Keluarga: Pengaruh Besar Dalam Perkembangan Anak

     Hello, moms! Tau gak sih, kalo keluarga itu pemegang pengaruh terbesar dalam pembentukan karakter anak terutama di usia dini? Anak lebih banyak menghabiskan waktunya bersama keluarga, makanya mengapa keluarga menjadi pengaruh terbesar dalam pembentukan karakternya. Menurut Bronfenbrenner, perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa lapisan lingkungan, dimulai dari lapisan terkecil hingga terluas yaitu mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem (Papalia & Martorell, n.d.). Nah, keluarga berada di lapisan mikrosistem, moms. Yuk, pelajari lebih lanjut!

Advertisement

Apa sih mikrosistem?

   Mikrosistem merupakan salah satu lapisan yang berada di dalam teori ekologi Bronfenbrenner. Dalam teori ekologi, lingkungan menjadi pengaruh dalam perkembangan manusia dan perilaku akan terbentuk karena adanya hubungan dua arah antara manusia dengan lingkungannya (Nuryati & Darsinah, 2021). Jadi, moms, mikrosistem merupakan sistem terkecil yang terdiri dari beberapa sub sistem seperti keluarga, teman sebaya, sekolah, dan lingkungan sehari-hari. Interaksi yang sering terjadi seperti di dalam rumah dapat membentuk karakter anak secara tidak langsung (Na’imah, 2012). Anak bukan korban pasif dalam perkembangannya melainkan anak secara aktif membentuk perkembangannya.

Agen sosialisasi terpenting, keluarga.

Advertisement

     Keluarga terutama orang tua dianggap sebagai agen sosialisasi terpenting dalam membentuk karakter anak. Golden age dalam perkembangan anak adalah usia dini yaitu dari lahir hingga anak berusia 6 tahun (Hardini & Suminar, 2018). Setiap interaksi yang terjadi bisa ditiru oleh anak, lho, moms! Saat anak berada di usia emas, saat penentu perkembangan potensi terhadap kemampuan anak. Jika dalam sub sistem terdapat masalah, maka dapat mempengaruhi hubungan dengan sub sistem lainnya. Hal tersebut karena adanya hubungan dua arah antara setiap sub sistem.

     Moms, keluarga punya arti penting dalam perkembangan dan pembentukan karakter anak, hal itu dibangun oleh dasar emosional orang tua ke anak terhadap pemusatan perhatian yang diberikan (S et al., 2022). Pada perkembangan anak, karakteristik anak dan lingkungan memiliki dampak secara tidak langsung. Perkembangan anak dapat dilalui dengan struktur yang jelas dalam pendidikan karakter yang dilaksanakan. Nilai-nilai karakter merupakan pengembangan perilaku dengan nilai-nilai yang memiliki sifat positif dan ke arah yang lebih baik serta terdapat beberapa aspek seperti sosial emosional, agama dan moral, serta seni, bahasa, dan kognitif (Hardini & Suminar, 2018).

Advertisement

     Pengalaman menjadi penentu anak dalam perkembangannya. Aspek dasar perkembangan anak yaitu peluang bersosialisasi yang diberikan, fasilitas untuk bermain, peluang dengan orang lain untuk berkomunikasi, dan kualitas serta kuantitas hubungan yang dimiliki antara orang tua dan guru (Bronfenbrenner & Morris, 1998). Sehingga, perkembangan karakter anak juga tergantung pada pola asuh yang diadopsi, ya, moms. Menurut pandangan teori ekologi, perkembangan karakter anak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua.

Moms, apa aja sih jenis pola asuh anak?

     Berhubung perkembangan anak dipengaruhi oleh pola asuh juga. Moms, perlu tau nih, jenis-jenis pola asuh anak serta output dari setiap jenisnya! (Nuryati & Darsinah, 2021). Pertama, pola asuh permisif. Jika moms mengadopsi pola asuh ini, anak akan memiliki karakteristik impulsif, manja, tidak patuh, agresif, bergantung pada orang tua, mau menang sendiri, percaya diri yang rendah, dan secara sosialnya kurang matang. Ciri-ciri orang tua dengan pola asuh ini yaitu dominasi pada anak, orang tua tidak membimbing dan mengarahkan, kurang bahkan tidak adanya perhatian dan kontrol dari orang tua, dan kebebasan penuh yang diberikan.

     Kedua, pola asuh otoriter. Pola asuh ini memberikan karakteristik pada anak seperti penakut, tertutup, pendiam, suka melawan, dan tidak berinisiatif. Karakteristik yang dimiliki oleh orang tua dengan pola asuh ini yaitu dominasi pada orang tua, anak dalam pengawasan yang ketat, selalu memberikan hukuman saat anak tidak patuh, dan pribadi anak tidak diakui.

     Ketiga, pola asuh demokratis. Karakteristik anak pada pola asuh ini yaitu mandiri, memegang kontrol diri yang baik, mampu menaklukan stress, berhubungan baik dengan teman-teman, tertarik terhadap hal-hal baru, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Sementara karakteristik yang dimiliki oleh orang tua dengan pola asuh ini yaitu anak mendapatkan dukungan dari orang tua untuk membicarakan hal yang diinginkannya, orang tua dan anak memiliki kerja sama, pribadi anak diakui, orang tua membimbing dan mengarahkan, serta pengawasan yang fleksibel dari orang tua.



     Nah, moms, hal tersebut memberikan bukti jika interaksi secara langsung dengan keluarga memiliki pengaruh penting dalam pembentukan karakter anak. Apalagi, saat usia emas, anak banyak menghabiskan waktunya dengan keluarga. Pola asuh yang diadopsi juga bisa mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter anak. Jadi, perlu untuk mengadopsi pola asuh yang baik agar pembentukan karakter sesuai dengan yang diharapkan, ya, moms!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya

CLOSE