8 Hal yang Sebaiknya Tidak Lagi Kamu Lakukan Ketika Usiamu Sudah di Angka 25

Usia 25 adalah tahap penting dalam hidup seseorang. Bukan hanya karena di usia ini bombardir pertanyaan kapan nikah dan pacarnya mana sudah dimulai. Di tahap ini, kamu juga seharusnya mulai memikirkan proyeksi untuk masa depan. Lulus kuliah pastinya sudah. Barangkali kamu juga sudah bekerja.

Advertisement

Di usia 25, kamu akan punya banyak hal untuk dipikirkan dan dikerjakan. Ini adalah usia-usia sibuk dalam masa pencarian jati diri, pengembangan diri, perkerjaan, dan pastinya kehidupan percintaan. Nah, biar tidak semakin pusing, saat usiamu sudah 25, hal-hal di bawah ini sebaiknya jangan lagi kamu lakukan.

1. Sudah dewasa, bukan waktunya untuk kencan dengan sembarangan orang. Pilih yang benar-benar layak dipertimbangkan

mulai mencari pasangan yang sebenarnya

mulai mencari pasangan yang sebenarnya via weheartit.com

Ketika usiamu sudah dua puluh lima, sudah saatnya kamu berhenti untuk menjalin hubungan dengan orang yang seadanya. Saat ini orientasi hidupmu seharusnya sudah jauh ke depan. Bukan lagi saatnya untuk menjalin hubungan hanya karena biar nggak kesepian. Meski tak terlalu cinta, tak apa-apa. Yang penting bisa diajak jalan saat malam minggu tiba. Dari situ toh bukan mustahil kamu jadi benar-benar cinta.

Sekarang sudah saatnya kamu mencari sosok yang benar-benar potensial untuk dijadikan pendamping di masa depan. Kalau memang belum ada, tidak perlu memaksa. Dicari dan ditunggu, nanti juga akan bertemu.

Advertisement

2. Mendengarkan komentar-komentar orang hanya membuat hidupmu berat. Mulai sekarang, fokuslah pada tujuanmu saja

jangan keseringan dengar kata orang

jangan keseringan dengar kata orang via tinybuddha.com

Perihal omongan orang memang sulit. Didengarkan membuat hati dan telinga sakit, tapi diabaikan sepenuhnya juga tidak bisa. Tapi mulai usiamu dua puluh lima, berhentilah mendengarkan omongan orang yang tidak penting. Fokuslah pada hidupmu, dan jika memang apa yang kamu lakukan itu penting dan baik buatmu, tak usah mendengarkan komentar yang tidak perlu. Toh, mereka juga tak tahu apa tujuan hidupmu, atau apa yang sudah kamu lalui untuk mencapai titik ini.

Bukan berarti kamu jadi pribadi yang anti-kritik. Jika memang penting dan membangun, boleh kamu mendengarkan kritik dan saran orang. Tapi jika hanya nyinyir dan komentar negatif, tinggalkan saja.

3. Menghabiskan banyak waktu di media sosial. Ayolah, kehidupan nyata lebih layak untuk dijalani

Advertisement
terlalu asyik di dunia maya

terlalu asyik di dunia maya via www.tumblr.com

Saat kamu masih remaja, berapa banyak waktu yang kamu habiskan di dunia maya? Ngetwit, ngepath, dan update apa aja di media sosial. Jam pulang, sambil makan, sebelum tidur, bangun tidur, di WC, di jalan, di manapun, kamu selalu berinteraksi dengan dunia maya.

Kalau usiamu sudah dua puluh lima, sudah, berhenti. Jangan habiskan seluruh waktumu dari satu timeline ke timeline yang lain. Daripada menghabiskan waktu di media sosial, lebih baik kamu berikan waktumu untuk mengurusi hidupmu di dunia nyata yang lebih layak untuk diperjuangkan. Kurangi waktu untuk bercengkrama dengan dunia maya, dan fokuslah untuk mengejar mimpimu di dunia nyata.

4. Menyesali kelahiranmu di dunia dan memprotes segalanya. Hidupmu sudah cukup lama, lebih baik mulai dihargai setiap detiknya

jangan menyesali takdir

tak usah menyesali takdir via anissasadventures.wordpress.com

Memang betul bahwa kita tidak pernah meminta untuk dilahirkan ke dunia. Memang betul bahwa kita, tiba-tiba terlahir di dunia, dan memikul banyak beban dan tanggung jawab di pundak. Kamu harus melakukan ini dan itu, dengan hasil yang terkadang justru membuatmu pilu.

Tapi mulai saat ini, berhentilah mengeluh. Apalagi menyalahkan kedua orang tua yang membawamu ke dunia. Daripada terus-terusan menyesali kehidupanmu dan mengeluhkan segala hal, ada baiknya di usiamu yang sudah dua puluh lima, kamu mencoba untuk memberi makna yang lebih dalam untuk hidupmu yang hanya sementara.

5. Bersikap terlalu baik dan terlalu ramah kepada semua orang. Mulai saat ini, kenali siapa yang layak, serta siapa yang tidak perlu kamu beri hati

terlalu baik

jangan terlalu baik via favim.com

Bersikap baik kepada orang, itu harus. Bersikap terlalu baik kepada semua orang, itu jangan. Sifat yang terlalu baik dan terlalu ramahmu itu, selain bisa disalahartikan, juga bisa memancing orang untuk berbuat jahat kepadamu. Kebiasaanmu yang tidak tegaan, dan selalu memikirkan orang lain sampai mengorbankan dirimu sendiri, bisa membuatmu menjadi orang yang mudah dimanfaatkan.

Di dunia ini, ada orang-orang yang layak kamu berikan perhatian, dan ada juga orang yang sebaiknya kamu hindari atau abaikan saja. Mulai saat ini, pilih dan pilahlah orang-orang yang benar-benar berharga dan layak untuk kamu perlakukan dengan sangat baik, bukan orang yang hanya mengandalkan kebaikanmu lalu pergi setelah kebutuhannya terpenuhi.

6. Mencari teman sebanyak-banyaknya. Usiamu sudah segitu, lebih membutuhkan sedikit teman tapi berkualitas

teman tak perlu banyak

teman tak perlu banyak via theodysseyonline.com

Jika kamu pernah bertanya-tanya, mengapa semakin banyak usiamu, kemampuanmu untuk bersosialisasi semakin menurun. Hasratmu untuk menjalin pertemanan dengan orang lain berkurang drastis dari saat kamu masih sekolah atau kuliah. Pernah? Tak apa-apa kalau pernah.

Di usia-usia seperti ini, kamu bahkan tidak membutuhkan banyak teman. Sedikit teman tapi berkualitas jauh lebih berharga daripada banyak teman tapi sering menghilang dan tidak paham keadaan. Teman-temanmu yang sudah membuktikan kualitasnya ini, layak untuk kamu pertahankan. Tidak perlu menjadi teman semua orang, karena kamu juga tidak membutuhkan semua orang untuk memahamimu.

7. Bekerja tanpa bayaran. Lakukan itu saat masih mahasiswa untuk mencari pengalaman. Sekarang saatnya kamu mencari penghasilan

bekerja tanpa bayaran

bekerja tanpa bayaran via www.chinaz.com

Menjadi volunteer atau sukarelawan harus sering-sering kamu lakukan saat masih kuliah. Tak berbayar tak apa-apa. Toh yang penting pengalaman dan maknanya. Selain itu, banyak pengalaman akan memperindah CVmu dan berguna untuk masa depanmu nanti.

Tapi jika usiamu sudah dua puluh lima, sudah saatnya kamu untuk mulai menata keuangan. Kamu realistis saja, bahwa kehidupan masa depan tidak ada yang gratis, dan untuk itu kamu butuh penghasilan untuk dapat hidup mandiri. Bekerja tanpa bayaran jelas sudah bukan saatnya. Kini yang harus kamu lakukan, justru mencari pekerjaan yang bisa memberimu penghasilan dan pengembangan diri sekaligus.

8. Percaya cinta sejati dan belahan jiwa. Meski sudah diciptakan berpasangan, belahan jiwamu harus kamu temukan sendiri

percaya cinta sejati

percaya cinta sejati via www.stylegerms.com

Jiwa mudamu yang melankolis dan sangat optimis, mempercayai begitu saja bahwa cinta sejati itu ada di dunia. Kamu hanya perlu menunggu, lalu pangeran berkudamu akan datang membawa sebuah kehidupan baru. Tak akan ada permasalahan yang berarti, karena kamu dan dia adalah belahan jiwa, jadi tak ada yang bisa memisahkan selain kematian. Tapi itu semua mungkin hanya ada di film-film Walt Disney.

Berhenti memikirkan itu. Jika belahan jiwa memang ada, kamu perlu mencarinya. Meski hubungan yang hanya terpisah kematian memang ada, banyak perjuangan yang harus dilakukan, tidak bisa mengandalkan cinta sejati saja.

Dalam hidup, kamu akan mengalami beberapa tahapan. Masing-masing tahapan idealnya selalu mengalami perkembangan dari tahap sebelumnya. Seperti masa alay di SMP dulu yang kini sudah kamu tinggalkan, ada juga hal-hal yang harusnya tidak lagi kamu lakukan kalau usiamu sudah dua puluh lima. Karena saat angka dua puluh lima tiba, kamu berada di tahap yang nanggung. Pengalamanmu memang belum banyak, tapi sudah bukan saatnya untuk coba-coba seperti saat masih remaja. Well guys, hidup akan lebih serius saat usiamu sudah dua puluh lima. Setuju tidak?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE