Untukmu yang Memilih Tinggal Bersama Orang Tua, Meski Satu Persatu Teman Merantau Meninggalkan Kota

Tinggal sama ortu

Kamu yang selalu berada kota yang sama mulai dari TK sampai kerja, tinggal bersama orang tua, seringkali dianggap kurang keren dibandingkan mereka yang berani merantau jauh dari rumah. Anak rantau dianggap sebagai pejuang mimpi yang tak takut keluar dari zona nyaman. Berani mengambil risiko dan lebih dekat dengan kesuksesan.

Sementara itu,  kamu yang memilih di rumah identik dengan anak manja yang tak berani ambil risiko untuk jauh-jauh dari keluarga. Padahal bukan semata-mata kamu ingin dekat dengan keluarga,  kamu juga punya alasan sendiri untuk setiap pilihan yang kamu punya.

TK sampai lulus kuliah tetap berada di kota yang Sama. Orang jadi ribut bertanya, “Apa kamu tidak bosan-bosan juga?”

Selalu tinggal di kota yang sama

Selalu tinggal di kota yang sama via prettytwistedx.tumblr.com

Seiring dengan bertambahnya usia, kata orang, jangkauan pergaulan harusnya juga semakin bertambah. Bila saat SD temanmu hanya anak-anak yang tinggal di desa yang sama, maka saat SMP seharusnya temanmu melebar jadi orang yang tinggal di kecamatan yang sama. Saat SMA, adalah saatnya kamu mengenal orang-orang yang tinggal di kabupaten yang sama. Sedang bila kamu sudah mahasiswa, lebih baik kamu keluar kota, bertemu dengan orang-orang yang berbeda sekaligus belajar mandiri.

Namun kamu memilih sebaliknya. Lahir hingga kuliah berada di kota yang sama. Kini setelah sarjana, kamu pun memutuskan bekerja di kota kelahiran. Mereka bertanya kamu tidak bosan melihat yang itu-itu saja? Apakah kamu tidak ingin melihat sisi lain dunia yang tidak selebar daun kelor ini? Dan apakah kamu tidak mau mencari pengalaman baru dengan hidup mandiri di kota orang demi mimpi?

Ayah dan ibu sudah tua. Harus ada seseorang yang menjaga mereka. Karena itulah kamu memilih bertahan meski teman-teman mulai pergi ke luar kota mencari pengalaman

Ayah dan ibu sudah tua

Ayah dan ibu sudah tua via www.satujam.com

Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin sudah kamu dapatkan setiap hari. Setiap manusia diharapkan pada pilihan-pilihan dalam hidupnya. Dalam hidupmu, pilihan itu ada dua. Ikut merantau seperti teman-temanmu ataukah tetap tinggal di rumah menjaga orang tua. Kamu memilih yang kedua bukan karena tanpa alasan. Seiring kamu dewasa, orang tuamu juga semakin menua. Dulu mereka perkasa bekerja dari pagi hingga malam demi memenuhi segala kebutuhan, kini sudah saatnya mereka bersantai dan melihat anak-anaknya berkarya. Dulu mereka bisa melakukan banyak untukmu, sekarang mereka butuh membutuhkan bantuanmu untuk banyak hal. Mereka tidak muda seumur hidupnya, dan di usia senja mereka, seseorang harus tetap tinggal untuk menjaga. Berada di sisi mereka adalah pilihan yang kamu ambil penuh kesadaran.

Mandiri berarti kamu bisa menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan sendiri. Tak selalu berarti kamu harus hidup sendiri

Mandiri tak harus sendiri

Mandiri tak harus sendiri via antiketombe.clear.co.id

Bertahan di rumah bersama orang tua seringkali diidentikkan dengan anak yang manja. Hidup jauh dari orang tua adalah salah satu cara untuk belajar hidup mandiri. Dia yang berani merantau, harus bisa mengurusi dirinya sendiri karena orang tua yang dulu selalu bisa diandalkan kini jauh dari pandangan. Namun bukankah mandiri tidak selalu ditandai dengan hidup sendiri? Mandiri berarti kamu tidak bergantung kepada orang lain, bisa menyelesaikan masalah sendiri, serta mengambil keputusan sendiri. Sementara pilihan yang kamu ambil saat ini, adalah wujud dari proses pengambil keputusan tersebut.

Orang selalu bilang kamu enggan keluar dari zona nyaman. Namun setiap pilihan tentu ada risikonya. Termasuk kamu yang tetap di kampung halaman, memilih orang tua sebagai prioritas utama

Orang tua adalah prioritas utama

Orang tua adalah prioritas utama via www.vebma.com

Orang selalu menyanjung mereka-mereka yang berani meninggalkan rumah, dan mengejar mimpi dengan gagah berani. Jauh dari rumah, menjalani hidup sendiri, dan siap menanggung risiko dari pilihan. Sementara kamu yang bertahan di rumah sering dianggap sebagai orang yang enggan keluar dari zona nyaman. Enggan menjalani repotnya adaptasi, dan tidak mau mengambil risiko besar. Padahal bukankah apa yang kamu jalani saat ini adalah pilihan yang memiliki risiko juga? Kamu tahu barangkali di luar sana ada kesempatan yang lebih besar untuk mimpi-mimpimu. Namun kamu memilih tinggal dan menjadikan orang tua sebagai prioritas, yang artinya kamu menutup kesempatan yang mungkin ada di luar sana. Bukankah itu berarti kamu juga sudah mengambil risiko yang sama?

Orang bilang kesuksesan datang pada mereka yang berani pergi jauh dari kampung halaman. Namun bukankah berkarya bisa di mana saja dan dengan apa saja?

Berkarya bisa di mana saja

Berkarya bisa di mana saja via www.thebarefootwriter.com

Pergi jauh dari kampung halaman adalah satu cara untuk menggapai impian. Di kota kelahiranmu, kesempatan yang kamu miliki mungkin hanya kecil. Sementara di kota besar sana, kamu akan bertemu lebih banyak orang, dan kesempatan yang kamu punya juga akan lebih besar. Persaingan yang ketat juga akan memaksa dirimu untuk berkembang lebih hebat. Karena alasan itulah semua teman-temanmu berlomba untuk meninggalkan kampung halaman demi mengejar impian.

Namun prinsipmu jauh lebih sederhana. Kamu yakin bahwa orang bisa berkarja di mana saja. Tergantung niat dan usahanya. Meski kesempatanmu lebih kecil di kota kelahiran, namun bila kamu memanfaatkannya dengan maksimal, bukan tidak mungkin menjadi besar. Berkarya bisa di mana saja dan dengan apa saja, tak melulu harus di kota besar dengan segala kemudahan fasilitasnya.

Cita-cita setiap orang berbeda. Sukses bagi masing-masing orang pun tak sama. Obsesimu barangkali tak sebesar mereka, toh dengan itu kamu sudah merasa terpenuhi semua

Mimpi setiap orang berbeda

Mimpi setiap orang berbeda via www.virgin.com

Setiap orang memiliki cita-cita berbeda. Karena itu, sulit untuk menentukan apakah seseorang sukses atau tidak, karena masing-masing orang punya prioritas masing-masing. Menyalahkan seseorang yang meletakkan karir sebagai prioritas pertama sama tidak mungkinnya dengan menyalahkan orang yang menjadikan ‘cari jodoh’ sebagai prioritas tertinggi saat ini.

Apa yang menurut seseorang begitu penting dan harus dinomor satukan, bisa menjadi biasa saja untuk orang lain. Bisa jadi obsesimu pada karir tak sebesar mereka yang mengejar pengalaman sampai ke luar kota. Namun dasar apa yang bisa dipakai untuk menentukan bahwa kamu lebih jelek daripada yang lainnya, bila dengan begitu, kamu sudah merasa terpenuhi semua cita-cita? Sukses atau tidak sukses, tergantung cita-cita masing-masing orang, bukan?

Tak perlu terlalu memikirkan omongan orang. Masing-masing dari kita memiliki prioritas yang berbeda-beda. Sukses tidak ditentukan oleh tempat di mana kamu bekerja, melainkan seberapa besar usaha yang kamu lakukan. Kamu yang tahu apa cita-citamu, kamu juga yang tahu apa kesuksesanmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi