Ini Kisah Sederhanaku

Ini Kisah Sederhanaku

Advertisement

Sebuah perjalanan traveling yang meninggalkan kesan, sebuah perjalanan yang tidak mengedepankan tempat indah. Traveling yang mengutamakan kebersamaan dalam waktu, kebersamaan yang jarang terjadi karena terbatasnya waktu. Traveling di awal bulan di tahun 2016 ini.

Aku menikmatinya walaupun aku sudah sering mengunjungi tempat yang sama. Tempat sederhana yang jauh dari keramaian hiruk pikuk perkotaan. Karena salah satu hal ternikmat bagi seorang anak kuliahan adalah menikmati waktu terbaik untuk me-refresh mata. Allah pun berfirman dalam Al-Quran, bahwasannya mengagumi dan menjaga ciptaanNya itu merupakan sebuah hal yang dianjurkan. Yang disampaikan dalam Suroh Ali Imron :

QS:Ali Imran | Ayat: 191

Advertisement

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Advertisement

Hari itu tanggal 03 Januari 2016, aku bersama dengan bala kurawa mengadakan ekspansi wisata, masih dalam satu kota yang sama, eksplor kota tercintalah, Tulungagung….

Perjalanan pun dimulai dengan kendaraan bermotor, perjalanan sekitar 20km – 24km pun siap menunggu untuk kami taklukkan. Kami berenam berangkat dari rumah tidak lebih dari pukul 09.00 pagi di Hari Minggu. Matahari pun mendukung ekspansi wisata yang akan kami lakukan seharian penuh ini. Tidak memacu kecepatan yang melampui kemampuan kami, karena itu bisa mengurangi tingkat kenikmatan yang akan kami dapatkan selama perjalanan ini.

Daerah pegunungan pastilah memiliki daratan yang berupa gundukan-gundukan besar, luas, memanjang, dan tinggi. Pegunungan terbentuk oleh gerakan pergeseran kulit bumi. Gerakan pergeseran kulit bumi ini merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi.

Ciri umum dari pegunungan adalah biasanya memiliki ketinggian sekitar 700 meter atau lebih di atas permukaan laut. Yaaaap, kali ini ekspansi kami adalah daerah Pegunungan Wilis, tepatnya di Desa Geger Kecamatan Sendang dan tentunya Kabupaten Tulungagung.

Banyak manfaat dari adanya pegunungan ini antara lain, sebagai tempat tumbuhnya hutan yang menjadi daerah perlindungan untuk flora dan fauna agar tidak punah. Sebagai sarana rekreasi dimana daerah pegunungan sering digunakan sebagai tempat peristirahatan, camping, dan wisata alam lainnya. Sebagai sarana dalam mengembangkan usaha di bidang industri pertanian seperti bunga dan sayuran. Tuh kaaaan banyak manfaatnya.

Ekspansi lokasi pertama yang kami kunjungi adalah hutan pinus, di perbatasan Desa Nglurup dan Desa Geger. Terletak di sisi kiri jalan apabila kita dari arah Desa Nglurup, berada di tepi sungai yang mempunyai batu-batu besar. Airnya, beeeeeee, jernih banget, bahkan biasanya digunakan untuk membersihkan diri alias mandi.

Sangat direkomendasikan untuk yang pengen hunting foto atau foto prewedd. Kebun pinus ini milik Dinas Perhutani Kabupaten Tulungagung, semacam hutan lindung gitulah. No retribusi loh di sini, no karcis pula, barang bawaan harap dijaga sendiri, hehehe.

Dua foto ini mewakili foto berenam kami saat ekspansi di lokasi pertama. Sekitar 35 dokumentasi pun kami dapatkan, hehe, maklumlah kaum hawa tingkat kenarsisannya tinggi..

Matahari pun semakin tinggi, kami pun segera melanjutkan perjalanan ke lokasi selanjutnya, yakni kebun bunga Desa Geger. Bunga yang dikembangkan di sini didominasi oleh bunga Krisan. Musim panennya berkisar antara bulan Oktober-Nopember, jadi saat kami ekspansi ke lokasi Kebun Bunga, bunga–bunga yang sudah ada berkurang dari sudah tidak lagi pada masa musim panen.

Cukup dong dua foto ini untuk mewakili ekspansi kami dari Kebun Bunga di Desa Geger ini. Di sini no retribusi, tapi karcisnya motor ada, sekitar Rp 2.000 saja cukup. Jika menginginkan bunga krisan ini mekar manis di rumah kalian, kalian dapat memilikinya dengan membeli per ikatnya sekitar Rp 15.000. Isi dari ikatan itupun tergantung besarnya pohon dan banyaknya bunga yang akan mekar.

Usai dari ekspansi wisata kedua, kami melanjutkan ekspansi wisata ketiga, yakni Wisata Kuliner Kampung Bunga dan Telaga Aqua. Kampung Bunga ini tentu saja berbeda dengan kebun bunga sebelumnya, karena hampir setiap rumah di daerah ini, memiliki lahan yang berisi beraneka bunga dan buah-buahan khas daerah pegunungan. Sekitar 15 menit dari lokasi kedua kalau kita menempuhnya menggunakan sepeda motor. Di sini masih tetap free guys retribusinya, tapi buat parkirnya kita cukup ngeluarin uang Rp 2000 untuk motor dan Rp 5000 untuk mobil.

Nah inilah akhir dari perjalananku bareng temanteman gadisku… dari Kota Kecil di pantai selatan, Tulungagung. Tertarik ke Tulungagung, silahkaan..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Isya Marthatikasari putri bungsu dari dua saudara lahir di kota kecil di pantai Selatan.

CLOSE