Insomnia, Terdengar Remeh Namun Justru Bisa Berakibat Fatal Loh! Hati-Hati Ya!

Dampak Buruk Insomnia


“In its early stages, insomnia is almost an oasis in which those who have to think or suffer darkly take refuge.”

Advertisement

-Sidonie Gabrielle Colette (1873-1954).


Seperti yang kita ketahui bahwa manusia memerlukan istirahat yang cukup agar dapat mengisi kembali energi setelah kita beraktivitas seharian. Tetapi sebenarnya tidur juga memiliki banyak manfaat yang kadang kita tidak ketahui. Salah satunya adalah ternyata tidur itu bermanfaat untuk penyimpanan informasi di dalam otak kita. Banyak yang belum mengetahui bahwa setelah kita belajar lalu kita tidur maka otak akan menyaring informasi informasi yang penting dan akan membuang informasi yang dirasa tidak penting untuk diri kita, selain membuat badan kita menjadi fresh tidur juga dapat membuat otak kita merasa fresh juga.

Namun, tidak semua orang dapat merasakan tidur yang cukup karena ada beberapa orang yang mempunyai sleeping disorder berupa insomnia. Apa sih insomnia itu? Insomnia itu sendiri adalah gangguan tidur yang membuat pengidapnya susah untuk tidur pada malam hari. Penyakit ini biasanya ditandai dengan kantuk pada siang hari, kekurangan energi, mudah marah, dan suasana hati yang tertekan.

Advertisement

Dilihat dari berapa lama dan sering terjadinya, insomnia itu dibagi menjadi 2 yaitu insomnia akut dan insomnia kronis. Insomnia akut biasanya terjadi dalam jangka waktu singkat yaitu sekitar satu malam dalam beberapa minggu. Insomnia kronis sendiri terjadi ketika seseorang mengalami insomnia kurang lebih 3 malam dalam seminggu. Jika dilihat dari penyebabnya maka insomnia dibagi menjadi 2 yaitu insomnia primer dan insomnia sekunder.

Seseorang dianggap memiliki insomnia primer jika mengalami masalah tidur yang tidak ada hubungannya dengan kondisi atau penyakit mental lainnya. Sedangkan, insomnia sekunder bisa terjadi ketika seseorang mengalami gangguan tidur karena hal yang lain, seperti kondisi kesehatan (Depresi); rasa sakit; alkohol; obat yang mereka konsumsi. Menurut Departemen kesehatan dan pelayanan manusia di US, sekitar 30-40% orang mengalami ganggaun tidur insomnia dan semakin manusia bertambah umurnya maka insomnia kronis menjadi sering muncul.

Advertisement

Banyak yang menyepelekan penyakit ini karena efeknya yang muncul pada jangka panjang dan tidak dapat dirasakan saat itu juga. Namun, insomnia memiliki beberapa dampak fatal baik bagi tubuh maupun pikiran penderitanya. Menurut seorang psikologi klinis Aurora Lumbantoruan, selain mengakibatkan masalaha pada kesehatan, gangguan tidur ini memiliki hubungan 2 arah dengan masalah mental. Dimana hasilnya 50% orang yang memiliki gangguan tidur ini cenderung akan memiliki gangguan pada mentalnya.

Sebaliknya, terbukti bahwa 90% orang yang memiliki depresi dipastikan memiliki gangguan tidur. Aurora juga mengatakan bahwa kondisi dari kurang tidur akan memberikan dampak peningkatan reaksi emosional. Hal itu membuat seseorang mengalami depresi, tidak siap dalam menghadapi suatu persoalan, bahkan hanya ditegur saja, ada yang akan merasa bersalah hingga berhari-hari. Dampak kekurangan tidur selanjutnya juga bisa kita kaji melalui eksperimen standford yang dimana seorang siswa sekolah menengah bernama Randy Gardner yang bereksperimen dengan tubuhnya dengan cara tetap terjaga selama 11 hari tanpa tidur sama sekali.

Awalnya proyek ini hanyalah untuk keperluan tugas sekolah namun ketika media lokal ikut meliput proyek ini hal ini menangkap perhatian seorang peneliti bernama William Dent yang tertarik untuk mengetahui efek dari kekurangan tidur. Penelitian ini dimulai pada tanggal 28 Desember 1963 sampai 8 Januari 1964. Pada hari kedua ia mengalami kesulitan fokus kepada sekitarnya dan pada hari ketiga kondisi emosionalnya mulai tak terkendali dan cara berbicaranya mulai melantur dan pada hari hari berikutnya ia mulai mengalami halusinasi berat akibat kekurangan tidur tersebut.

Selama eksperimen berlangsung Gardner mengaku kesulitan untuk terjaga pada malam hari dan Dr. Dent memberikannya aktivitas agar ia tetap terjaga. Selama penelitian berlangsung tidak ada obat obatan maupun kafein yang terlibat. Gardner juga rutin untuk memeriksa dirinya ke rumah sakit selama masa penelitian berlangsung, selama penelitian itu ia mengaku sering berhalusinasi dan sering juga merasa kebingungan. Pada akhirnya ia berhasil menjalani penelitian ini sampai akhir dan setelah penelitian berakhir ia tertidur selama 14 jam 40 menit.

Bukan hanya dampak pada psikis saja tetapi insomnia juga bisa menyebabkan penyakit serius lainnya,seperti diabetes. Masih banyak yang belum tahu bahwa kekurangan tidur dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memetabolismekan glukosa. Studi menemukan bahwa rata rata orang yang menderita kadar gula tinggi biasanya adalah orang yang tidak tidur teratur dimalam hari. Dalam sebuah penelitian, beberapa orang dewasa diminta untuk tidur hanya 4 jam sehari selama 1 minggu. Setelah 1 minggu tingkat toleransi glukosa mereka pun diukur dan hasil nya mengatakan bahwa tingkat glukosa mereka 40% lebih rendah dari sebelumnya. Ketika individu memasuki tidur yang nyenyak maka aktivitas sistem saraf pun turun, otak menggunakan lebih sedikit glukosa.

Dari sini kita sudah mengetahui dampak berbahaya dari kurangnya tidur atau insomnia ini, lantas bagaimana cara kita agar terhindar dari insomnia? Ada beberapa hal umum yang perlu kita lakukan yang pertama adalah kita harus menghindari makan dan minum dalam porsi yang banyak sebelum tidur karena hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan jika kita langsung tidur sesaat sebelum makan, hal ini akan membuat kita akan terjaga sampai makanan sudah turun dari dalam perut. Selain itu menghindari nikotin dan alkohol sebelum tidur dapat membuat kita tidur lebih nyenyak, menurut penelitian dari jurnal Sleep, untuk mendapat tidur yang nyenyak kita tidak boleh mengkonsumsi alkohol maupun nikotin empat jam sebelum kita tidur. Nikotin sendiri termasuk stimulant jadi merokok pada sore sampai malam bisa dipastikan dapat membuat sulit untuk tertidur.

Bagaimana cara untuk mengobati insomnia? Penyembuhan insomnia sendiri bisa dilakukan dengan banyak cara tergantung seberapa seriusnya suatu gejala yang dialaminya. Insomnia ringan sendiri sebenarnya tidak memerlukan pengobatan karena biasanya hanya terjadi 1-2 hari saja. Yang perlu dilakukan hanyalah mengubah pola tidur agar bisa kembali dengan normal. Untuk insomnia kronis diperlukan penangganan oleh dokter, biasanya orang yang mengalami insomnia kronis memerlukan konsumsi obat obatan yang tentu saja harus dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.

Jadi, setelah mengetahui dampak dan bahaya dari insomnia apakah anda masih berani untuk meremehkan gangguan tidur ini? Walaupun mungkin orang orang mempunyai alasannya sendiri saat terjaga larut malam namun sebaiknya kita hindari tidur larut malam secara rutin agar terhindar dari gangguan tidur ini. Manusia juga memerlukan istirahat yang cukup agar badan dan pikirannya bisa kembali bekerja dengan normal dan melakukan aktivitas seperti biasa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya

CLOSE