Mengingat Hari AIDS Sedunia. Yuk, Jauhi Penyakitnya Bukan Penderitanya!

Stigma-stigma negatif masyarakat tentang HIV/AIDS pun melekat erat di pemikiran khalayak umum.

HIV/AIDS sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Stigma-stigma negatif masyarakat tentang HIV/AIDS pun melekat erat di pemikiran khalayak umum. Mulai dari statement penderita HIV pasti pelaku seks bebas, pecandu narkoba, dan statement negatif lainnya. Lalu bagaimana sebenarnya penyebab HIV itu? Memang benar semua statement diatas juga merupakan faktor penyebab HIV. Tapi tidak semua penderita HIV itu seperti yang disebutkan diatas. Sebelum lebih lanjut membahas tentang penderita HIV mari simak apa itu HIV.

HIV/AIDS merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus/Acquired immuno defiency Syndrome. Kedua istilah ini seringkali disamakan namun, sebenarnya kedua istilah ini berbeda. HIV sendiri adalah Virus yang merusak kekebalan/sistem imun manusia. Sedangkan, AIDS itu sendiri adalah penyakit terminal yang disebabkan oleh virus HIV itu sendiri. Virus HIV merupakan virus yang sangat membahayakan tubuh manusia, bagaimana tidak virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Sebagaimana yang kita tahu sistem kekebalan tubuh manusia sangat penting untuk menangkal sesuatu/zat/benda yang membahayakan tubuh manusia. Apabila sistem kekebalan tubuh kita digerogoti oleh virus HIV bayangkan betapa lemahnya tubuh manusia, tubuh akan lemah dan mudah terserang penyakit. 

Tanda atau gejala dari HIV sendiri sulit untuk diketahui sejak dini karena gejalanya sangatlah umum seperti penyakit lainnya, seperti demam tinggi, mudah lelah, nyeri pada kelenjar getah bening serta nyeri otot. Rata-rata penderitanya baru mengetahui bahwa dirinya terkena HIV/AIDS setelah beberapa tahun kemudian. Cara penularannya AIDS sangat beragam seperti menggunakan alat suntik yang tidak steril dan penggunaannya yang bergantian dengan penderita HIV/AIDS, hubungan seksual dengan penderta HIV/AIDS bahkan dapat ditularkan dari Ibu ke anaknya dalam kandungan maupun ketika masa menyusui. 

Objek yang menjadi sasaran dari HIV/AIDS adalah para remaja hingga dewasa awal. Karena pada masa inilah rasa keingintahuannya tentang sesuatu sangatlah tinggi. Remaja menjadi sasaran empuk bagi oknum-oknum tidak bertanggungjawab untuk melakukan hal-hal buruk yang dapat menyebabkan remaja dapat tertular virus HIV. Walaupun, penularan virus HIV tidak hanya lewat jarum suntik dan hubungan seks tapi sangatlah penting mengingat generasi muda adalah penerus pembangunan bangsa.

Dukungan keluarga menjadi faktor yang sangat krusial sebagai media untuk memberi semangat, motivasi dan dukungan baik moril maupun materiil kepada penderita HIV. Keluarga hendaknya peka terhadap gejala-gejala penyakit apapun baik itu hanya flu biasa ataupun penyakit lain. Karena apabila keluarga sendiri tidak peka terhadap gejala-gejala penyakit termasuk HIV ini, akibatnya bisa menjadi sangat fatal bagi penderita.

Tak hanya dukungan dari keluarga saja yang penting. Namun, dukungan dari teman hingga masyarakat terdekat pun sangat penting. Tapi, berdasarkan fakta di masyarakat, penderita HIV/AIDS dikucilkan dari pergaulan, dianggap aib masyarakat bahkan dianggap sebagai azab atas perbuatan buruknya. Memang sulit sekali menghilangkan stigma-stigma yang sudah melekat erat di masyarakat tentang HIV/AIDS.

Pengetahuan tentang HIV/AIDS perlu digencarkan serta digiatkan lebih lagi kepada masyarakat umum. Tidak hanya pengetahuan tentang pencegahan dan penularan HIV/AIDS saja yang penting. Namun, juga tentang menghilangkan stigma negatif tentang penderita HIV/AIDS itu sendiri.

HIV/AIDS tidak akan menular jika seseorang hanya bertatapan ataupun berpapasan dengan penderita. HIV/AIDS tidak akan menular hanya karena saling berbicara dengan penderita. Bahkan, HIV/AIDS tidak menular jika kita hanya bersalaman dengannya. HIV/AIDS bukan hanya penyakit yang menyerang fisik manusia, tapi juga mental penderitanya.

Bayangkan saja, bagaimana perasaan Anda apabila Anda adalah penderita HIV/AIDS, ketika anda dipandang sinis ketika di jalan kemudian orang di sekitar berbisik tentang Anda sebagai penderita HIV/AIDS, tidak mengenakkan bukan? Bayangkan kejadian itu Anda rasakan setiap harinya, pasti anda akan merasa tertekan dan depresi.

Penderita HIV/AIDS juga memiliki hak untuk mendapat pengakuan dari masyarakat. Mereka juga memiliki Hak Azasi Manusia yang sama seperti manusia normal pada umumnya. Mereka juga memiliki kesempatan dibalik keterbatasan yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, sebagai bentuk dukungan dan motivasi dunia terhadap penderita AIDS, ditetapkanlah 1 Desember sebagai World AIDS Day. Tujuan dari ditetapkannya 1 Desember sebagai World AIDS Day adalah untuk mengingatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dari AIDS serta mengajak masyarakat untuk lebih mengenal seluk beluk AIDS di kalangan masyarakat.

Oleh karena itu, marilah kita rangkul para penderita HIV/AIDS, beri mereka semangat, motivasi serta kesempatan untuk berkembang dan mengungkapkan ide mereka. Mari kita semarakkan “jauhi penyakitnya bukan penderitanya”.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis