#BeraniBaik—Ingin Menjadi Content Creator yang Baik? Cobalah Terapkan 5 Aturan Berikut Biar Nggak Salah Langkah

Sederet aturan yang harus diterapkan seorang content creator

Belakangan, profesi sebagai content creator mulai banyak diminati. Orang-orang berlomba-lomba mengasah skill mereka agar tampak bak profesional. Mereka mencoba mengemas dan mengembangkan konten yang akan disajikan secara apik dan kreatif. Itulah mengapa, akhir-akhir ini lahir beragam content creator yang berani beda dengan pembawaan anti-mainstream dari content creators sebelumnya. Juga, bermunculan konten-konten yang fresh, menarik dan unik sesuai target pasar masing-masing.

Menjadi seorang content creator sebenarnya gak serumit yang dibayangkan, asal, tahu celah dan aturannya. Namun, banyaknya content creator baru banyak pula dari mereka yang abai dengan peraturan-peraturan yang semestinya diterapkan penuh kehati-hatian. Karena menjadi content creator yang baik juga handal, nggak boleh asal.

Apa saja sih aturan yang harus dipatuhi oleh seorang content creator sejati agar kontennya tetap menarik dan dicintai publik? Berikut ulasannya.

Keep scrolling, ya.

Advertisement

1. Tidak memuat konten berisikan SARA

Foto oleh Artem Podrez dari Pexels

Foto oleh Artem Podrez dari Pexels via https://www.pexels.com

Sama seperti syarat membuat sebuah tulisan yang baik, menciptakan konten yang baikpun harus terlepas dari SARA. Apa sih SARA itu? SARA merupakan singkatan dari Suku, Agama, Ras dan Antargolongan. Hal ini dikarenakan keempat hal tersebut sudah menjadi isu pokok yang sangat sensitif bagi sebagian publik.

Kenapa harus dihindari? Salah satu alasan terbesar mengapa SARA sebisa mungkin harus dihindari dari konten maupun tulisan adalah karena multikulturalisme yang ada di tengah-tengah kehidupan sosial bermasyarakat di Indonesia.

Advertisement

Sebagai warga negara yang baik, kita harus menghormati multikulturalisme tersebut dan aware untuk tidak mengangkat isu-isu sensitif yang menyinggung SARA sebab boleh jadi memicu kesalahpahaman bahkan melahirkan konflik berkelanjutan. Kalau sudah demikian, barangkali gak akan bisa diselesaikan dengan satu video klarifikasi plus permintaan maaf yang dilengkapi adegan menangis penuh penyesalan. So, kamu harus lebih bijak dan memerhatikan soal peraturan satu ini ya.

2. Tidak menyinggung maupun menyudutkan pihak lain

Foto oleh Vlada Karpovich dari Pexels

Foto oleh Vlada Karpovich dari Pexels via https://www.pexels.com

Menjadi content creator yang baik artinya kamu harus siap untuk selalu bersikap netral dan nggak boleh terbawa suasana, meski ada isu-isu yang hangat, penting, dan menarik untuk dibicarakan. Netral itu seperti apa sih? Netral artinya kamu tidak memberi dukungan juga tidak menjelek-jelekkan seseorang atau pihak tertentu. Kamu harus sebisa mungkin memberi pembawaan positif dalam kontenmu meski orang-orang di luar sana banyak men-judge buruk atas isu-isu yang kamu bahas tersebut.

Sebelum membahas suatu isu dalam bentuk konten, ada baiknya cross check terlebih dahulu ya supaya nggak salah ketika menyampaikan informasi pada peminat setia konten-konten kamu. Jangan sampai jatuhnya kamu justru terkesan seperti menyinggung atau menyudutkan pihak-pihak tertentu.

Advertisement

3. Memuat konten berisi informasi dan pengetahuan yang mendidik

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Kita semua sepakat bahwasanya tayangan-tayangan di televisi hari ini minim edukasi. Banyak hal yang seharusnya disensor tapi malah dipertontonkan. Maka, inilah kesempatan bagi para content creator untuk menelurkan konten-konten yang sarat informasi dan pengetahuan nan edukatif bagi masyarakat Indonesia.

Apa saja konten kreatif dan edukatif itu? Apapun bisa kamu jadikan konten kok tapi harus diingat dan dicatat bahwasanya konten tersebut mampu menyajikan sesuatu hal yang bersifat baru juga positif dan mengandung nilai-nilai edukatif yang dapat dipelajari dan dipahami masyarakat secara luas. Jadi, isinya bukan gosip atau isu-isu yang tidak jelas juntrungannya. Atau dengan kata lain, konten tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan jelas kebermanfaatannya bagi masyarakat luas.

4. Selalu memerhatikan kemanfaatan isi

Foto oleh Liza Summer dari Pexels

Foto oleh Liza Summer dari Pexels via https://www.pexels.com

Selain informatif dan edukatif, hal lain yang harus diperhatikan adalah apakah konten yang kamu produksi memiliki manfaat bagi orang banyak?

Hari ini, ada banyak sekali konten yang kurang berfaedah di mana sengaja dibuat hanya untuk mengejar keuntungan semata tanpa mempertimbangkan sisi kemanfaatannya bagi orang lain. Dengan dalih menyesuaikan minat pasar, seorang content creator terkadang melupakan bahwa tugasnya adalah menyajikan konten-konten yang baik dan bukan menjerumuskan. Mirisnya, konten-konten tersebut justru dikonsumsi oleh orang banyak dan itu merupakan hal paling menyedihkan.

Oleh karena itu, meski para penikmat konten-kontenmu kurang aware dalam memilah-milih konten baik atau buruk, maka kamulah yang seharusnya menyadarkan diri bahwa kontenmu harus membawa kebaikan dan manfaat bagi orang banyak. Ingat, meski tujuan akhirnya untuk mendapatkan uang, menciptakan konten yang baik, informatif, edukatif dan bermanfaat harus selalu menjadi pacuan utama yang wajib kamu pertimbangkan.

5. Menghibur tapi tetap sopan

Foto oleh Ivan Samkov dari Pexels

Foto oleh Ivan Samkov dari Pexels via https://www.pexels.com

Gerak-gerik, gaya bahasa atau pilihan kata seorang content creator pasti gak lepas dari perhatian publik. Dengan kata lain, apa yang dilakukan oleh seorang content creator biasanya akan dicontoh pula oleh orang-orang yang menikmati konten tersebut. Maka, sebaik-baiknya konten harus dibarengi pula dengan sikap dan bahasa yang sopan.

Meskipun isi konten tersebut menghibur, penuh humor dan mengundang tawa, tetap harus perhatikan sikap. Perhatikan pula, apabila isi konten tersebut menyajikan hiburan seperti candaan atau guyonan, wajib tidak boleh mengandung unsur perundungan atau bullying. Mungkin seru, barangkali akan ada banyak orang yang berminat menonton konten tersebut, namun, alangkah kurang baik mempertontonkan konten berisikan bullying atau segala jenis shaming.

Ingat! Boleh jadi hari ini seorang content creator berperan sebagai pemberi teladan bagi banyak orang, maka, bila kamu menelurkan konten berisikan bullying, shaming dan semacamnya artinya secara pribadi kamu telah menghalalkan bullying, shaming dan semacamnya untuk diterapkan dalam keseharian. Lantas, orang lain yang menikmati kontenmu menganggapnya sebagai hal yang wajar, toh, si content creator A saja melakukan bullying. Ah, biasa itu. Sah-sah aja. Nah, lho. Gimana kalau sudah ada orang yang berpikiran bully sebagai hal wajar gara-gara kontenmu itu? Kita gak mau, kan, generasi seterusnya tumbuh dengan jiwa pem­-bully? So, tetap harus berhati-hati ya. Jangan asal saja membuat konten. Boleh menghibur tapi tetap menjaga poin-poin baik.

Itulah 5 aturan dasar yang harus diterapkan seorang content creator dalam menciptakan konten. Sebetulnya, menjadi seorang content creator itu susah-susah gampang dan akan terasa lebih gampang apabila kamu menguasai 5 aturan dasar yang telah dijabarkan satu persatu di atas. Semoga bermanfaat bagi kamu yang akan atau sudah menjadi content creator.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis

CLOSE