Tinggal Bersama Mertua, Kenapa Harus Takut?

Pilihan tempat tinggal menjadi salah satu hal penting yang dibicarakan dalam keluarga terutama pada masa-masa awal. Tak jarang pula menjadi perdebatan bagi pasangan baik yang akan menikah maupun sudah menikah. Wajar karena tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi demi kelangsungan sebuah keluarga. Nah, untuk urusan tempat tinggal jelas permasalahan kebanyakan berada di seputar mau ngontrak atau tinggal bersama mertua. Sebab cukup jarang bagi pasangan yang baru menikah untuk punya tempat tinggal sendiri.

Bagi yang idealis jelas ngontrak adalah pilihan terbaik. Bahkan banyak artikel yang membahas keuntungan ngontrak dibanding tinggal bersama mertua. Kebanyakan memang ingin mandiri, independen, dan membangun keluarga dari nol tanpa bantuan dari orangtua atau mertua. Itu benar, tapi bagi yang tinggal bersama mertua atau orang tua jelas punya pandangan sendiri. Tak perlu juga menghakimi mereka yang tinggal bersama mertua atau orangtua dengan label tidak mandiri dan lembek. Justru barangkali mereka punya alasan yang lebih mulia untuk memutuskan tinggal bersama mertua atau orang tua.

Perlu diketahui bahwa pilihan untuk tinggal bersama mertua tidak hanya ditakuti oleh pihak menantu perempuan saja, tapi juga menantu laki-laki. Iya sih memang perempuan lebih perasa dan detail yang bisa dengan mudah memicu konflik, tapi suami (menantu laki-laki) juga punya potensi konflik. Misalnya kondisi suami yang masih belum mapan, gaji kecil sehingga terkesan malas dan tidak berdaya di hadapan mertua. Kondisi semacam itu bisa menyebabkan ketidakpercayaan mertua kepada menantu laki-laki.

Baiklah, bagi kalian pasangan yang akan menikah atau sudah menikah yang ingin tinggal bersama mertua atau orang tua dan masih bingung bisa baca dulu nih, seluk beluk tinggal bersama mertua atau orang tua.

1. Permintaan Orang Tua/Mertua dan Urusan Finansial

Nah, tak jarang pilihan itu berasal dari permintaan mertua atau orangtua. Misal tak ada yang menemani di rumah, kan jelas perlu ada yang menemani. Hal seperti ini perlu dikompromikan. Saat tinggal bersama salah satu mertua jangan sampai pilih kasih juga dengan mertua lain. Untuk bagian ini jelas kalian akan dapat pahala yang besar. Mulia kan?

Jika ada permintaan seperti itu, segera komunikasikan kepada pasangan. Berikan penjelasan bahwa ini demi orangtua atau mertua kalian. Bukan berarti pilih kasih, tapi lebih ke prioritas mana yang akan diambil. Jangan lupa selalu niatkan untuk tujuan mulia yaitu berbakti pada orang tua.

Untuk urusan finansial, hmmm… Semua keluarga apalagi yang masih baru jelas akan mengalami fase perjuangan ketidakcukupan finansial. Jangan takut! Kalau kalian memang lebih memilih tinggal bersama orangtua atau mertua dulu untuk menghemat biaya, ya jalani saja. Hidup prihatin dan menerima apa adanya juga bisa diawali dari rumah mertua dan tidak harus dari ngontrak. Mulai dari nol pun bisa lewat rumah mertua. Yang ngontrak tidak perlu menghakimi pula bahwa mereka yang bersama mertua lebih memilih zona nyaman. Gak juga. Justru barangkali mereka lebih berani untuk masuk ke zona yang lebih tidak nyaman.

2. Saat Konflik Hadir

Ini yang paling sering ditakuti apalagi dari pihak menantu perempuan. Banyak mitos menantu perempuan akan terjajah oleh ibu mertua. Lah, sebenarnya ini tergantung sikap kita aja sih. Yang laki-laki pun bisa punya potensi konflik juga kok. Semuanya punya potensi konflik. Tak usah baper saat konflik dengan mertua. Cukup didengarkan saja. Tak usah terlalu direspon terlalu lebay. Kalau ada yang jahat? Sebenarnya gak ada sih yang sampai jahat, kecuali jika memang kita yang sudah keterlaluan.

Jika konflik terjadi bahkan sampai memuncak jangan pernah ledakkan emosi kalian. Bangun komunikasi efektif agar tidak salah paham. Pilahlah bagian mana yang akan dikomunikasikan dan tidak perlu dikomunikasikan. Ingat meledakkan emosi bukan solusi malah akan menambah masalah.

Begitu pula jika konflik dengan ipar yang juga sering jadi momok. Tak masalah dan jangan takut. Tetap santun dalam bicara dan sampaikan baik-baik. Berbagi peran dari suami/istri yang saudara kandung untuk menjelaskan duduk persoalannya agar tidak melebar. Jangan sampai pula persoalannya semakin melebar dan malah memutus persaudaraan.

Bangun komunikasi merupakan hal terpenting untuk menjalani kehidupan bersama mertua. Usahakan komunikasi selalu berjalan positif kepada mertua. Kebanyakan konflik berasal dari kesalahpahaman. Tentu naif sekali jika hal sepele bisa menjadi salah paham yang berujung konflik. Dan upayakan menjelaskan privasi keluarga kalian kepada mertua. Agar mertua juga tahu batas-batas intervensi dalam keluarga kalian. Kalau bisa sih sebelum kalian deal bersama mertua, sampaikan batas privasi itu. Yah, meski ke depannya batasan privasi itu akan berkembang setidaknya sudah ada awalan untuk saling menjaga batas antar keluarga.

3. Kerjasama dan Kesolidan Keluarga

Pada dasarnya semakin solid dan kompak keluarga internal kalian, semua masalah bisa diatasi. Segala persoalan pada dasarnya adalah ujian ketangguhan keluarga kalian. Jadikan ini sebagai langkah awal suami istri untuk saling bekerja sama.

Pada akhirnya semua kembali kepada kita untuk memilih. Yang bersama mertua atau orang tua pasti ada masalah. Yang ngontrak juga pasti ada masalah. Tidak perlu lari dari masalah. Karena semua merupakan ujian ketangguhan keluarga.

4. Lihat Keluarga yang Sukses Bersama Mertua

happy familly via http://everystockphoto.com

Tak sedikit keluarga yang tinggal bersama mertua atau orangtua mampu meraih sukses. Sukses bukan hanya berarti tanpa konflik, tapi bisa meredam konflik dan menghasilkan prestasi. Kalau toh ukuran sukses dari karir, apa mungkin tinggal bersama mertua bisa menghambat? Perlu penjelasan ilmiah tentang ini. Yang jelas kalian jangan minder. Berpikirlah terbuka banyak yang tinggal bersama mertua dan orang tua yang masih adem ayem saja.

5. Ikhlas dan Sabar

Kalau yang satu ini jelas menjadi kunci semua keluarga. Gak hanya yang miskin yang kaya dan bejibun harta juga harus ikhlas dan sabar. Untuk menghadapi mertua dan orang tua pun juga sama. Toh mereka juga sudah mampu dengan ikhlas dan sabar mendidik dan membesarkan kita. Selain itu dengan ikhlas dan sabar justru akan semakin berkurangnya tekanan dalam keluarga. Tak usah takut dan khawatir. Jalani saja.

Akhirnya kalian tidak perlu takut untuk tinggal bersama mertua atau orangtua. Bagi istri dan calon istri tak usah lebay atau baper menghadapi mertua. Ikhlas dan sabar pasti akan diberi balasan di kemudian hari. Buatlah tujuan yang mulia sebagaimana kalian memperjuangkan cinta.

Jadikan cinta dalam keluarga untuk semakin mempererat interaksi. Jangan jadikan mertua sebagai alasan untuk berkonflik. Sudah gak jaman lagi kalian yang sudah melek teknologi dan berpendidikan tinggi ribut-ribut dengan mertua. Hormati mereka sebagai mana kalian menghormati orang tua kandung dan pasangan kalian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Guru SLB di Jepara. Alhamdulillah sudah punya istri dan seorang anak. Masih belajar hidup di dunia maya.....