Jelajah Tongole, Mengenal Sebuah Kota yang Sarat Sejarah dan Budaya di Ternate

Di daerah Tongole hingga kini masih aktif membudidayakan kayu manis sebagai tanaman sumber pendapatan

Salah satu dari sekian banyak cara untuk melestarikan kekayaan yang kita miliki bukan saja mengenalkannya di postingan sosial media tapi, juga turut terjun langsung di lapangan, melihat dan menjaganya dari dekat. Ternate heritage society – Jelajah Tongole. Kegiatan yang berlangsung pada hari sabtu, tanggal 09 maret 2019 ini diikuti oleh 13 orang peserta dan beberapa relawan 2019 bersama para pengurus THS. Semua peserta jelajah berkumpul di SPBU Batu Anteru dan kegiatan resmi dibuka pada pukul 07.30 WIT dengan doa bersama dan arahan singkat seputar peraturan jelajah oleh Ketua THS – Didith Prahara.  Perjalanan jelajah menuju Kampung Tongole ini dilakukan dengan menggunakan bis Damri dengan jarak tempuh ±30 menit.

Advertisement

Sesampainya di Kampung Tongole rombongan disambut oleh Ketua RW setempat, Pak Jauhar yang kemudian berperan sebagai narasumber dalam kegiatan jelajah ini. Para peserta jelajah kemudian diajak berjalan kaki menuju ke beberapa tamanan kebun yang sudah ada di daerah ini sejak zaman colonial. Tanaman pertama adalah kayu manis. Menurut Pak Jauhar beberapa KK di daerah Tongole hingga kini masih aktif membudidayakan kayu manis sebagai tanaman sumber pendapatan walau harganya kini sedang anjlok. Setelah kayu manis peserta jelejah diajak mengenal vanili – tanaman yang asalnya dari Meksiko dan dibawa oleh Bangsa Belanda untuk dibudidayakan di Indonesia. Walau harganya mahal karena sulitnya pengembangbiakan tanaman ini, para warga sekitar lebih memilih untuk tidak melanjutkan budidaya tanaman vanili ini.

Dan di sepanjang perjalanan berikutnya ada banyak pohon pala dan cengkeh yang bisa dijumpai. Tanaman ini selain masih dijadikan tanaman perkebunan dan sumber pendapatan warga sekitar juga masih sering dimasak atau dicampurkan ke dalam kopi atau teh yang akan diminum. Yang tak kalah menarik dari jelajah kali ini adalah kita bisa melihat sebuah sumber mata air berusia ratusan tahun yang hingga saat ini masih digunakan oleh warga Tongole sebagai sumber mata air – Mata Air Tege – Tege.

Di pos selanjutnya para peserta diajak untuk bertemua Cengkeh Afo – pohon cengkeh tertua yang menjadi cikal bakal cengkeh – cengkeh yang ada di Kota Ternate. Karena kurang tepatnya upaya perlindungan terhadap pohon cengkeh ini, hingga kemarin yang bisa dilihat adalah sebatang pohon yang hampir mati. Disana hanya tersisa satu cabang yang terlihat masih memiliki daun hijaunya. Padahal usia pohon ini sendiri telah mencapai dua abad lebih dan ketika panen hasilnya jika dihitung dalam karung goni ditotalkan bisa mencapai 60 buah karung goni.

Advertisement

Sementara di pos selanjutnya peserta jelajah diajak untuk mengetahui pemanfaatan tanaman pala untuk dijadikan makanan bernilai jual tinggi. Menurut narasumber yang juga merupakan pengurus THS, Iin Tomaito bersama para warga lokal Kota Ternate hingga kini lebih dari 20 jenis olahan telah berhasil diproduksi dan dipasarkan  hingga keluar negeri. Selanjutya sebelum menuju pos terakhir Iin pun memberitahu selain hasil kebun, hal warisan yang hingga kini ingin ditularkan ke banyak anak muda adalah kebiasaan orang Ternate dahulu yang menjadikan bambu sebagai peralatan memasak. Selain kebiasaan ini adalah kebiasaan baik yang dapat membuat lidah kita kembali hidup sehat dengan makanan alam. Kebiasaan yang dituangkan dalam konsep eco wisata ini ternyata mampu menjadi icon wisata baru bagi Kota Ternate.

Di eco wisata Pak Maulana – sebagai narasumber terakhir menjelaskan sejarah tentang hadirnya kawasan ini dan bagaimana desain kawasan yang berusaha menggunakan kekayaan alam sebagai bahan bangunan. Selain itu, ditempat eco wisata ini berbagai interior seperti meja, kursi, rak makanan dan perlengakapan makan seperti sendok dan garpu pun dibuat langsung dari kayu dan bamboo. Dan akhir dari kegiatan jelajah kali ini adalah memanjakan lidah dengan masakan khas Ternate yang dimasak langsung dari bambu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya Erita Apriliasih. Gemar hidup berpindah - pindah dan selalu tertarik untuk berbagi cerita kepada banyak orang.

CLOSE