Sesekali Egois itu Nggak Dosa. Percaya deh, Kamu Juga Berhak untuk Bahagia

Sesekali egois

“Kesenangan bukan dicari, tetapi diciptakan”

-Pidi Baiq-

Jika bicara rasa senang atau bahagia yang ada di dalam dirimu, mungkin pikiranmu langsung melayang pada siapa yang mampu membuat hatimu merasa bergetar. Mungkin kamu nggak menyadari jika hal tersebut bisa menjadi sebuah kesalahan yang kamu lakukan. Sebab pada kenyataannya kamu nggak memerlukan orang lain untuk membuatmu bahagia. Kamu hanya memerlukan dirimu sendiri sepaket dengan rasa egois yang kamu punya untuk bahagia.

Di bawah ini ada beberapa alasan yang akan meyakinkan kamu jika kamu hanya memerlukan dua hal tersebut untuk bisa merasakan bahagia. Silakan membaca. 🙂

1. Yang punya hidupmu, ya, kamu sendiri. Bukan dia dan orang lain lagi. Jadi, buat apa terlalu memedulikan apa yang mereka katakan?

Bahagia 🙂 via www.ela-e-ele.com

Mungkin kamu sering mengalahkan rasa bahagia yang ada dan menggantikannya dengan rasa sakit. Ya, rasa sakit yang kamu pelihara ada lantaran kamu terlalu banyak mendengar apa yang mereka katakan tentang dirimu. Bahkan, kamu begitu larut menikmatinya sehingga bahagia yang seharusnya kamu punya berganti dengan rasa yang semestinya nggak perlu ada.

Kalau rasa itu sampai begitu menggelayut di hati dan pikiranmu, kamu perlu mengingat satu hal: hidup yang kamu jalani adalah milikmu. Murni milikmu, bukan milik orang lain. Jadi, buat apa memikirkan banyak hal yang mereka bicarakan. Biarkan mereka dengan berbagai penilaian tentangmu, buktikan saja kalau kamu nggak seperti apa yang mereka katakan.

2. Kamu wajib menyayangi dirimu dulu, sebelum akhirnya memutuskan untuk menyayangi orang lain di luar sana

love ur self :)

love yourself 🙂 via love.allwomenstalk.com

Kalau selama ini kamu menilai sudah bisa menyayangi dirimu sendiri, cobalah yakinkan dirimu sekali lagi. Apa benar kamu sudah bisa sempurna menyayangi dirimu dengan nggak lagi menyerah kepada rasa kecewa. Jangan dulu menuntut orang lain yang mengatakan dia menyayangimu namun ternyata malah meninggalkan. Tuntutlah dulu dirimu sendiri yang belum bisa membawamu pada kebahagiaan. Jangan sampai kamu terlalu menyayangi orang lain terlebih dahulu sebelum kamu bisa menyayangi dirimu sendiri sepenuh hati.

3. Mengalah itu perlu, tapi ya nggak harus melulu. Toh, sesekali nggak mengalah kan bukan berarti kamu kalah apalagi salah

nggak ngalah sesekali nggak apa kok :)

Nggak ngalah sesekali nggak apa kok 🙂 via www.hipwee.com

Untuk mencapai titik bahagiamu, rasanya bersikap egois itu harus kamu lakukan. Salah satunya dengan kamu yang nggak perlu mengalah melulu. Biarlah sesekali orang lain yang mengalah padamu. Bukan bermaksud jahat, tapi selama dengan nggak mengalah kamu bisa merasa bahagia, kenapa nggak? Ingatlah, jika dengan nggak mengalah bukan berarti kamu akan jadi seorang pengecut yang kalah. Lakukanlah apa yang memang dirasa akan membuatmu bisa bahagia dan tanggalkan hal lain yang membuatmu merasa kecewa.

4. Baik itu harus, tapi jangan kelewatan karena bisa jadi malah kamu yang akan dimanfaatkan

baiklah secukuonya...

Baiklah secukupnya dan seperlunya. via wisgoon.com

Bersikap baik pada orang lain memang menjadi sebuah keharusan untuk dilakukan, tapi kamu juga perlu mengetahui batasannya. Dalam artian, baiklah secukupnya. Jangan menjadi seseorang yang terlalu baik. Hal itu perlu kamu lakukan demi kebaikan dirimu sendiri, karena nggak menutup kemungkinan jika kamu menjadi seorang yang terlalu baik, kelak kamu justru akan banyak dimanfaatkan oleh orang di sekitarmu. Nggak mau dong kamu nanti merasakan hal itu? Lebih baik mengantisipasi jauh-jauh hari daripada harus mengobati.

5. Sesekali, kamu perlu membuat daftar hal-hal kecil yang bisa membuatmu bahagia. Agar kualitas hidupmu tak bergantung oleh orang lain

aku mau....

Aku mau…. via locari.jp

Untuk membuktikan jika kamu bisa mencipatakan bahagiamu sendiri tanpa perlu orang lain, kamu perlu membuat daftar rincian dari hal-hal yang bisa membuat kamu merasa bahagia. Sampai pada hal yang paling kecil dan sederhana sekalipun. Misalnya kamu akan merasa bahagia setelah memakan coklat dan es krim, maka berikan sugesti tersebut dan lakukanlah. Setelah kamu melakukannya, pasti kamu akan bisa merasa lebih tenang dan bahagia. Percayalah jika hal sederhana yang sering luput dari pikiranmu juga bisa membuatmu bahagia.

6. Nggak perlu takut menghadapi pertengkaran. Sesekali bertengkar memang perlu, agar kamu punya pandangan baru saat mengevaluasi diri

:)

Konflik bukan untuk dihindari 🙂 via chuvadeoutubro.com

Kalau selama ini kamu selalu berusaha menghindari berbagai macam bentuk pertengkaran, cobalah mulai hari ini nggak usah lagi menghindar. Hadapi saja semua selisih paham yang terbentang karena percaya atau nggak kamu membutuhkan hal itu untuk menjadi lebih baik. Nggak sekadar membuatmu hadi lebih baik, pertengkaran yang ada pun akan membuatmu bisa mengevaluasi diri. Kamu pun akan mengerti bahwa kadar egois yang ada bisa saling mengisi dan melengkapi. Dengan begitu, kamu akan menjadi sosok yang lebih baik untuk menerima banyak hal, setelahnya bahagia pun akan berputar dalam hari-harimu.

Itulah beberapa alasan kenapa kamu perlu sesekali menjadi seorang yang egois agar kamu mengenali dengan baik sumber kebahagiaanmu. Ingatlah jika kamu nggak membutuhkan orang lain untuk bisa bahagia, karena bahagia itu kamu yang menciptakannya sendiri. Jadi, nggak ada salahnya kamu egois demi hati dan hari-hari yang jauh lebih ceria serta bahagia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka kuning dan Kamu.

Editor

Not that millennial in digital era.