#DiIndonesiaAja-Alami Cabin Fever? Yuk, Relaksasi ke 7 Destinasi Wisata di Nganjuk Aja

Beneran, air terjun Sedudo bisa bikin awet muda?

Berbulan-bulan terjebak dalam situasi pandemi seperti ini memang membuat orang rentan mengalami Cabin Fever, yakni berbagai perasaan negatif akibat terlalu lama terisolasi di dalam rumah atau tempat tertentu.

Nah, cara terbaik untuk mengatasinya ya, dengan keluar rumah; menghirup udara segar, mandi sinar matahari, dan bertemu dengan orang-orang sekitar. Jadi tak ada salahnya untuk meluangkan waktu di akhir pekan dengan plesiran ke kabupaten Nganjuk sebagai ajang “pelarian”.

Nganjuk merupakan kabupaten yang berada tepat di tengah-tengah provinsi Jawa Timur. Namanya diambil dari prasasti Anjuk Ladang pada era Kerajaan Medang yang artinya tanah kemenangan. Secara geografis, wilayah Nganjuk berupa dataran rendah dan pegunungan. Jadi jangan heran jika Nganjuk memiliki frekuensi angin yang sangat tinggi dan  memiliki banyak destinasi wisata yang cocok untuk relaksasi. Penasaran? Yuk, kita buktikan!

Advertisement

1. Air Terjun Sedudo

Photo by @noeha_creation on Instagram

Photo by @noeha_creation on Instagram via https://www.instagram.com

Kamu belum ke Nganjuk jika belum mengunjungi Air Terjun Sedudo. Dengan ketinggian 105 meter, air terjun yang mengalir dari gunung Wilis ini menjadi salah satu air terjun tertinggi di Indonesia sekaligus ikon wisata di Nganjuk. Suasananya yang asri dan sejuk membuat para pengunjung betah berlama-lama di tempat yang kaya akan sejarah dan budayanya ini.

 

Advertisement

Tiap tanggal 1 Muharam atau 1 Sura, Pemerintah Nganjuk menggelar upacara Prana Pratistha atau siraman Sedudo sebagai bentuk rasa syukur dan doa agar warga mendapatkan keselamatan. Hal ini juga untuk melestarikan tradisi yang sudah dilakukan turun temurun sejak zaman majapahit. Prosesi ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Konon, siapa pun yang mandi di air Sedudo ini bisa awet muda, sehat, dan menambah wibawa.

 

Bagi kamu yang ingin datang, jangan khawatir karena akses jalan sudah bagus, fasilitas di lokasi lengkap, dan tak ketinggalan harga tiket pun bersahabat. Juga jangan lupa untuk mencicipi nasi jagung dengan lauk ikan asin di warung-warung yang ada.

Advertisement

2. Bukit Watu Lawang

Photo by @m.abdulaziz805 on Instagram

Photo by @m.abdulaziz805 on Instagram via https://www.instagram.com

Berada satu kawasan dengan objek wisata Sedudo, Watu Lawang menjadi tempat wisata yang populer di kalangan anak muda. Pasalnya, untuk mencapai puncak, kamu harus melakukan pendakian. Tidak ekstrim dan perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit saja ditemani dengan suara satwa yang menentramkan.

 

Watu Lawang tidak hanya menawarkan keindahan bentang alam, taoi juga beragam aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan. Seperti fotografi, naik ATV untuk berkeliling bagi yang enggan mendaki, melihat sunrise dan sunset di balik pegunungan, serta berkemah.

 

Sampai puncak, kamu akan disambut oleh bebatuan besar yang tersusun secara alami dan tentu saja panorama yang memanjakan mata. Hamparan pegunungan dan perbukitan saling berhubungan, menyatu dengan warna hijau yang menakjubkan. Dari kejauhan, tampak aliran empat air terjun bertingkat bak selendang para Dewi yang tersangkut di pepohonan menjadikan pemandangan kian menawan.

3. Air Merembet Roro Kuning

Photo by @noeha_creation on Instagram

Photo by @noeha_creation on Instagram via https://www.instagram.com

Disebut merembat karena proses mengalirnya merambat di antara celah akar pohon dan bebatuan padas di bawah pepohonan pinus lereng gunung Wilis. Layaknya trisula, dalam satu lokasi terdapat tiga air terjun. Aliran lebih besar berada di tengah dan kecil di kanan kiri.   

 

Nama Roro Kuning diambil dari nama dua orang putri, yakni Runting dan Roro Kuning yang merupakan putri dari Raja Doho di Kediri. Keduanya mengembara hingga lereng Gunung Wilis untuk mencari pengobatan atas sakit gondok dan kulit yang diderita. Akhirnya mereka bertemu Resi Darmo yang bisa mengobati. Selama proses perawatan, keduanya sering mandi di air terjun ini, yang kemudian diabadikan menjadi Air Terjun Roro Kuning. Oleh sebab itu, air di sini dipercaya bisa membuat orang awet muda, sembuh dari penyakit, dan menambah kharisma.

 

Akses jalan menuju destinasi wisata ini sudah bagus dan tidak terlalu menanjak seperti di Air Terjun Sedudo. Fasilitasnya juga lengkap, dengan bonus kolam renang, penangkaran rusa, wahana bermain anak, dan spot foto.

 

4. Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis

Photo by @noeha_creation on Instagram

Photo by @noeha_creation on Instagram via https://www.instagram.com

Terletak tidak jauh dari jalur masuk kawasan Air Terjun Roro Kuning, Pura Kerta Bhuwana Giri merupakan satu-satunya pura yang ada di Nganjuk. Menariknya, tempat ibadah yang sudah ada sejak tahun 1994 ini menghadap ke arah selatan, yakni ke arah Gunung Wilis. Rupanya dulu sebelum ada pura, pemeluk agama Hindu beribadah di Candi Sapto Argo yang berada di puncak Wilis. Sehingga Gunung Wilis menjadi tempat suci bagi mereka.

 

 

Saat ini ada sekitar 500 pemeluk agama Hindu yang tinggal di dusun Curik atau yang dikenal sebagai perkampungan Hindu di Nganjuk. Mereka membawa ajaran yang sudah turun temurun dari nenek moyang yang tinggal di lereng Gunung Wilis sejak zaman kerajaan Mataram Kuno hingga Majapahit.

 

Pura ini sangat cocok sebagai tempat meditasi karena dikelilingi panorama yang asri dengan udara yang sejuk dan bersih. Selain untuk beribadah, tempat ini juga menjadi destinasi wisata. Jadi untuk kamu yang belum sempat ke Bali, silakan berkunjung ke Pura Kerta Bhuwana Giri Wilis dengan gratis. Jangan lupa siapkan kamera dan tetap jaga sopan santun, ya!

5. Candi Ngetos

Photo by @noeha_creation on Instagram

Photo by @noeha_creation on Instagram via https://www.instagram.com

Bangunan yang tersusun rapi dari batu bata merah ini merupakan peninggalam Prabu Hayam Wuruk. Konon ia berpesan pada sang paman untuk membuatkan sebuah tempat pendharmaan di utara lereng Gunung Wilis. Lantas sang paman memerintah Empu Sakti Supo untuk membangunnya dan hanya dalam waktu singkat, candi tersebut sudah berdiri tegak. Saat Hayam Wuruk wafat, abu sisa pembakaran jenazah raja keempat Majapahit itu disemayamkan di Candi Ngetos.

 

Candi yang ditemukan pada tahun 1817 M ini memiliki tinggi 10 meter dengan empat jendela di setiap sisi yang memiliki ukuran berbeda. Sebab termakan usia, beberapa bagian candi sudah rusak bahkan hilang. Semula terdapat relief Kalamakara di ke empat kepala candi, namun saat ini hanya tersisa satu yang menghadap ke arah Gunung Wilis. Kalamakara dipercaya sebagai penolak bala atau pengusir roh jahat.

 

Meski secara fisik tak lagi sempurna, peninggalan sejarah yang satu ini tidak boleh dilupakan. Berada di tepi jalan raya Ngetos atau sekitar 17 km dari pusat kota, Candi Ngetos sangat mudah ditemukan. Kamu bisa berfoto atau cukup duduk di bawah pohon palem sembari mengamati detail bangunan kuno ini.

6. Goa Margo Tresno

Photo by @april_yulius18 on Instagram

Photo by @april_yulius18 on Instagram via https://www.instagram.com

Dari lereng Gunung Wilis, kita pindah ke arah utara kota Nganjuk, yakni di lereng pegunungan Kendeng. Tepat di tengah hutan jati Kecamatan Ngluyu terdapat sebuah Goa yang memiliki udara sejuk. Konon tempat ini dulunya digunakan oleh prajurit Majapahit sebagai jalan rahasia menuju Bojonegoro dan Tuban agar tidak diketahui musuh.

 

Margo artinya jalan dan tresno adalah cinta. Mitosnya, goa ini dapat membawa ketentraman dan kelanggengan rumah tangga bagi yang memasukinya. Untuk menuju mulut goa, kamu harus berjalan melalui jalan setapak berupa tangga. Sebelumnya kamu akan melewati gapura dengan patung kelelawar besar di atasnya. Setelah berjalan sejauh 600 meter kamu akan disambut dengan sebuah pintu yang menjorok ke dalam. Goa ini memiliki dua lorong, arah selatan bisa tembus ke atas, sedangkan arah utara belum dibuka jalurnya.

 

Selain napak tilas, melihat kelelawar, dan menenangkan diri, kamu juga bisa berenang di sumber airnya yang segar. Tak perlu khawatir jika perut lapar, karena ada warung-warung makan yang akan membuatmu kenyang.

 

 

7. Waduk Perning

Photo by @madanadp on Instagram

Photo by @madanadp on Instagram via https://www.instagram.com

Meski tak semegah di pantai atau di gunung, namun melihat matahari tenggelam di Waduk Perning sudah terasa mewah. Semburat warna senja yang memantul di permukaan air, ditambah pepohonan cemara yang mengelilingi dan sekelompok burung yang hilir mudik di atasnya tentu menambah keeksotisan suasana.

 

Waduk yang berada di Kecamatan Jatikalen ini berfungsi sebagai tempat penampungan air untuk irigasi sawah. Uniknya, saat musim hujan waduk penuh berisi air, namun akan menyusut bahkan kering kerontang saat musim kemarau. Sehingga sejauh mata memandang, yang terlihat hanya rerumputan.  

 

Di area Waduk Perning ini sebenarnya terdapat wahana wisata yang baru dibuka tahun lalu, yakni Selo Park. Sayangnya, kondisinya kini terbengkalai setelah sang pemilik tutup usia. Jadi, jika kamu ingin menikmati golden hour dengan maksimal atau mendayung perahu kayu yang ada, pastikan air waduk terisi penuh, ya. Satu lagi, kamu juga bisa menikmati keindahan milky way di Waduk Perning ini, loh!

 

Yuk, sembuhkan cabin fever dengan berkunjung ke Nganjuk! Karena Indonesia tidak itu-itu saja.

 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecandu es krim yang tidak suka minum dingin.

CLOSE