Meskipun Tidak Mudah, Bukankah Memaafkan Sebenarnya Membuat Hidup Kita Lebih Indah?

“Dia yang tidak mau memaafkan adalah orang yang lemah, karena memberi maaf hanya dilakukan mereka yang lebih kuat.”

Sepanjang hidup, tentu kita pernah merasakan kecewa, sedih, kesal, atau bahkan marah karena sikap orang lain yang tidak baik pada kita. Sahabat yang berkhianat, kekasih selingkuh, orang tua bercerai, rekan kerja yang sengaja berbuat curang; banyak hal yang akhirnya membuat kita berpikir,

“Apakah mungkin memaafkan mereka yang sudah bersikap tidak selayaknya dan membuat kita terluka?”

Ya, memaafkan atau memberi maaf jelas bukan hal yang mudah. Berdamai dengan diri sendiri, keadaan, dan mereka yang menyakiti memang bukan perkara gampang. Tapi sadarkah kita bahwa ada sekian kebaikan yang akan didapat ketika mau memaafkan? Bukankah keberanian itu juga akan “dibayar” setimpal dengan kebahagiaan yang kita rasakan setelahnya?

Kita adalah manusia yang jauh dari sempurna. Ada kalanya kita tidak bisa menghindar dari alpa dan kemungkinan berbuat dosa

jadi orang yang bisa berpikir realistis

jadi orang yang bisa berpikir realistis via danielagainsttheworld.blogspot.com

Ketika kita mau memaafkan kesalahan orang lain, itu artinya kita sudah memahami hakikat dunia ini. Ya, bahwa segala yang ada di dunia adalah tentang ketidaksempurnaan, termasuk manusia yang memang digariskan terlahir tidak sempurna. Entah sekali, dua kali, atau bahkan berkali-kali – manusia pasti pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Dan entah disengaja atau tidak, kesalahan itu pula yang bisa menyakiti atau membuat orang lain terluka hatinya.

Ketika kita tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, sama halnya kita enggan menerima apa yang sudah ditakdirkan dalam kehidupan ini. Kita lupa bahwa dibalik setiap kesalahan akan ada hikmah atau kebaikan yang bisa diambil. Bahwa sesungguhnya manusia sedang bertumbuh dan berproses jadi orang yang lebih baik setelah melakukan kesalahan dan menyadarinya.

Memberi maaf pada orang lain membuat kita sadar diri, bahwa manusia sepatutnya tidak bersikap tinggi hati

memaafkan = berani

memaafkan = berani via bradhoffmann.com

Memaafkan sebenarnya adalah sebuah bentuk keberanian. Keberanian untuk membuka hati pada orang lain yang pernah membuat kesalahan pada diri kita. Keberanian untuk menerima konsekuensi dari pilihan kita sendiri, bahwa seseorang yang hari ini kita berikan maaf mungkin akan mengulangi kesalahannya suatu saat nanti.

Lebih dari itu, memberi maaf adalah pertanda bahwa kita punya keberanian untuk mengakui bahwa diri kita sendiri juga bisa saja berbuat kesalahan yang sama, entah di masa lalu atau bahkan di waktu yang akan datang. Bukan tidak mungkin kelak justru kita yang berbuat salah dan meminta maaf pada orang yang hari ini meminta maaf pada kita.

Memaafkan adalah cara kita melonggarkan pikiran, menikmati dan menjalani hidup dengan lebih ringan

selalu berpikir positif

selalu berpikir positif via www.hdwallpapers-3d.com

Saat kita enggan memaafkan kesalahan orang lain, hal itu justru jadi beban dalam diri kita sendiri. Tidak mau memberi maaf sama halnya merawat luka atau sakit hati yang kita rasakan. Tanpa sadar, kita justru sedang menyiksa atau menyakiti diri sendiri.

Di sisi lain, mudah memaafkan justru membuat pikiran kita lebih longgar. Membuat diri kita fokus pada hal-hal baik yang menjadikan hidup terasa lebih ringan untuk dijalani. Tak perlu mempersulit dan membebani diri sendiri, ringan memaafkan orang lain justru menjadikan kita lebih bahagia.

Kita bertumbuh jadi pribadi yang lebih peka, bahwa mungkin saja kelak kita merasakan hal yang sama

belajar bersikap welas asih

belajar bersikap welas asih via naturalignment.com

Memaafkan orang lain sama halnya seperti belajar ilmu welas asih atau belas kasihan. Secara tidak langsung kita ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Apa yang membuat orang lain berbuat salah pada kita? Apa alasannya dan apa yang sebenarnya mereka rasakan? Lalu bagaimana jika kondisi yang sama terjadi pada diri kita?

Di titik ini, kita sedang belajar menjadi pribadi yang lebih matang. Kita berusaha memahami setiap situasi tidak menyenangkan yang terjadi dalam hidup kita. Berusaha melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan belajar untuk mengurai rasa sedih, kecewa, atau bahkan dendam yang kita rasakan.

Manusia selalu dihadapkan pada dua pilihan. Mau memaafkan orang lain berarti memilih hidup dalam kebahagiaan

hidupmu akan lebih bahagia

hidupmu akan lebih bahagia via www.pinterest.com

Setiap manusia punya pilihan: mau hidup bahagia atau menderita? Pilihan itu ada sebenar-benarnya ada di tangan kita sendiri. Dengan memaafkan, kita membiarkan hati dan pikiran secara utuh hidup dalam kebahagiaan. Kita hidup tanpa menyimpan dendam atau membiarkan diri kita dipenuhi pikiran-pikiran negatif. Rasanya, hidup terlalu sia-sia jika setiap harinya kita justru sibuk merapal kesalahan-kesalahan orang lain, atau mengingat-ingat mereka yang pernah berbuat salah pada kita.

Padahal, hidup adalah karunia dan keberuntungan yang seharusnya diterima dengan penuh rasa syukur. Kita bisa menikmati setiap detiknya untuk melakukan hal-hal yang memang kita suka. Pergi traveling, menjalani hubungan dengan orang yang kita sayangi, belajar di universitas idaman, atau mengerjakan hobi. Mari bersikap adil pada diri sendiri. Ketika kita bisa memaafkan maka kita membiarkan diri kita menjalani hidup yang semestinya – menjalani hidup yang bahagia.

Memberi maaf adalah cara terbaik meninggalkan masa lalu, dan mantap melangkah demi masa yang akan datang

melupakan masa lalu, melangkah untuk masa depan

melupakan masa lalu, melangkah buat masa depan via beyondfewwords.blogspot.com

Ketika kita punya cerita masa lalu yang tidak menyenangkan, biarkan saja hal itu berlalu. Toh kita tidak punya kemampuan atau kuasa untuk mengubah apa yang sudah terjadi. Tapi setidaknya, biarkan kisah itu hanya jadi kenangan atau ingatan yang sebenarnya tidak perlu diingat-ingat lagi. Abaikan rasa sakit atau kekecewaan itu dan cukuplah fokus menatap masa depan. Yakinlah bahwa akan banyak kebaikan yang datang setelah kita ikhlas memaafkan.

Mari menjalani hidup yang lebih bahagia dengan cara memberi maaf pada mereka yang pernah berbuat salah pada kita. Selamat mencoba dan semoga banyak kebaikan yang datang karenanya. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka kopi, puisi, band beraliran folk, punya hobi mikir dan pacaran di bangku taman.