapkan demi keselamatan lebih banyak orang.

Begitu juga dalam pengasuhan, sebagai ibu baru kamu akan belajar bahwa penting sekali untuk “mengasuh” dirimu sendiri sebelum mengasuh bayimu. Meluangkan waktu untuk membuatmu bahagia justru akan membantumu menjadi ibu yang bahagia.

Advertisement

5. Berhenti membandingkan dirimu dengan ibu lain, anakmu tidak membutuhkan ibu selain dirimu

Tiap anak pasti akan tumbuh berbeda | Photo by cottonbro

Tiap anak pasti akan tumbuh berbeda | Photo by cottonbro via https://www.pexels.com

Seorang ibu kadang berpikir,

“Ibu lain kok lebih mampu daripada aku ya?”

“Nak, kamu pantas mendapatkan ibu yang lebih baik”

Perbandingan antaribu semacam ini sepertinya tidak akan ada habisnya karena akan selalu ada orang lain yang lebih baik di mata kita. Daripada sibuk membandingkan kehebatan ibu lain dengan diri sendiri, ibu baru harus belajar untuk fokus memperbaiki diri sendiri karena anakmu jelas tidak butuh kehebatan ibu lain. Dia hanya butuh kamu.

6. Berhenti mengkomentari pengasuhan ibu lain, kamu tidak berada dalam posisinya

Kurangi komentar negatif melihat pengasuhan orang lain | Photo by Sharon McCutcheon

Kurangi komentar negatif melihat pengasuhan orang lain | Photo by Sharon McCutcheon via https://unsplash.com

Pasti kesal sekali ya ketika ada yang mengkritik cara pengasuhan kita. Padahal sebenarnya kita sudah cari tahu banyak sekali sebelum memutuskan untuk melakukannya. Karena itu, kita pun belajar mulai dari diri sendiri untuk mengurangi komentar negatif mengenai cara parenting orang lain. Kita tidak sedang berada dalam posisi dia dan tidak tahu kenapa dia melakukan hal itu. Daripada sibuk komentar, kita pun merasa lebih baik untuk saling mendukung.

7. Anak bertumbuh sangat cepat, teruslah bergerak maju

Nikmati momen saat ini dan sekarang | Photo by Tatiana Syrikova

Nikmati momen saat ini dan sekarang | Photo by Tatiana Syrikova via https://www.pexels.com

Kadang seorang ibu melakukan kesalahan-kesalahan kepada anak yang sangat disesali. Tidak jarang pula kesalahan ini masih diungkit oleh diri sendiri hingga waktu yang sangat lama. Namun, melihat anak yang semakin bertumbuh besar dengan cepat, para ibu pasti urung melakukan self-criticism semacam ini. Buat apa kan kita harus terus-terusan menyesali masa lalu padahal anak membutuhkan kita di sini dan saat ini? Toh dia juga pasti sudah memaafkan kesalahan kita kok!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE