Setia Menolong Vs People Pleaser, Mana yang Mencerminkan Dirimu?

Sebenarnya, aku pengen bantu orang itu, tapi aku nggak enak mau nolak permintaannya..

Dalam kehidupan ini, kita selalu dihadapkan pada berbagai latar belakang dan watak teman-teman kita yang berbeda-beda. Coba kamu perhatikan dan pikirkan berapa banyak orang yang kamu temui sampai detik ini? Di kesehariannya kamu sering bertemu dengan orang yang sedang meminta bantuan di kala kesulitan yang mendera dirinya. Saat orang sedang meminta bantuan, respon yang saya temukan sepanjang pengalaman saya kurang lebih ada tiga bentuk yaitu iya pasti membantu, iya tapi masih terdapat keraguan dalam dirinya (susah bilang tidak) dan tidak karena memang ia tidak bisa membantu. 

Belakangan ini, orang-orang sedang gencar untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Namun, bagi sebagian orang kerapkali disalahartikan bahwa orang yang ingin dibantu dan mau memudahkan urusan orang lain merasa bahwa dia dibilang sok baik dan mau bantu cuma kalau ada maunya. Saat ini, kepribadian seseorang digambarkan dalam dua sisi, apakah dia adalah seorang people pleaser atau dia memang penolong sejati yang selalu membantu atas dasar iya, saya mau.

Jika kalian adalah tipe orang yang cenderung sulit untuk mengatakan tidak, bisa jadi kamu tergolong seorang people pleaser. Menurut Merriam Webster dan Susan Newman, seorang psikolog asal Amerika Serikat, people pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha melakukan atau mengatakan hal yang menyenangkan orang lain, meski bertentangan dengan apa yang ia pikirkan atau rasakan. Ini ia lakukan agar orang lain tidak kecewa padanya. Hal ini bernasib berbeda dengan orang yang berjiwa penolong setia, dia lebih mencurahkan perhatian pada orang yang ingin dibantu karena atas dasar sukarela atau memang sudah diniatkan untuk membantu. 

Konteks people pleaser dan penolong setia ini selalu erat dalam keseharian kita tanpa terkecuali dimanapun berada dan apapun situasinya. Sifat ini layaknya digambarkan dalam satu kutipan dari film Disney yang kutipannya kurang lebih seperti ini. ‘Don’t be afraid of losing people. Be afraid of losing yourself by trying to please everyone artinya tidak sedikit orang yang kehilangan dirinya sendiri hanya untuk membahagiakan orang lain.

Bagaikan buah pinang dibelah dua, nyatanya serupa tapi terlihat tak sama secara tersirat terkait kedua sifat ini. Tidak mengherankan jika memang terkadang sulit untuk membedakan mana yang benar-benar ramah dan mana yang terlihat ramah hanya untuk menyenangkan hatimu saja. Memang sama-sama saling membantu tetapi jika ditelaah lebih jauh ada sedikit perbedaan dari cara dan tujuan menolongnya. Kira-kira dari kedua sifat ini, baik penolong sejati atau people pleaser mana yang sekiranya mencerminkan dirimu? Mari kita buktikan melalui perbedaan ini.

1. Menerima Feedback

Foto oleh mentatdgt dari Pexels

Foto oleh mentatdgt dari Pexels via https://www.pexels.com

Orang dengan predikat people pleaser cenderung mengharapkan imbalan dari orang lain. People pleaser juga identik dengan haus akan pujian dan ingin dipuji dari hasil kerja keras yang telah dilakukan. Setelah berhasil menolong seseorang, people pleaser biasanya haus akan umpan balik yang berupa pengakuan atau pujian. 

Oleh karena itu, terkadang people pleaser berusaha semaksimal mungkin untuk membantu menyelesaikan urusan orang lain secara sempurna agar orang tersebut dapat melihat kemampuan dan kebaikan yang ada pada dirinya. Sedangkan, penolong sejati dia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun. Dia menolong karena ikhlas dan tulus untuk membantu, bukan semata-mata ingin dilihat dan terlihat pamer kalau saya itu membantu orang karena ingin mendapatkan pengakuan dari khalayak luas.

Jika dia adalah seorang penolong sejati, dari lubuk hatinya yang paling dalam sudah diniatkan untuk membantu tanpa sedikitpun keraguan dan tanpa pamrih ingin menolong orang

2. Kemampuan dan Kesediaan

Foto oleh Anna Pou dari Pexels

Foto oleh Anna Pou dari Pexels via https://www.pexels.com

People pleaser membantu orang lain atas dasar target yang ingin dicapainya yaitu harus dapat melakukan apa pun demi orang lain. Walaupun people pleaser merasa tidak mampu, ia akan terus berusaha supaya menjadi mampu karena ia merasa orang lain adalah tanggung jawabnya. Ia cenderung menyalahkan dirinya sendiri ketika gagal memenuhi keinginan orang lain. Selain dia membantu, kalau memang dia tidak berhasil maka dia selalu melakukan agar yang dibantu itu merasa puas. 

Sementara penolong setia, lagi-lagi mereka ini dibentengi atas dasar kemampuan dan kesediaannya dalam membantu. Pendek kata, totalitas adalah salah satu kata yang pantas digambarkan oleh seorang penolong sejati. Jika dia bisa dan mampu, maka pasti akan membantu. Itulah sifat seorang penolong sejati. Dia memang mau membantu dan tidak merugikan dirinya sendiri, selama hal yang dilakukannya sudah baik. Sedangkan, people pleaser dia membantu tapi didalam hatinya bergeming dengan dalih merugikan dirinya sendiri di kemudian hari.

3. Tahu Diri dan Tahu Batasan

Foto oleh Alex Green dari Pexels

Foto oleh Alex Green dari Pexels via https://www.pexels.com

People pleaser cenderung membiarkan dirinya dimanfaatkan. Ia menempatkan dirinya dalam situasi yang memungkinkan orang lain memanfaatkan kebaikannya. Ia juga susah untuk bisa mengatakan tidak, terutama jika itu berarti mengecewakan seseorang alias ga enakan. Akibatnya, ia kesulitan untuk menetapkan batasan dalam hidupnya. Sedangkan penolong sejati bersifat kebalikannya. Ia cenderung memiliki lebih banyak kendali atas situasi dalam hidupnya.

Dia juga punya hidup sendiri, bukan hanya sekedar memikirkan hidup orang lain. Ia dapat melakukan berbagai hal untuk membuat orang lain bahagia. Namun, jika ia merasa tidak lagi diperlakukan dengan adil, ia akan menyampaikannya. Ia juga menjaga dirinya sendiri seperti halnya merawat orang lain. Diri sendiri juga perlu untuk bahagia, jadi silahkan diseimbangkan

4. Berakar dari Sifat Sukarela

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels via https://www.pexels.com

Penolong sejati sudah tahu menempatkan dirinya sebagai orang yang siap sedia, peduli dan membantu. Sejatinya sifat ini sudah merasuk dan mendarah daging didalam sanubarinya. Saya yakin insan manusia yang dilahirkan di bumi ini sudah diberkahi perasaan dan insting sehingga bisa merasakan mana yang serius dan mana yang cuma hanya pura-pura saja. 

Penolong sejati cenderung luluh dan merasa iba ketika melihat orang lain yang merasakan kesulitan. Ia cenderung memberikan bantuan yang cukup kepada siapa pun yang membutuhkannya. Sementara people pleaser menolong orang lain karena adanya tuntutan dari dalam dirinya bahwa dia harus membantu orang tersebut sampai merasa puas, bahkan terkadang bantuan yang diberikannya terlihat berlebihan. People pleaser didasarkan atas dasar emosional dari dalam dirinya, hanya diselimuti tuntutan dari rasa paksaan saja.

5. Kebutuhan yang Berdasarkan Validasi Orang Lain

Foto oleh Andres Ayrton dari Pexels

Foto oleh Andres Ayrton dari Pexels via https://www.pexels.com

People pleaser tidak ingin semua orang bersenang-senang karena mereka benar-benar suka melihat orang lain bersenang-senang. Ia menginginkan validasi yang datang bersamaan dengan memastikan orang lain bahagia. Seakan hanyut dan ingin juga merasakan kebahagiaan yang dia rasakan Sebaliknya, penolong setia justru dia tidak perlu membutuhkan validasi ini. Upayanya untuk memperlakukan orang lain dengan baik tidak dimotivasi oleh validasi, Ia berusaha dengan tulus untuk memuaskan orang lain. Namun, jika ia menyadari bahwa ia tidak dapat menyenangkan seseorang, itu tidak mengganggunya. Motivasi untuk menolong orang sudah kuat dan bulat dalam pendiriannya.

Menolong orang lain memanglah perbuatan yang baik. Namun, kamu tidak perlu berlebihan sampai merelakan segala cara dan mengesampingkan diri sendiri. Tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa kamu bukanlah alat pembahagia orang lain. Kamu juga harus sadar bahwa kamu bukan hidup untuk orang lain. Carilah kebahagiaanmu sendiri tanpa mengedepankan kepentingan siapa-siapa. Cintai diri sendiri dan kembangkan potensi yang ada di dalam dirimu. Orang lain bisa datang dan pergi. Jadi, bukan orang lain yang perlu kamu cintai, dirimu sendirilah yang paling layak diutamakan. Love yourself first!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Seblak dan Baso Aci