Cerita Indah saat Kamu masih menjadi Milikku, Tak Semudah itu Hilang dalam Ingatanku

Meski sekarang itu hanya menjadi kenangan

Ketika kamu masih menjadi milikku, hidupku terasa begitu sempurna. Meskipun aku sadar banyak kekurangan yang aku miliki, tetapi dengan hadirnya dirimu, kamu bisa menjadi pelengkap yang sempurna. 

Advertisement

Ketika kamu masih menjadi milikku, semua terasa indah. Tak peduli seberapa berat masalah yang aku hadapi, ketika melihat senyummu, semua itu seketika sirna. 

Ketika kamu masih menjadi milikku, dunia pun dapat kutaklukkan. Dengan hadirnya dirimu, segala hal menjadi terasa lebih mudah, entah kenapa semangat ini selalu menyala, hingga sekarang aku tak pernah mengerti alasannya.

Ketika kamu masih menjadi milikku, kamu adalah Ibu yang senantiasa menasehati dan memotivasi, kamu adalah sahabat yang selalu menemaniku di segala kondisi, teman untuk bercanda, dan mencurahkah isi hati.

Advertisement

Ketika kamu masih menjadi milikku, aku begitu semangat untuk meraih cita-citaku, karena kamu selalu menjadi pendorong ketika rasa lelah datang menghalangi langkahku.

Tapi itu dulu, when I was your man. Dulu ketika hari-hariku selalu ditemani oleh canda tawamu, tapi sekarang? Hidupku adalah kebalikan dari cerita indah itu. Berat terasa ketika aku melangkahkan kakiku, aku seperti orang yang kehilangan tujuan hidup, terombang-ambing di tengah lautan nestapa. Jika mesin waktu itu ada, mungkin aku akan memilih untuk tidak pernah mengenalmu, kepergianmu meninggalkan luka yang aku tak tau kapan akan pulih.

Advertisement

Ingin rasanya aku kembali menjadi anak kecil, di mana segalanya begitu sederhana, masa-masa di mana waktuku hanya aku habiskan bersama teman-temanku untuk bermain, bukan untuk meratapi sakitnya ditinggalkan. Masa-masa di mana sakit yang kurasakan hanya sebatas luka di lutut, bukan di hati.

Hari ini rasa sesal mulai menyapa. Dahulu, andai saja aku tidak mengenalkanmu dengan makhluk lunak yang bernama hati, nasi sudah menjadi bubur, sudah terlambat untuk kabur. Hatiku sudah terlanjur menjadi milikmu, diikat dengan tali yang begitu erat, hingga melepasnya terasa begitu berat. 

Mungkin semua ini adalah salahku, aku tak pernah bisa menemani setiap langkahmu, aku tak pernah mampu untuk mengejarmu, hingga kita tak bisa berpegang tangan untuk tetap berjalan berdampingan.

Jika saja aku bisa mengulang waktu, tak akan kubiarkan air matamu jatuh walau hanya setetes, tak akan kubiarkan rasa sedih hinggap di wajahmu.

Terima kasih karena kamu pernah memberikanku rasa bahagia, karena telah meluangkan waktumu untuk mendengarkan ocehanku tiap malam. Terima kasih karena kamu mau berbagi kasih sayang denganku walau semua itu hanya sebentar dan telah menjadi angin lalu.

Tapi meskipun begitu, mau tidak mau aku harus melanjutkan hidupku, kembali merajut asa, kembali melangkah untuk meraih mimpiku, meski itu harus tanpa senyum manismu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Aku hanya ingin berkontribusi lewat tulisan-tulisan sederhana ini

CLOSE