Jadi Ibu Rumah Tangga Ngga Cuma Ngurusin Dapur. Ini Alasan Kenapa Pendidikan Tinggi dan Punya Penghasilan Sendiri Mutlak Untuk Para Ibu

Di beberapa daerah di Indonesia, perempuan masih saja dianggap tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Toh nanti tinggal terima nafkah dari suami. Pekerjaan perempuan yang sudah pasti jadi ibu rumah tangga katanya tak butuh ijazah atau pendidikan yang tinggi. Di luar itu, seorang perempuan karir sering dianggap bukan ibu dan istri yang baik dalam keluarga. Karena katanya seorang ibu dan istri yang baik harus mencurahkan waktunya seratur persen untuk anak dan suami.

Advertisement

Tapi terlepas dari pandangan-pandangan itu semua, menurut Hipwee sih, tidak peduli apakah nanti jadi ibu rumah tangga atau menjadi perempuan karir, pendidikan adalah hal yang wajib untuk kaum perempuan. Meski tak harus menjadi jutawan, perempuan juga sebaiknya punya penghasilan sendiri. Kenapa begitu? Ini dia alasannya!

1. Pendidikan tinggi bukan cuma untuk cowok saja. Toh sudah bukan zamannya urusan perempuan cuma di dapur dan kamar tidur.

pendidikan tinggi bukan hanya untuk pria

pendidikan tinggi bukan hanya untuk pria via kintakun-collection.co.id

Anehnya, banyak juga perempuan yang berpikir bahwa pendidikan bukan hal yang penting untuknya. Untuk apa sekolah tinggi-tinggi, toh nanti ada suami yang menafkahi. Dia hanya tinggal mengurus rumah dan menunggu jatah uang belanja setiap bulannya. Para prialah yang harus sekolah setinggi-tingginya dan bekerja sekeras-kerasnya. Perempuan sih, selow saja.

Pendidikan tinggi bukan cuma untuk cowok, ya ladies. Meski nanti kamu memilih jadi ibu rumah tangga, bukan berarti kamu tidak perlu berpengetahuan luas dan mengenyam pendidikan. Karena menjalankan roda rumah tangga juga perlu keahlian dan pengetahuan.

Advertisement

2. Potensi dalam dirimu terlalu besar jika diabaikan. Kamu juga punya hak untuk berkembang.

potensimu juga layak dikembangkan

potensimu juga layak dikembangkan via www.collegeofdigitalmarketing.com

Hipwee yakin bahwa setiap orang memiliki potensi di dalam dirinya. Yang menjadi masalah adalah apakah potensi itu tergali dan mendapat kesempatan untuk berkembang atau tidak. Begitu juga untuk kamu para perempuan, potensimu juga harus dikembangkan. Jika Tuhan sudah menganugerahkan bakat dan potensi yang hebat dalam dirimu, apakah tidak sayang jika justru kamu sia-siakan? Dengan pendidikan kamu akan mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensimu. Dan potensi yang kamu punya itu juga layak untuk dihargai.

3. Pada saatnya nanti kamu akan menjadi ibu, tahukah kamu bahwa kecerdasan anak mutlak berasal darimu?

kecerdasan anak menurun dari ibu

kecerdasan anak menurun dari ibu via globalinfo4all.wordpress.com

Menjadi ibu tentu menjadi hal yang diinginkan semua perempuan di dunia. Menjadi ibu, berarti kamu diberi kesempatan untuk merawat dan menyanyangi titipan Tuhan. Tapi sudah tahukah kamu bahwa kecerdasan anak menurun dari Ibu? Faktor genetik ini sangat berpengaruh, karena tingkat kecerdasan anak sebanyak 48% berasal dari kromosom X yang berasal dari Ibu. Selebihnya, kecerdasan anak juga dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi masih mau mengabaikan pendidikan lagi? Bolehlah kalau kamu berpikir seperti ini: pria berpendidikan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan layak untuk menafkahi keluarga, sementara perempuan berpendidikan tinggi agar nanti dapat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan tinggi pula.

4. Katanya perempuan tak perlu pintar kalau nantinya hanya jadi ibu rumah tangga. Siapa bilang mendidik anak tidak perlu pengetahuan yang luar biasa?

membesarkan anak tidak pernah mudah

membesarkan anak tidak pernah mudah via scientologyparent.tumblr.com

Kecerdasan anak menurun dari Ibu, sedang sisanya dipengaruhi oleh lingkungan. Karena alasan inilah menjadi ibu rumah tangga saja tidak berarti kamu tidak perlu berpendidikan. Urusan rumah tangga bukan cuma soal bisa mandiin anak dan memasak buat suami. Urusan rumah tangga juga berkaitan dengan mendidik anak yang memerlukan kecerdasan tingkat tinggi. Karena bagaimana kualitas anak kita nanti, tergantung bagaimana kamu mendidiknya sejak dini. Karena itu, pendidikan dan pengetahuan yang luas mutlak kamu miliki, sebagai calon ibu untuk anak-anakmu nanti.

Advertisement

5. Meski kelak suami akan menafkahi, tapi memiliki penghasilan sendiri membantumu menjadi mandiri

bisa mandiri

bisa mandiri via www.bagshoeshow.com

Ya, memang benar bahwa menafkahi adalah kewajiban suami sebagai kepala keluarga. Sebagai istri, kamu bisa saja santai-santai di rumah, menunggu suami pulang kerja dengan jatah uang belanja. Tapi memiliki penghasilan sendiri membuatmu menjadi perempuan yang mandiri. Memiliki penghasilan sendiri tidak selalu berarti kamu harus menjadi perempuan karir yang super sibuk dan tak punya waktu untuk keluarga. Toh, sekarang banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah. Meski tak seberapa, penghasilan sendiri juga sebaiknya kamu punya.

6. Toh kamu tidak akan tahu apa yang terjadi di depan nanti. Terbiasa menggantungkan diri pada orang lain akan membuatmu gelagapan jika kenyataan tak sesuai dengan ekspetasi.

kita tak tahu apa yang terjadi di masa depan

kita tak tahu apa yang terjadi di masa depan, tak tahu jika akhirnya kamu harus berjuang sendirian via www.sothink.com

Tidak ada orang yang mengharapkan hal buruk terjadi. Tapi karena kehidupan memang seringnya tak tertebak, mau tak mau kita harus tetap waspada pada kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Bagus jika calon suamimu, atau suamimu saat ini memiliki pekerjaan yang bagus dan lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga. Tapi apakah itu akan berlaku selamanya atau sementara, kita tak pernah tahu. Menjadi perempuan mandiri, berarti kamu tidak menggantungkan diri sepenuhnya kepada suami. Sehingga saat nanti ada kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, kamu tidak terlalu kaget. Bukankah sudah bukan rahasia jika hidup itu seperti roda yang berputar?

7. Menjadi istri dan ibu yang pintar dan mandiri, dengan sendirinya memberikan contoh yang baik untuk anak-anakmu nanti.

memberikan contoh yang baik untuk anakmu nanti

memberikan contoh yang baik untuk anakmu nanti via www.theguardian.com

Dengan menjadi istri dan ibu yang pintar dan mandiri, kamu pun sudah memberikan pendidikan dan contoh yang baik untuk anakmu. Seorang anak memiliki kemampuan duplikasi yang tinggi. Di tahap anak-anak, dia akan banyak meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Itulah yang selama ini disebut dengan pendidikan tingkat pertama. Salah satu fase paling penting sebelum anak mengenyam pendidikan di tingkat sekolahan. Bukankah kamu mau juga memiliki anak yang cerdas dan terbiasa berdiri di kaki sendiri?

8. Saat kamu mampu mengimbangi pengetahuan suami dan memiliki penghasilan sendiri, otomatis akan membuat pasanganmu kelak lebih menghargai.

pasanganmu akan lebih menghargai juga

pasanganmu akan lebih menghargai juga via id.celebrity.qa2p.global.media.yahoo.com

Siapa yang tidak mau diperlakukan dengan setara? Begitu juga dalam rumah tangga, kamu pastinya ingin dianggap sebagai partner, bukan semata-mata orang di belakang pasangan yang bergantung sepenuhnya padanya. Saat kamu mengembangkan potensimu dan memiliki pengetahuan yang luas, kamu akan menjadi lawan bicara yang cerdas. Kamu bisa menjadi pasangan yang seimbang untuk sang suami. Kamu tidak hanya bisa menjadi pendengar yang baik, tapi juga bisa memberikan saran-saran yang membantu. Kelak pasanganmu juga tidak akan memandangmu sebelah mata, karena kamu terlalu bergantung ke padanya. Kemandirianmu dan kecerdasanmu, membuat si dia akan semakin menghargaimu.

9. Kamu juga bisa membantu perekonomian keluarga. Bukankah indah dan romantis jika kamu dan pasanganmu kelak berjuang bersama dalam menjalankan rumah tangga berdua?

kerjasama berdua

kerjasama berdua via shutterstock.com

Selain untuk pengembangan diri, perempuan berpenghasilan sendiri juga bisa membantu perekonomian keluarga. Semakin lama nanti kebutuhan keluarga akan semakin besar. Sementara kamu juga tidak tahu apa yang menunggu di depan sana. Kebutuhan-kebutuhan mendesak bisa datang tiba-tiba. Jika kamu memiliki penghasilan sendiri, roda perekonomian tidak hanya bergantung pada satu orang, yaitu suamimu. Kalian bisa saling bahu membahu memenuhi kebutuhan hidup. Bukankah itu cita-cita saat kamu memutuskan menikah? Untuk mencari partner dalam menjalani hidup, yang selalu bisa bekerja sama dalam rumah tangga, termasuk soal mendidik anak dan memutar roda perekonomian.

10. Tak ada salahnya menjadi pintar dan berpenghasilan. Jangan termakan omongan bahwa menjadi perempuan terlalu pintar membuat pria enggan.

jangan takut untuk jadi pintar dan mandiri

jangan takut untuk jadi pintar dan mandiri via weheartit.com

Ada yang mengatakan bahwa menjadi perempuan tak perlu terlalu pintar. Tak perlu mandiri, karena ego laki-laki selalu ingin menjadi tempat bersandar untuk pasangannya. Menjadi perempuan yang pintar, mandiri, dan mapan justru akan membuat laki-laki kabur, enggan mendekati. Ah, mulai hari ini tidak perlu memikirkan itu. Memang ada ada saja pria yang berpikir seperti itu. Tapi pria keren yang tidak berpikir seperti itu juga banyak. Tidak ada salahnya menjadi pintar dan berpenghasilan. Toh mengetahui hal-hal baru dan terus belajar adalah hal yang menyenangkan.

Dear ladies, kita dianugerahi kemampuan multitasking yang lebih hebat daripada pria. Itu artinya, kita mampu mengerjakan banyak tugas sekaligus dengan hasil yang sama baiknya. Meski kamu bekerja dan menjadi perempuan karir, bukan berarti kamu tidak bisa menjadi istri dan ibu yang baik dalam keluarga. Dan menjadi ibu rumah tangga, tidak berarti bahwa kamu tidak perlu sekolah tinggi. Karena ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia. Untuk bisa memainkan perannya dengan sempurna, kita juga butuh pengetahuan dan ilmu yang luar biasa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE