Halo Mantan! Terima Kasih Sudah Meninggalkanku, Kini Aku Siap Menyambut Hari Baru

ditinggalkan

Awan putih berselimut jingga tatkala sang fajar mulai pamit undur diri ketika kota ini sedang menuju rehat dalam rutinitas yang monoton lalu ada tanda notifikasi pesan instan yang masuk ke layar ponselku:

Advertisement


“Hubungan kita cukup sampai disini saja ya! Aku rasa aku belum bisa menjadi orang yang terbaik bagimu.”


Isi pesanmu yang membuat hatiku seketika luluh lantah hancur berkeping-keping. Apa salahku? Apa dosaku? Kupikir selama ini hubungan kita baik-baik saja tak pernah ada sedikitpun rasa yang membuatmu berpaling meninggalkanku. Aku pun mulai menerka-nerka apa kesalahan yang telah ku perbuat atau setidaknya aku tahu apa sebabnya. Namun ketika aku kehendak menanyakan apa sebabnya, kau menghilang seperti ditelan bumi. Tak sedikit pun meninggalkan rasa bersalah atas semua yang terjadi pada hubungan kita.

Sesungguhnya aku tidak bisa menerima kejadian ini juga tak mudah menjalani hari-hari setelah kejadian ini. Nafsu makan berkurang, jam tidur berantakan juga tubuh ini enggan meninggalkan kesendirian. Yang dapat kulakukan hanya mengingat-ngingat tentang cerita kita dimana diruangan ini kita sering bercanda, merangkai konsep masa depan dan kau selalu bersemengat bercerita tentang mimpi-mimpimu sementara aku menjadi pendengar paling setia. Kini gitar tua yang terselip di belakang pintu tak lagi bersuara, buku-buku yang menjadi martir bahan diskursus mulai berdebu dan foto di pigura yang kian lama kian membeku dan tak bernyawa.

Advertisement


"Dulu aku orang yang selalu mungucap kata sayang di penghujung malam kini aku tidak lebih dari orang asing yang diam-diam merindukan masa lalu."


Setelah berhari-hari, berbulan-bulan serta tahun yang terus berganti aku masih asyik menyendiri dengan ditemani kesibukan dalam beberapa kegiatan juga berpetualang kesana-kesini. Harapanku semoga dengan kesibukan yang ku jalani saat ini, aku dapat melupakan kejadian yang menimpa hubungan kita, terutama tentangmu aku benci!

Advertisement

Hingga pada akhirnya aku menemukan seseorang yang mampu memapahku keluar dari zona kesedihan yang berlarut-larut. Adalah dia seseorang yang mampu mendengarkanku tanpa sedikit pun menyela, adalah dia seseorang yang sanggup menerima segala keluh dan kesah ku dengan sabar juga adalah dia seseorang yang bisa menerima semua kekurangan dan kelebihanku. Aku bersyukur dapat bertemu dengannya yang mampu menuntunku keluar dari kesedihan disaat yang tepat.


"Tuhan tahu selalu ada jemari untuk tangan yang tepat, kepala untuk bahu yang tepat juga hati untuk rumah yang tepat."


Kini aku dapat menerima semua kejadian yang telah berlalu ternyata dengan kejadian yang telah berlalu, selalu ada hikmah yang tersembunyi dan aku dapat berdamai dengan masa lalu. Lalu aku dapat menarik kesimpulan dengan semua kejadian ini Kalau Tuhan selalu punya rencana baik yakni tuhan tidak mengutusmu untuk dijadikan pendamping hidupku tetapi hanya untuk dijadikan pelajaran saat aku berjumpa dengan seseorang yang benar-benar menjadi pendamping hidupku. Kelak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecandu Rokok Kretek

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE