#CatatanAkhirTahun – Kaleidoskop 2021, Pelajaran Berharga untuk Kalian dan Diriku Sendiri

Tidak terasa tahun 2021 akan segera berakhir dalam beberapa hari lagi. Sepanjang tahun 2021, banyak sekali peristiwa maupun kejadian yang terjadi di sekitar kita. Tidak bisa kita pungkiri dalam kurun waktu 365 hari, kita telah banyak menaruh harapan melalui untaian-untaian resolusi yang kita susun setiap pergantian tahun tiba.

Banyak variasi rasa yang kita hadirkan dalam rangkaian perjalanan 2021 ku kali ini. Dari rasa yang pernah ada, rasa bahagia, kecewa, penyangkalan dan amarah, sedih, gundah gulana, gelisah dan semua menyeruak dalam perjalanan hari ke harinya. Kini aku diberikan kesempatan untuk menuliskan untaian pesan moral yang ku selipkan dalam babakan kaleidoskop yang terjadi sepanjang tahun 2021 kali ini.

Mari kita sejenak untuk throwback ke belakang, beberapa peristiwa tragis maupun bahagia dihadirkan dalam tahun 2021 kali ini. I think it’s not the best year for me, but i learns a lot of things di tahun 2021 ini. Banyak hal-hal yang selama ini aku dapatkan dalam rangkaian perjalanan di tahun 2021.

Mulai dari berusaha kuat meskipun ditengah badai ocehan tetangga karena belum mendapatkan hal yang mereka inginkan, mengendalikan ekspektasi yang terlalu tinggi akan suatu hal, kehilangan orang-orang yang saya cintai dan saya kagumi, kehilangan dosen pembimbing panutan saya, keluarga terkena covid-19 saat PPKM besar-besaran jilid kedua, kehilangan sosok cerianya teman-teman, diberikan nikmat yang luar biasa dan berkat dari Tuhan, dan masih banyak lagi flashback yang terjadi di tahun 2021.

Apakah aku adalah tipe orang yang selalu menyusun resolusi di setiap tahunnya? Yes, itu dulu. Tetapi sekarang rasanya aku berada pada tahap ketidakpastian. Jika keinginanku terlalu tinggi maka aku susah mengendalikan ekspektasiku. Terlalu sedih juga tidak kunjung merubah keadaan. Maka berusaha kuat dan selalu berpikir positif terkadang menjadi sebuah kunci meniti hidup agar tidak runtuh dan selalu mencoba untuk menjalani kehidupan yang embuh ini. Tetapi ketika resolusimu tidak tercapai gapapa. It’s ok, masih ada tahun-tahun berikutnya. Siapa tahu keinginanmu akan terwujud.

Selain aku belajar dari kehidupanku, aku juga belajar dari kejadian-kejadian yang terjadi selama tahun 2021 ini. Banyak yang tidak bisa pungkiri kejadian-kejadian selama 2021 ini sangatlah relate akan kehidupanku dan disekitarku juga. Spesial untuk kalian pada artikel kali ini, aku mencoba untuk membuat kaleidoskop tahun 2021 yang memuat pelajaran hidup bagi diriku sendiri dan kalian semua. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dalam meniti kehidupan. Semoga kaleidoskop yang aku sajikan kali ini bisa menjadi sarana muhasabah dan introspeksi diri dalam menyongsong tahun baru 2022.

1. Harus Selektif dan Jangan Mudah Percaya Kepada Siapapun

Photo by Pixabay from Pexels

Photo by Pixabay from Pexels via https://www.pexels.com

Masihkah kalian ingat dengan kasus yang menimpa artis terkenal Nirina Zubir? Terkait kasus mafia tanah yang kebetulan Nirina Zubir sendiri yang menjadi korbannya. Disini kita belajar bahwa kita sebagai orang setidaknya harus bisa selektif dalam memutuskan kepada siapa kita harus memberikan kuasa.

Apalagi persoalan tanah yang notabenenya bukan permasalahan yang mudah. Kurasa cukup pelik dan rumit nampaknya. Dalam konferensi persnya, Nirina Zubir membeberkan bahwa asisten rumah tangganya berinisial RK berhasil menggelapkan sertifikat tanah milik almarhumah ibundanya.

Tanpa sepengetahuan almarhumah ibu dari Nirina, RK melakukan penggelapan dengan diubah berkas-berkasnya semua menjadi atas nama si RK. Lantas dari sini, Nirina Zubir mendapatkan kerugian sebesar 17 miliar. Situ yang untung, mbaknya rugi dong!

Dari kasus Nirina, kita belajar bahwa pilihlah orang-orang yang bisa dipercaya. Ketika kamu butuh bantuan untuk memberikan kuasanya kepada orang lain maka kamu harus pilih orang yang kredibel. Bisa ke pengacara, notaris maupun pihak-pihak yang memang concern terhadap isu-isu yang setidaknya paham dan sudah menjadi kebutuhan kamu untuk membutuhkan orang-orang tersebut.

Bagaimana dengan teman dekat dan anggota keluarga? Boleh silahkan saja, asalkan mereka bisa bertanggungjawab terhadap amanah yang sudah kamu berikan. Asalkan dia tahu kepada siapa dan kemana harus diurus.

Di sini kamu yang menjalankan maka kamu harus bisa menerawang bagaimana watak dan karakternya si anggota keluarga tersebut. Memang kan kita terikat oleh perbedaan status dalam keluarga. Tetapi soal kepercayaan ya semua sama karena kita manusia lumrah.

Sejauh mana ketika dikasih kepercayaan apakah dia bisa menuntaskannya. Jangan gampang percaya hanya karena embel-embel duit aja. Urusan duit semuanya lancar. No. Sekecil apapun permasalahannya jangan pernah sekali-kali meremehkan suatu masalah.

Permasalahan Nirina ini adalah masalah kejujuran. Dia mampu nggak menyelesaikan masalahnya. Dia bisa diandalkan tidak untuk mengurus segala macam keperluannya. Apalagi urusan barang-barang berharga seperti sertifikat tanah yang memang atas nama kamu sendiri sebagai pemberi kuasa, please jangan gampang banget percaya kepada orang lain. Itu barang penting jangan dipindahtangankan kecuali memang orang itu yang kamu percayai.

2. Berusaha Kuat Meskipun Dilanda Keterpurukan

Photo by Maycon Marmo from Pexels

Photo by Maycon Marmo from Pexels via https://www.pexels.com

Pelajaran ini saya ambil dari Laura Anna, selebgram yang beberapa hari lalu meninggal dunia. Sebelum ia meninggal dunia, Laura memang sudah mengalami spinal cord injury akibat kecelakaan mobil bersama mantan kekasihnya yaitu Gaga Muhammad.

Istilah sederhananya spinal cord injury adalah cedera saraf tulang belakang yang menyebabkan Laura akhirnya sempat lumpuh total dan tidak bisa berjalan. Ia meringkuh di kasur namun Laura masih bisa menebarkan keceriaan dan kegembiraannya di media sosial.

Meskipun dia dalam keadaan sakit, tetapi dia masih bisa menebarkan cinta dan positive vibes kepada semua orang. Dia berusaha kuat meskipun dilanda sakit yang luar biasa ia derita. Lora juga mengajarkan kepada kita semua tentang arti hidup itu sendiri.

Membuat diri kita seakan terhenyak untuk ayo terus bertahan karena diluar sana banyak orang yang sayang dan bangga sama pencapaian dan ketulusan pribadimu.

Percayalah disaat kita susah dan lara, akan datang rencana baik yang telah disiapkan Tuhan. Arti hidup yang luar biasa menjadikan kita tersadar bahwa meskipun hidup terasa sulit tetapi semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dalam meniti kehidupan.

3. Gangguan Mental Bukan Karena Kurang Dekat Dengan Tuhan

Photo by Andrew Neel from Pexels

Photo by Andrew Neel from Pexels via https://www.pexels.com

Seringkali ketika seseorang mengalami mental illness maka orang-orang selalu mengkaitkannya dengan kedekatan dia dengan Tuhannya. Padahal kalau kita pikirkan secara jernih, sebenarnya masih belum menemukan korelasinya dimana.

Seringkali orang-orang yang merasa dipandang sebelah mata akibat mendapatkan ujaran lelah secara mental atau terkena gangguan mental pasti dianggap mereka kurang dekat dengan Tuhan. 

Sebenarnya konteksnya bukan soal kedekatannya dengan Tuhan atau karena kurang beribadah dan lain sebagainya. Justru mereka mendapatkan tekanan dari arah manapun yang membuat mereka merasa kepikiran, merasa self diagnose atas penyangkalan yang dia alami.

Salahnya adalah kalian percaya kalau oh berarti yang lemah mentalnya itu karena kurang beribadah. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait gejala depresi menyebabkan salah kaprah terkait stigma hubungan lemahnya mental dengan sifat religiusitas seseorang.

Mungkin dia sudah pasrah mau kepada siapa lagi aku harus mencurahkan semua. Disinilah peran support system teramat berarti, karena mereka lah dia setidaknya merasa insecure dengan kondisinya yang dia alami kini.

Jangan sepelekan masalahnya dengan masalah yang kamu alami. Sepele bagi kamu bisa jadi hal yang menakutkan dan besar bagi orang lain. Kita tidak akan tahu kondisi psikis dan situasi orang tersebut posisinya seperti apa. Mental setiap orang pastinya berbeda-beda. 

Kita sebagai manusia punya cara masing-masing untuk menyikapi masalahnya dari sudut pandang mananya juga. Mengalami depresi juga bukan karena seseorang itu kurang gigih dan kurang bertakwa terhadap sang Ilahi. Bukan karena kurangnya iman juga yang menjadi pemicu depresi. Setidaknya berikanlah banyak dukungan berupa support system yang solid untuk bisa sembuh dan saling bertumbuh.

4. Jangan Saling Menyalahkan Tetapi Berusaha Memposisikan

Photo by Liza Summer from Pexels

Photo by Liza Summer from Pexels via https://www.pexels.com

Masih ingat kan dengan Kasus Novia Widyasari? Kasus yang sempat ramai di jagad media sosial Twitter beberapa minggu kebelakang ini sempat mencuri perhatianku juga. Kebetulan almarhumah pernah saling balas-balasan pesan denganku juga. Semasa almarhumah hidup, ia dikenal sebagai sosok yang ceria dan periang. 

Dalam highlight instagramnya, dia selalu menebarkan kesan positif melalui quotes-quotes dan rangkaian kata yang menghentakkan sanubariku. Namun tragisnya memang Novia dihadapkan pada seorang cowok yang biadab dan tidak bertanggung jawab atas segala hal yang sudah ia rasakan.

Lingkungan selalu menuntut kita banyak hal dan sekecil apapun hal itu semuanya dianggap paling perfect. Mereka seakan menebarkan komentar-komentar buruk padahal beliau sudah tiada. Mereka asal ucap tanpa tahu kebenaran informasinya yang sebenarnya.

Belajar dari kasus Novia, kita setidaknya bisa lebih aware dan berusaha untuk memposisikan. Ingat jangan berujung saling menyalahkan tetapi berusaha untuk memposisikan. Mungkin diluar sana kalian bahas,loh! keburukan-keburukannya, kok masih tetep dilakukan, yang perbuatan zina lah apalah itulah. Tolong jangan berusaha sudutkan korban. Hanya Novia dan Tuhan yang tahu. 

Dari kasus Novia, kita bisa dapatkan pelajaran juga bahwa keberadaan teman, keluarga, rekan-rekan sangatlah berarti agar dia bisa secure dengan kondisi hidupnya. Mereka setidaknya bisa aman dan tetap survive menjalani kehidupan yang embuh ini.

Novia adalah salah satu contoh pejuang kekerasan seksual. Disinilah mereka seharusnya mendapatkan perlindungan dan rasa aman bukan malah ditindas seenaknya. Tundukkan pandanganmu, kesampingkan nafsu dan egomu.

5. Kedewasaan Dalam Berkendara dan Hindari Bystander Effect

Photo by Hassan OUAJBIR from Pexels

Photo by Hassan OUAJBIR from Pexels via https://www.pexels.com

Kalian tentu masih teringat dengan kecelakaan yang menimpa dua pasangan selebritis yaitu Vanessa Angel dan Bibi. Mereka berdua meninggal di lokasi kejadian di salah satu tol yang ada di Jawa Timur.

Sebelum kejadian kecelakaan, Vanessa Angel sempat mengupload storynya hayo tebak mau kemana? seakan menjadi isyarat dan pertanda. Tidak heran jika netizen tidak percaya jika kejadian ini menimpa keduanya. 

Tubagus Joddy selaku supir mendadak jadi perbincangan dan disudutkan akibat insiden kecelakaan ini. Dari insiden yang menimpa Vanessa Angel kita belajar bahwa kedewasaan mengemudi harus ditanamkan oleh pengendara terkhusus supir.

Perilaku inilah perlu diaktualisasikan untuk bisa bersikap taat aturan ketika di jalan baik jalan tol maupun jalan umum. Kedewasaan mengemudi perlu diteguhkan dalam diri pengendara karena kalau sudah tahu berkendara di tempat yang rawan dan jam yang rawan apalagi di lingkungan berbahaya.

Maka sedari awal kita sebagai pengendara seharusnya lebih berhati-hati lagi dan antisipasi sehingga terhindar dari jeratan masalah di jalan raya. Kalau capek silahkan cari rest area. Jangan mengemudi dan kontrol kemudi dengan kecepatan minimal tidak boleh lebih.

Selain itu, dari insiden kecelakaan ini kita juga menghindari adanya Bystander Effect. Bystander effect ini adalah difusi tanggung jawab dan efek pengamat semata. Orang-orang merasa kenapa harus aku, kan siapa tahu ada orang lain yang bantuin, jadinya mereka beranggapan bahwa dia memilih untuk tidak membantu karena mereka berharap ada yang membantu korban. Banyak orang melakukan rekam video di TKP. 

Tapi semakin kesini ada kecelakaan bukannya ditolong malah asik ditonton? Sebisa mungkin dihindari perilaku seperti ini. Hormati keluarga yang sedang berduka. Jangan share kejadian kecelakaan apalagi foto korban. Latah berkonten dan diupload ke sosial media buat mendulang viewers yang banyak dan menekan rasa iba kepada followers atas kehilangannya

6. Belajar dari Kegagalan Demi Meraih Manisnya Kesuksesan

Photo by SHVETS production from Pexels

Photo by SHVETS production from Pexels via https://www.pexels.com

Tahun 2021 kita mendapatkan kabar gembira yang luar biasa. Kemenangan Greysia Polli dan Apriyani Rahayu mengantarkan sektor ganda putri meraih medali emas pertama untuk Indonesia. Greyap sebutan akrabnya berhasil menyabut emas pertama Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar tahun 2021.

Greysia dan Apriyani berhasil mengalahkan wakil dari China dalam partai final sektor ganda putri. Sungguh ini adalah cetakan sejarah paling epic dan bukan hanya sekedar kemenangan mereka berdua tapi untuk Indonesia.

Kemenangan yang dipersembahkan oleh Greysia Polli terbayarkan lunas atas kegagalannya di Olimpiade London tahun 2012. Saat itu Greysia Polli didiskualifikasi karena pelanggaran kode etik di babak grup C berpasangan dengan Meiliana Jauhari. Disini kita belajar bahwa setiap kehidupan manusia diberikan jatah gagalnya untuk terus improve demi mencapai keberhasilan.

Kata orang kalau kita tidak gagal itu tidak seru karena hidup rasanya menang-menang aja. Tuhan tidak akan menciptakan sebuah masalah diluar batas kemampuannya. Yakinlah bahwa kegagalan adalah pembuka jalan menuju kesuksesan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Seblak dan Baso Aci