Ibarat Main Game, Overthinking Membuat Permainanmu Langsung Menuju Akhir

bahaya overthinking


Mau melakukan ini itu selalu takut. Takut begini dan takut begitu. Kalau nanti terjadi sesuatu dan sampai kena dampaknya gimana? Nanti banyak orang yang bakal begini dan begitu walaupun sebenarnya nggak begini dan begitu. Terus apa bakal bisa ya? Nanti kalau gagal gimana? Mereka oke dan setuju nggak ya?


Advertisement

Bagaimana bisa banyak kalimat tersebut atau lebih masuk ke dalam pikiran dalam waktu singkat? Apa rasanya? Apakah semua orang bisa mengalaminya? Bagaimana cara mengatasinya? Seperti itulah kalimat-kalimat pertanyaan yang meraung-raung sebagai hasil dari setiap orang yang mengalaminya.

Perkenalkan, hal tersebut bernama overthinking. Terasa familiar karena istilah itu sering terdengar akhir-akhir ini. Lalu apa itu oerthinking? Overthinking adalah sikap di mana seseorang memikirkan sesuatu dengan sangat berlebihan dan di luar batas. Hal ini dipicu oleh memori masa lalu, trauma atau luka serta berbagai macam faktor masalah antar hubungan manusia. Overthinking ini sangat berbahaya bagi manusia karena lama kelamaan bisa menimbulkan dampak kecemasan dan stress yang berlanjut atau bahkan lebih parah.


Overthinking disebut berbahaya, namun kenapa masih banyak orang yang “jatuh” ke dalam fenomena yang sama? Padahal mereka pun tahu bahaya atas ini semua. 


Advertisement

Tetapi, tidak setiap orang itu sama bukan? Adakah yang kebal terhadap overthinking ada pula yang tidak kebal tergantung personality masing-masing? Betul memang, tapi harus diingat bahwa semua manusia bisa menghindari itu dengan caranya masing-masing. Si A akan bisa mengatasi dengan cara A dan si B akan mudah mengatasi dengan cara B begitupun seterusnya.

Saat ini masalahnya lebih kepada setiap orang yang mencoba mengatasi hal tersebut dengan cara yang salah atau bahkan seakan “pasrah” dalam menjalani hidup. Lalu terjadilah curhatan, keluhan, cerita yang seakan membenci hidup serta apapun itu di dunia nyata dan dunia maya sehingga kita dapat mengenal istilah overthinking ini. 

Advertisement

Lalu untuk yang sering mengalami lebih kepada pria atau wanita? Menurut berbagai penelitian dan pengamatan langsung memang overthinking ini lebih menyerang wanita. Mengapa? karena wanita lebih menggunakan emosional, perasaan dan sangat mudah mengingat masa lalu serta trauma. Kecemasan-kecemasan kecil pun bisa diubah menjadi besar di dalam diri wanita. Karena berpikir yang terlalu jauh itu memang tidak baik kecuali berpikir jauh yang positif dan bersifat merencanakan kehidupan.

Bahaya overthinking ini sebenarnya wujud dari halusinasi yang sebenarnya tidak terjadi atau belum tentu akan terjadi. Rasa takut, kenangan pahit, memori gelap, memikirkan dampak masa depan atau sekitar seakan menjadi benteng-benteng tinggi sehingga pengidapnya akan menyerah karena tidak akan mampu memanjatnya. Padahal benteng itu adalah fatamorgana saja yang sebetulnya tidak ada. Bagaikan benteng di tengah padang pasir.

Sekali lagi bahwa pikiran dan bayangan yang berlebihan itu fana. Kenapa? Karena yang mengalami overthinking itu seperti stuck dan tidak bisa kemana-mana. Yang mengalahkannya bukan siapa-siapa atau apapun. Tetapi dirinya sendiri dan ketakutan tersebut. Ini lebih parah, karena biasanya seseorang akan kalah dengan hal yang nyata dan berwujud. Namun, untuk kasus ini yang mengalaminya “kalah” dengan pikirannya yang berlebihan dan sebenarnya itu pun tidaklah nyata.

Pentingnya penekanan bahwa pikiran-pikiran itu belum nyata atau bahkan tidak nyata. Karena gangguan psikologis harus dilawan dengan cara atau metode psikologis juga. Inilah sebabnya mengapa seribu faktor eksternal non psikologis pun seakan tidak mempan untuk menghadapi masalah yang bernama overthinking ini. Dengan kata lain, seorang yang mempunyai pikiran di luar batas terhadap sesuatu tidak akan mempan atau sulit disembuhkan dengan materi, kegiatan dan sosialisasi. Mungkin saja cara itu ampuh untuk menyembuhkan secara sementara dan nantinya akan kambuh kembali karena masalah yang ada di kepala mereka akan kembali lagi.

Dalam permainan atau game, seorang player bisa kalah jika Ia tertembak musuh, disergap atau terkena hal yang Ia tidak bisa hindari. Tetapi kalau overthinking? Tidak ada yang mengenainya saja sudah membuatnya lebih parah dari kalah. Karena permainannya tidak berjalan sama sekali atau stuck saja alias nol perjuangan. Player tidak bisa memainkan game (kehidupan) dan memilih menu exit game. Lebih baik player yang tidak memikirkan sesuatu dengan berlebihan walaupun potensi game over mereka bisa saja terjadi. Setidaknya perjuangan tidak akan sia-sia dan selanjutnya Mereka bisa masuk lagi menuju menu new game untuk kembali bermain dalam permainan yang bernama kehidupan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan Penulis Tapi Si Kritis

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE