#KesehatanMental – Berterima Kasih Kepada Diri Sendiri

Sebenarnya yang kita punya adalah diri kita sendiri, jadi mengapa menyiksa diri untuk menjadi orang lain untuk menyenangkan orang lain?

Hai, apa kabar? Semoga di belahan bumi manapun kamu berada, kamu selalu menunjukkan betapa kamu berterima kasih atas dirimu sendiri dan tidak lagi berpikir bahwa hidup orang lain lebih baik darimu. Tetapi kalau kamu berpikir bahwa hidupmu benar-benar sangat rendah tidak lebih baik dari orang lain, mari kita bercerita. 

Advertisement

Sejak kecil aku selalu dituntut untuk menjadi seorang yang bersemangat dalam mengejar hal-hal yang harus kugapai, misalnya dalam dunia pendidikan. Bahkan saat belum menempuh dunia pendidikanpun orang tua sudah mengajari nilai ambisi itu. Dan tuntutan untuk menjadi cerdas di dunia pendidikan berhasil saya terapkan setidaknya selama 12 tahun, yaitu hingga di masa pendidikan menengah atas saja. Di akhir masa sekolah, aku baru menyadari bahwa aku bukanlah orang dengan target sukses seperti yang orangtua saya mau. Saya ragu soal untuk melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi, banyak orang bertanya soal ini termasuk orangtua, tetapi percayalah jawaban itu hanyalah sebagai alasan untuk menutupi betapa aku tidak berminat lagi akan hal apapun di dunia ini termasuk pendidikan, karir, atau mimpi.

Ternyata hidup harus tetap berlanjut bukan dengan merenung atau menunggu malam datang lalu tidur. Hidup lebih dari itu, tentang kegiatan apa yang mau kamu pilih untuk mengisi hari-hari itu, kalau aku boleh jujur aku tidak berminat akan hal apapun. Beberapa bulan kemudian  aku bekerja di perusahaan swasta dengan gaji yang lebih dari cukup, orang sebut aku beruntung. Tetapi bukannya menjadi orang yang bersemangat seperti dulu, aku semakin tidak bersemangat dalam menjalani pekerjaan, hari-hari, bahkan di batas yang tidak lagi menikmati es krim coklat.

Setiap malam menangis sebelum tidur, makan tidak selera, pencernaan berantakan, membenci diri sendiri, bahkan tidak tahu kapan terakhir tertawa dengan suasana hati yang senang. Akhirnya keputusan berhenti kerja menjadi satu-satu nya solusi yang  aku pikir bisa menghentikan hal yang menyiksa diri sendiri.

Advertisement

Terserah orang berpikir seperti apa, kesehatan mental bisa berdampak buruk bukan hanya sebatas mental, tetapi penyakit kronis lainnya. Berat badan turun dibawah 50kg, badan sering terasa pegal yang berlebihan, tidur delapan jam lebih, dan tetap merasa kurang tidur, banyak hal yang makin rumit terjadi khususnya secara jasmani. Orang sering berpikir saya tidak bersyukur dan malah menyemangati  bahwa dunia kerja memang berat dan harus lebih beriman.

Setelah berapa waktu tidak bekerja dan memulai usaha kecil justru aku lebih menikmati hasilnya, dan lebih tahu cara menjalani hari dengan lebih semangat. Sekarang aku juga bisa berbagi sinyal positif utnuk orang lain, karena ada yang bilang bahwa sebelum kita membahagiakan orang lain, sebenernya kitalah yang lebih dahulu harusnya membahagiakan diri sendiri. Setiap hari kita bukan hanya perlu berterimaksih kepada pencipta, dan orang tua, berterima kasih pada diri sendiri juga tidak kalah penting.

Untuk kamu yang sedang lelah bukan hanya dari segi fisik, tapi juga psikis, aku paham solusi berhenti kerja atau berhenti menempuh pendidikan lanjut bukanlah solusi yang tepat bagimu. Bisa jadi tuntutan dan kebutuhan keluarga mengharuskan kamu tetap dititik itu, aku hanya bisa menyarankan mu untuk selalu berterimakasih pada dirimu sendiri, karena yang kita punya adalah diri kita sendiri. Semangat!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pengangguran premium

CLOSE