Yuk Kenali Desain Universal dan Penerapannya di Area Publik!

Dalam mendesain interior, pastinya ada banyak penerapan konsep yang perlu diperhatikan. Banyak konsep yang sangat penting bisa diterapkan, seperti konsep new normal untuk keadaan sekarang hingga konsep desain universal. 

 

Sebelum mengenal desain universal lebih jauh kita harus tau, apa itu desain universal? Desain universal menurut Heiss (2010) merupakan sebuah produk, lingkungan, jasa, dan program yang dapat digunakan oleh semua orang hingga kisaran maksimum yang mungkin tanpa permintaan untuk perubahan desain khusus. Hal ini bisa diimplementasikan ke interior yaitu semua manusia bisa mengakses desain interior dengan hak yang sama.

 

Desain universal merupakan salah satu konsep interior yang penting dan patut diterapkan, karena tujuan mendesain ruangan tentu untuk membuat para pengguna merasa nyaman bagi siapapun pengguna ruangan tersebut, baik perempuan, laki laki, anak anak, orang tua, hingga orang disabilitas. 

 

Untuk mengenal lebih jauh tentang desain universal, tentu saja kita harus mengenal prinsip dari desain universal itu sendiri. Beberapa prinsip itu sendiri adalah Equitable Use yaitu setara atau adil, Flexibility in Use yaitu fleksibel, Simple and Intuitive Use yaitu sederhana dan Intuitif, Perceptible Information yaitu informasi jelas, Tolerance for Error yaitu aman, Low Physical Effort yaitu upaya fisik rendah dan yang terakhir Size and Space for Approach and Use yaitu ukuran ruang yang sesuai.

 

Dengan memprioritaskan kenyamanan semua manusia yang tentunya beragam, bagaimana sih cara untuk menerapkan desain universal yang baik dalam interior, khususnya interior publik? Berikut ini adalah beberapa tips desain universal yang bisa kita implementasikan dalam di interior publik:

Advertisement

1. Penggunaan elevator atau eskalator

Christian Wiediger (Unsplash)

Christian Wiediger (Unsplash) via https://unsplash.com

Tidak jarang ruangan interior mempunyai perbedaan ketinggian pada tiap area, atau untuk mengakses ruang kita perlu naik turun tangga. Hal ini membuat pengguna ruang difabel tentunya kurang nyaman karena tak jarang mereka kesusahan saat ingin mengakses ruang tersebut.

Penggunaan ramp bisa dilakukan pada lantai yang memiliki perbedaan ketinggian, terutama pada bagian entrance atau ruang publik. Hal ini dilakukan agar pengguna kursi roda, troli dan benda beroda lainnya tidak mengalami kesusahan saat berjalan pada lantai yang tidak datar.

Advertisement

2. Toilet untuk difabel

CDC (Unsplash)

CDC (Unsplash) via https://unsplash.com

Toilet pada interior, khususnya pada ruang publik biasanya dibagi menjadi dua, yaitu toilet untuk laki-laki dan perempuan. Tetapi, toilet sebaiknya tidak hanya dibagi menjadi 2, ada baiknya membuat toilet khusus untuk difabel. Toilet ini dibangun khusus dimana toilet akan diberi handle dan tentunya dibuat lebih luas untuk pengguna kursi roda ataupun pengguna kruk.

3. Pintu otomatis

Alex Perz (Unsplash)

Alex Perz (Unsplash) via https://unsplash.com

Pintu adalah cara pengguna ruang untuk masuk atau keluar ruangan. Cara pengguna ruang untuk mengakses pintu biasanya digeser, dorong, tarik, dan lain sebagainya. Tetapi, bagi beberapa difabel, untuk membuka atau menutup pintu cukup susah, karena berat, tidak bisa mencapai pintu, dan lainnya.

Advertisement

 

Untuk memudahkan pengguna ruang masuk atau keluar ruangan tanpa perlu kesusahan mengaksesnya, maka bisa diberi pintu otomatis yang bisa membuka dan menutup secara otomatis.

4. Perabot yang nyaman dan aman

CDC (Unsplash)

CDC (Unsplash) via https://unsplash.com

Perabot dan prasarana pendukung adalah salah satu elemen penting untuk mengisi ruang. Maka, perabot yang digunakan harus aksesibel dan adaptif serta aman bagi semua pengguna, terutama pengguna difabel.

 

Contoh: peletakan meja atau furniture lain tidak menghalangi jalan, menghindari meja atau furniture lain yang membahayakan seperti yang mempunyai ujung tajam, atau menggunakan furniture yang bisa di adjust untuk orang normal dan difabel.

5. Pengaturan jarak dan mobilitas dalam ruangan

Heidi Fin (Unsplash)

Heidi Fin (Unsplash) via https://unsplash.com

Pengaturan jarak antar 1 area dengan area lainnya diusahakan tidak terlalu jauh dan masih bisa dicapai dalam jangkauan semua manusia. 

 

Jangan sampai jarak antara 1 tempat ke tempat lain sangat jauh atau terlalu sempit karena akan mengganggu kenyamanan para difabel. Khususnya yang mengalami kesusahan dalam bergerak seperti pengguna kursi roda, kruk, dan lain lain.

6. Penggunaan elevator atau eskalator

Christian Wiediger (Unsplash)

Christian Wiediger (Unsplash) via https://unsplash.com

Jika bangunan publik mempunyai lebih dari 1 lantai, bangunan biasanya akan menyediakan tangga sebagai akses. Tetapi, tidak semua pengguna ruang bisa mengakses tangga dengan mudah, terutama yang tidak bisa berjalan atau naik tangga seperti orang normal. Maka dari itu salah satu alternatif bisa menyediakan elevator atau eskalator untuk naik turun dari lantai satu ke lantai lainnya.

 

Nah, ini adalah  beberapa contoh implementasi dari desain universal yang bisa diterapkan pada interior publik. Bisa disimpulkan dari contoh diatas bahwa desain universal bertujuan untuk membuat semua pengguna, baik orang normal, orang difabel, orang tua, hingga anak kecil dan ibu hamil merasa nyaman saat berada di dalam ruang. Dengan melihat betapa pentingnya desain universal ini dalam interior, desain universal ini tidak hanya diterapkan pada interior ruang publik saja loh! Kalian bisa mencoba menerapkannya di rumah, dan area lainnya. Selamat mencoba!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang mahasiswi yang menyukai hal hal yang berbau desain

CLOSE