Banyaknya Shade Make-Up Adalah Upaya Industri Kecantikan Untuk Memudarkan Stigma Bahwa ‘Cantik Harus Putih’

Menilai kecantikan dengan memandang warna kulit itu udah nggak jaman!

Sejatinya memilih make up yang tepat adalah memilihnya sesuai dengan kebutuhan. Mengapa demikian? Coba kita ambil contoh, ketika kita menggunakan makeup untuk pergi ke mall tentunya sudah tidak sama kan, dengan menggunakan makeup untuk pernikahan? Yup, dengan kata lain, kebutuhan make up itu harus disesuaikan dengan acara atau kegiatan kita.

Advertisement

Selain itu, satu hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan sebelum memilih make up adalah dengan mengetahui kondisi kulit kita, dari mulai jenis kulit, masalah kulit, dan juga tone kulit. Maka dari itu sudah menjadi keharusan untuk terlebih dahulu memahami kulit kita sehingga dapat memilih makeup yang kandungan dan shade-nya sesuai dengan kebutuhan.

Berbicara tentang shade make up, beberapa waktu lalu, sempat beredar video TikTok yang memperlihatkan MUA yang bisa menyulap wajah calon pengantin secara drastis. Dengan skill merias yang sangat andal, si perias tidak hanya mampu mengubah wajah otentik pengantin yang berdarah Jawa menjadi kearab-araban, namun juga mampu mengubah kulit yang sawo matang menjadi sangat putih. Akupun cukup dibuat pangling dengan hasil makeupnya.

Tidak sampai disitu, karena tone kulit pengantin cukup gelap, perias pun tak kehilangan akal untuk mengubah warna kulit tangan supaya terlihat senada dengan wajah. Perias akhirnya memoles tangan pengantin dengan foundation berwarna sangat cerah, seperti warna wajah.

Advertisement

Para netizen pun menganggap ini cukup berlebihan. Tak sedikit pula yang menyarankan lebih baik MUA memilih shade sesuai dengan tone wajah, supaya perbedaan warna wajah tidak mencolok dibandingkan kulit tangan. Sehingga tidak perlu melaburi tangan menggunakan foundation.

Sebenarnya ini bukan masalah make up look yang dipilih. Pasalnya, setiap orang berhak bebas memilih look yang mereka inginkan. Namun satu hal yang menjadi sorotan adalah: mengapa terlalu memaksakan diri untuk menutupi warna kulit asli dan mengubahnya menjadi lebih putih? Apa salahnya memiliki kulit sawo matang?

Advertisement

Fenomena ini tidak lepas dari stigma masyarakat bahwa cantik itu ketika seseorang memiliki kulit putih. Alhasil stigma ini berpengaruh terhadap tingkat percaya diri seseorang yang berkulit gelap. Rasa insecure hingga obsesi melakukan segala cara untuk memutihkan kulit nampaknya biasa dilalukan oleh perempuan hanya karena terpengaruh oleh standar kecantikan yang salah.

Standar kecantikan yang dilanggengkan oleh masyarakat tersebut cukup meracuni aku pribadi yang memiliki kulit sawo matang. Terlebih tinggal di negara tropis dengan masyarakat yang mematok standar cantik itu putih, rasanya tidak sinkron dan cukup lelah untuk berusaha menerima diri sendiri. Oleh karena hal itu lah, aku sempat berada dimasa ingin mencoba banyak produk kecantikan yang memiliki klaim untuk memutihkan kulit.

Namun tak butuh waktu lama, aku cukup sadar bahwa ketika aku mengikuti standar kecantikan yang dilanggeng-kan oleh masyarakat, itu artinya aku semakin memperkokoh standar tersebut. Lantas kapan bisa mematahkan stigma, apabila diri sendiri justru masih tejebak di dalam konsep yang salah? Pertanyaan itu lah yang membuat aku sadar bahwa menghilangkan stigma itu harus dimulai dari diri sendiri.

Lagipula, industri kecantikan di zaman sekarang sudah memudarkan stigma bahwa kulit putih adalah standar wanita cantik. Selain para model makeup yang memiliki warna kulit beragam, bukti bahwa stigma tersebut sudah memudar juga terlihat dari shade makeup yang sangat friendly dengan skin tone yang bermacam-macam. Jenis makeup dari mulai foundation, cushion, concealer, hingga lipstick, kini semua hadir dengan pilihan yang disesuaikan dengan tone kulit para wanita.

Ini adalah bentuk bahwa industri kecantikan sangat menghargai keberagaman warna kulit sekaligus memberi gambaran bahwa, fungsi makeup itu untuk mempercantik tanpa memaksa perempuan untuk menjadi putih terlebih dahulu untuk tampil cantik. Maka dari itulah, sebenarnya tidak ada satupun standar yang berhak dilegalkan untuk menggambarkan kecantikan perempuan. Karena setiap perempuan itu cantik dengan segala keunikan yang mereka miliki.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Selalu berusaha mencintai diri sendiri ✨

CLOSE