Mengenal Kikugawa, Restoran Jepang Pertama di Indonesia!

Industri kuliner di Indonesia saat ini sedang berkembang dengan pesat. Bukan hanya makanan lokal saja yang digemari, juga dari mancanegara. Salah satunya adalah sajian makanan Jepang. Banyaknya penikmat makanan Jepang ini membuat restoran Jepang di Indonesia ada di mana-mana mulai dari yang harganya murah sampai yang harganya mahal. Kamu penasaran gak sih restoran Jepang mana yang pertama kali membuka gerainya di Indonesia? Yuk kita cari tahu!

Restoran Jepang pertama yang buka di Indonesia adalah restoran Kikugawa yang letaknya di daerah Cikini, tepatnya di Jalan Cikini IV No. 13, Menteng, Jakarta Pusat. Percaya nggak? Restoran Kikugawa sampai saat ini (tahun 2022) ternyata masih buka dan masih banyak pengunjung yang datang ke sana untuk menikmati makanan Jepang dan suasana yang autentik. Makin penasaran nggak nih cerita tentang restoran Jepang pertama ini? Kita coba bahas yuk!

Advertisement

1. Pemilik Kikugawa adalah Mantan Prajurit Jepang

Photo by Thomas Marban on Unsplash

Photo by Thomas Marban on Unsplash via https://unsplash.com

Di balik kesuksesan restoran Jepang yang masih berdiri hingga berpuluh-puluh tahun lamanya ini, ternyata ada peran dari seorang mantan serdadu atau prajurit Jepang yang menetap di Indonesia setelah Perang Dunia II berakhir, yakni Kikuchi Surutake. Ia pertama kali membuka dapur Kikugawa ini pada tahun 1969 bersama istrinya. Kejatuhcintaannya pada Indonesia membuat Kikuchi ingin menetap dan membangun keluarga bersama sang istri yang berasal dari Indonesia, Amelia Paat, seorang Wanita asal Manado.

2. Sejarah Didirikannya Kikugawa yang Sudah Berumur 53 Tahun

Photo by Satrio Sarwo Trengginas on Tribun Jakarta

Photo by Satrio Sarwo Trengginas on Tribun Jakarta via https://travel.tribunnews.com

Asal muasal nama Kikugawa sendiri berasal dari gabungan namanya (Kikuchi) dengan inspirasi lagu Indonesia favoritnya, Bengawan Solo karya Gesang, lagu yang saat itu banyak memikat hati orang-orang Jepang di tanah air. Dalam Bahasa Jepang sendiri, Bengawan Solo yang adalah sungai, memiliki arti ‘gawa’. Sedangkan Kiku diambil dari nama Bunga Krisan atau bisa juga berarti kepemilikan. Maka gabungan dari keduanya jadilah Kikugawa, yang artinya sungai yang mengalir dibawah bunga krisan dengan mengandung filosofi bahwa satu karena yang di Jepang bernama Bengawan Solo dan yang kedua Kikuchi dan istri berharap bisnis restoran Kikugawa ini dapat mengalir seperti sungai. Saat ini Kikuchi dan sang istri memang sudah tiada, tapi peninggalan warisan restoran Kikugawa masih dijaga oleh generasi kedua mereka, yakni anaknya yang ketiga.

Advertisement

Sebelum mendirikan Kikugawa, pada tahun 1957, Kikuchi dan istrinya mendirikan restoran di kawasan mewah Roppongi, Tokyo, Jepang dengan nama Bengawan Solo. Restoran ini menyediakan cita rasa khas tanah air bagi para diplomat dan mahasiswa Indonesia di Jepang. Suatu saat, pihak pemerintah di era kepemimpinan Ali Sadikin datang ke Bengawan Solo dan menawarkan ke Ibu Amelia (Istri Kikuchi) untuk membuka restoran di Indonesia. Pasalnya, sekitar tahun 1960-an, banyak investor asal negeri Sakura ini yang sudah mulai berdatangan ke Indonesia. Ini momen yang mendorong Ibu Amelia untuk mendirikan restoran asal Jepangnya di Indonesia. Saat itulah akhirnya Kikugawa dibangun.

3. Kikugawa Tak Lekang Dimakan Zaman

Photo by Urukyu on Urukyu's Blog

Photo by Urukyu on Urukyu’s Blog via https://urukyu.wordpress.com

Walau sekarang restoran Jepang yang lebih kekinian sudah menjamur, Kikugawa tetap berdiri dan tak termakan oleh waktu. Restoran yang jauh dari kata fancy ini dapat menghipnotis para pengunjung untuk terus datang dan menikmati masakan Jepang yang autentik. Memiliki nilai yang berbeda dari restoran Jepang lainnya, Kikugawa sendiri memiliki cerita bersejarah dan cita rasa yang autentik yang belum tentu dimiliki oleh restoran lainnya.

4. Atmosfir Kikugawa yang Masih Autentik dan Klasik ala Jepang

Advertisement
Photo by Urukyu on Urukyu's Blog

Photo by Urukyu on Urukyu’s Blog via https://urukyu.files.wordpress.com

Suasana Kikugawa yang dibalut dengan dekorasi tirai bambu, tanuki, boneka Jepang dan hiasan interior khas Jepang membuat pengunjungnya merasa dibawa ke masa lampau. Jauh dari kata mewah dan glamor, Kikugawa memiliki design tempat yang terkesan sederhana. Tidak berada di pinggir jalan besar yang ramai, restoran ini justru seperti bersembunyi dari bisingnya stasiun kereta api Gondangdia, kantor-kantor dan restoran sekitarnya.

Saat menemukan bangunan restoran ini, kamu akan disambut dengan hanya papan nama kayu berwarna kuning sederhana yang bertuliskan Japanese Restauran Kikugawa – Jl. Cikini IV No. 13 dengan jalan berbatu krikil menghiasi halaman depan restoran yang tampak seperti rumah pribadi pada umumnya. Bahkan sering kali, papan didepan bangunan bertuliskan tutup. Wah, kenapa ya?

Itu karena Kikugawa tidak memiliki jam operasional restoran pada umumnya. Seperti restoran yang berada di Jepang, sebagian besar mereka hanya buka pada saat jam makan siang dan malam. Lebih detailnya, jadwal operasional Kikugawa dibagi menjadi dua sesi. Sesi buka pertama buka pada pukul 11.30 sampai dengan 15.00 WIB dan untuk sesi buka kedua dibuka pada pukul 17.30 sampai dengan 22.30 setiap harinya.

Saat memasuki bangunan, kamu akan merasakan suasana sunyi dan mendengar alunan instrumen Jepang yang sayup-sayup sambil disambut oleh para pelayan perempuan di sana dengan ramah dan hangat. Suasana di sana sangat menenangkan jiwa, nuansa yang kental akan negeri sakura makin membuat para pengunjung bak berada di rumah jadul Jepang. Namun, Kikugawa tetap menggunakan meja kayu dan kursi bambu rotan berbantal merah marun khas Indonesia di masa lampau, sebagai bentuk kecintaan Kikugawa pada Indonesia. Suasana sunyi nan nyaman ini membuat pengunjung menikmati makanan yang dihidangkan.

5. Menu yang Disajikan Autentik Ala Jepang

Photo by Urukyu on Urukyu's Blog

Photo by Urukyu on Urukyu’s Blog via https://urukyu.files.wordpress.com

Ketika ingin memesan, kamu akan disodorkan menu sederhana yang ditulis dalam lembaran karton berwarna merah dimana menu-menu yang ditawarkan dituliskan dengan bahasa Jepang dan juga Bahasa Indonesia. Tanpa mengubah menunya sejak dulu, Kikugawa menyajikan beberapa sajian Jepang seperti sushi, nasi kari, udon, sashimi, soba tempura, ramen, dan agedashi tofu. Untuk menu sushi sendiri, hanya ada salmon sushi saja yang dikemas menjadi beberapa olahan seperti nigiri salmon sushi, sashimi salmon, salmon ju, sampai chako salmon.

Untuk menu favorit, terdapat menu yakni Ume Set, terdiri dari seporsi Sukiyaki, lima potong sushi salmon, tiga helai salmon sashimi, tempura, miso sup dan yakitori. Set menu lebih memberikan banyak pilihan makanan dengan jumlah yang lebih sedikit namun bervariasi, hal ini sebagaimana kebanyakan restoran yang berada di Jepang, dimana bisa sampai 20 jenis makanan yang disajikan dalam satu set untuk satu orang. Namun, tidak sama seperti di Jepang, Kikugawa tetap menyesuaikan porsi makanan untuk perut orang Indonesia. Untuk harga perhidangannya sangat bervariasi, price range-nya sekitar Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per/orangnya.

Nah, gimana nih para pecinta masakan Jepang, penasaran nggak untuk ke Kikugawa? Jarang-jarang ada restoran Jepang yang se-autentik Kikugawa, suasana dan hidangannya bikin kamu merasa berada di Jepang asli. Jangan lupa kalau ingin ke sana, ingat jadwal yang mereka miliki ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hi. I'm Rizka, a creative Content Writer who usually writes more about lifestyle, traveling, culinary, entertainment, history, life experience, book reviews, and opinions in a unique way. I am adept at publishing creative content for social media marketing, blogs, and newsletter by complying with SEO guidelines. You can visit my page to read my articles more! For further information, you can contact me through email at Rizkanadhira@contentwriter.id

CLOSE