#JarakMengajarkanku, Segudang Prasangka Akan Mati Terbunuh oleh Percaya

Sebanyak apapun prasangka, ia akan mati terbunuh oleh rasa percaya.

Perkenalkan, namaku rindu. Kekasihku bernama jarak, musuhku adalah hilangnya komunikasi. Kira-kira seperti itulah analogi nya. Kunci sebuah hubungan adalah kepercayaan, kita semua sepakat bukan? Lalu, apakah jarak mampu menghilangkan rasa percaya?

Mungkin tidak mudah untuk kami yang memilih bertahan dengan kejauhan. Membunuh setiap pikiran negatif yang membumi, menahan segala rindu yang menghampiri, satu hal yang kami jadikan kunci, yakni kepercayaan. Beradu tatap tidak menjamin selalu menetap, karena menjaga hati adalah sebaik-baiknya cara agar rasa selalu lengkap.

Advertisement

Bertahun-tahun, berbulan-bulan, atau hari-hari yang tak lagi bisa terhitung jari. Selama itu kami disuguhi penantian dalam harap sebuah pertemuan. Jangan tanya tentang khawatir yang selalu membuat getir, malam-malam kami lalui dengan pertanyaan yang membumi. Terlebih jika hilangnya komunikasi.

Menjadi seorang kekasih dari prajurit negeri memang memiliki adrenalin sendiri. Bagaimana tidak? Hilangnya komunikasi sudah biasa membuat tak enak hati. Belum lagi, ancaman keselamatan yang selalu menghantui membuatku ingin menyusulnya kemanapun dia pergi. Namun, satu hal yang pasti bahwa percaya akan membunuh segudang prasangka.

Aku tahu, aku hanyalah nomor sekian dari tanggungjawab yang dia pikul. Ada bumi pertiwi yang menunggunya mengabdi, ada negara yang harus ia jaga, ada orang tua dan keluarga yang harus ia buat bangga. Mungkin cara terbaik mencintainya saat ini adalah doa. Semoga dia mampu menjaga negeri dan hati, semoga dia selalu ingat kemana dia harus kembali.

Advertisement

Bukan telepati, namun dua insan yang saling mencintai mempunyai cara sendiri untuk berkomunikasi. Untaian kata rindu yang kuucapkan lewat doa mampu menjelma menjadi embusan angin ketenangan di telinganya. Betapa indahnya ketika kita sama-sama terlelap dalam keadaan pikiran yang terikat erat. Sungguh, jarak tidak akan mampu menghalangi rasa.

Dan ketika dia datang, aku menjemputnya pulang. Kemarilah, aku tahu kamu lelah. Kini, tak ada lagi jarak yang menghalangi, kini aroma kerinduan membumi, penantian berujung pertemuan tak lagi menjadi mimpi. "Sayang, aku kembali" ucapnya sambil membawa seikat bunga yang ditata rapi.

Advertisement

Air mata tak terbendung lagi, waktu yang aku lewatkan untuk menunggu kini tak lagi membuatku pilu. Aku percaya, selama apapun dia jauh dari pandangan mata, sejauh apapun langkah kakinya pergi, hatinya selalu menuntunnya untuk kembali. #jarakmengajarkanku untuk terbiasa mencintai lewat doa. Sebanyak apapun prasangka, ia akan mati terbunuh oleh rasa percaya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis dengan hati, semoga mewakili, meskipun tidak semua pengalaman pribadi.

CLOSE