Belum lama setelah kabar kepergian pengisi suara alias dubber tokoh Shizuka dalam serial kartun legendaris berjudul Doraemon, kali ini jagad hiburan tanah air kembali dikagetkan dengan kabar duka meninggalnya Ibu Nurhasanah. Beliau sendiri adalah pengisi suara dari tokoh Doraemon sejak pertama kali hingga tahun 2018 lalu. Kabar kepergiannya tersebut tentunya meninggalkan duka mendalam bagi banyak generasi.
Selepas meninggalnya Ibu Nurhasanah, rupanya sekarang mulai banyak orang mengulik tentang lika-liku profesi dubber di Indonesia. Salah satu pekerjaan langka dan susah yang tentunya nggak semua orang bisa melakukannya. Makanya nggak heran jika orang-orang seperti Ibu Nurhasanah tersebut layak mendapat penghargaan yang setinggi-tingginya.
ADVERTISEMENTS
Syarat jadi seorang dubber itu ternyata nggak segampang yang dibayangkan. Nggak cuma asal bisa ngomong aja lo!
Perlu diketahui, untuk menjadi seorang dubber profesional itu bukanlah hal yang mudah, tapi Ibu Nurhasanah telah melampaui hal-hal tersebut. Menjadi seorang dubber bukan hanya mengandalkan kemampuan dalam berbicara dan berkomunikasi aja. Sebaliknya, ada hal-hal lain yang mungkin nggak kita ketahui sebelumnya sebagai orang awam. Kamu jelas dituntut memiliki suara dengan karakter yang khas alias nggak boleh berubah-ubah. Belum lagi jika harus menyelaraskan dengan naskah yang perlu dibaca, memperhatikan setiap intonasi yang ada, dan tentunya menjiwai tentang tokoh atau sosok yang sedang diperankan suaranya. Percayalah, ini bukan persoalan yang bisa dibilang sepele lo!
ADVERTISEMENTS
Karena susahnya pekerjaan ini, makanya nggak heran jika di Indonesia pekerjaan ini termasuk langka. Tapi ada beberapa orang yang namanya besar karena profesi yang satu ini
Saking susahnya pekerjaan yang satu ini, nggak heran jika profesi dubber menjadi salah satu profesi yang dinilai langka di Indonesia. Nggak seperti pekerjaan-pekerjaan pada umumnya, orang yang memiliki kemampuan sebagai dubber di Indonesia mungkin hanya bisa dihitung dengan jari. Namun, di dunia entertaiment sendiri pun ada beberapa orang yang namanya besar dari profesinya sebagai pengisi suara.
Masih ingat dengan sosok bernama Ony Syahrial? Ya, dialah salah satu dubber asal Indonesia yang paling fenomenal dan punya karakter suara tersendiri. Kiprahnya telah malang-melintang di dunia hiburan sebagai pengisi suara beberapa acara seperti Crayon Shin-Chan, Cyborg Kuro-Chan, dan beberapa kartun lainnya yang udah nggak asing lagi dalam menemani masa kecil kita bersama.
ADVERTISEMENTS
Penghasilannya pun juga lumayan, apalagi bisa dikenang oleh banyak orang
Sesuai dengan tingkat skill yang dibutuhkan dalam menjadi dubber, rupanya bayarannya pun juga bisa dibilang lumayan banget. Ya gimana nggak lumayan kalau kamu bisa mengerjakan suatu pekerjaan yang nggak banyak orang kuasai. Meski dulu pada awalnya profesi dubber memang dianggap sebagai pekerjaan Honorer, tapi keadaan tersebut tentunya udah jauh berbeda dengan sekarang. Kalau dulu mungkin biasa dibayar per espisode atau pahitnya hanya ketika memang dibutuhkan aja, tapi banyak agen yang sekarang menghargai profesi dubber dengan bayaran kontrak dan nilai uang yang nggak main-main.
Selain itu, hal yang nggak kalah membahagiakan dibandingkan dengan penghasilan sebagai dubber adalah bagaimana jasanya bisa terkenang oleh banyak orang. Biasanya sih predikat sebagai dubber legend kerap disandang oleh mereka yang pernah mengisi suara kartun-kartun lawas di era beberapa tahun silam. Ibu Nurhasanah adalah salah satu contohnya, selepas kepergiannya, ia meninggalkan memori-memori dan kenangan manis dalam suara Doraemon yang dari dulu hingga sekarang masih rutin diputar di stasiun TV lokal Indonesia. Kepergiannya tak pernah benar-benar pergi, ia ada dan bersemayam di hati setiap orang yang masa kecilnya tumbuh besar dengan sosok Doraemon. Ternyata jadi seorang dubber itu juga mulia banget ya!