#BeraniBaik – Menulis Tidak Sebatas Merangkai Kata Melainkan Mengabadikan Pemikiran untuk Peradaban

Menulis untuk keabadian

Salah satu cara untuk melihat eksistensi dan kebermanfaatan seseorang adalah dari sumbangan pemikirannya. Sekecil apapun pemikiran itu pastilah sangat berpengaruh terhadap perkembangan. Lalu, bagaimana caranya agar pemikiran itu bisa sampai dan membawa manfaat untuk banyak orang? Ya, caranya adalah dengan mengabadikan pemikiran tersebut. Mengabadikan pemikiran? Caranya bagaimana? Caranya, melalui tulisan.

Advertisement

Menulis merupakan literasi yang memiliki tingkatan paling tinggi setelah mendengar, berbicara, dan membaca. Oleh karena itu, menulis bukanlah hal yang mudah, perlu kerja keras untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan. Meskipun menulis bukan hal yang mudah, kita tetap harus menulis sebagai bukti bahwa kita turut serta memberikan sesuatu untuk peradaban. Sebagai seorang manusia sebaiknya keberadaan kita saat ini dapat memberi kebermanfaatan. Pepatah mengatakan, Harimau Mati Meninggalkan Belang, Gajah Mati Meninggalkan Gading, Dan Manusia Mati Sebaiknya Meninggalkan Tulisan.

Di zaman yang serba digital dan tanpa batas seperti sekarang ini tentunya memudahkan kita untuk menyebarluaskan tulisan yang kita buat. Misalnya, mengunggah tulisan kita ke media sosial. Tulisan kita akan lebih mudah dijangkau oleh banyak orang, karena saat ini hampir semua orang menggunakan media sosial. Mengunggah tulisan ke media sosial juga merupakan pemanfaatan media sosial sebagai sarana berbagi kebermanfaatan dan turut mendukung peningkatan literasi digital.

Menulis juga dapat dilakukan oleh siapa saja tidak peduli sudah usia berapa dan apa pekerjaannya. Kita dapat menulis apa saja sesuai dengan kemampuan dan kecintaan kita kepada sesuatu. Misalnya memiliki kemampuan untuk menulis puisi, cerpen, novel, atau apapun dengan tema yang kita suka seperti percintaan, perempuan, dan masih banyak lagi.

Advertisement

Agar semakin mantap untuk menulis, mari kita sedikit menilik kisah orang-orang yang keberadaanya, namanya, dan hasil pemikirannya masih menjadi rujukan dalam kehidupan sehari-hari karena menulis, meskipun raganya sudah dikandung tanah. Kita ambil contoh Albert Einstein. Albert Einstein telah menulis sekitar 300 makalah ilmiah yang salah satunya adalah tentang Teori Relativitas. Adanya teori ini mampu membuat navigasi GPS yang sering kita gunakan berfungsi akurat. Kita bisa bayangkan seandainya dulu pemikiran Einstein ini tidak dituliskan mungkin kita tidak akan pernah merasakan kontribusi beliau untuk peradaban.

Menulis memang butuh perjuangan, tetapi bukan berarti tidak bisa. Tidak perlu takut kalau tulisan kita jelek, untuk menjadi bagus kita perlu banyak belajar dan banyak menulis. Untuk bisa belajar, kita harus mencoba karena kita tidak akan pernah tahu jika kita tidak pernah mencoba. Salah satu dosen saya pernah menyampaikan bahwa tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai dan dipublikasikan. Untuk itu, marilah kita pelan-pelan berbuat kebaikan melalui tulisan yang kita buat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemimpi yang sedang belajar mengubah rasa menjadi kata~

CLOSE