#JarakMengajarkanku: Kisah LDR 5 Tahun Penuh Perjuangan yang Berakhir di Pelaminan

Kisah LDR yang berakhir di pelaminan

Aku dan suami menikah tahun 2017. Sebelumnya, kami berpacaran selama 6 tahun dan menjalani pacaran LDR selama 5 tahun.

Advertisement

Aku mengenal suami saat kuliah di Jogja tahun 2011, karena dikenalkan teman perempuan yang satu kos dengaku dan berteman akrab dengan suamiku. Kami kenal saat semester 6 di zaman-zaman skripsi yang penuh perjuangan ditambah aku sedang patah hati pula setelah diputuskan sepihak oleh mantanku di Bali hanya lewat SMS.

Kedatangan suamiku yang saat itu menjadi pacarku benar-benar bagaikan oase di tengah gurun pasir. Menyejukkan, menyegarkan, menjadi penyemangat saat kami berdua menggarap skripsi bersama-sama meskipun beda jurusan dan beda kampus. Terkadang aku bisa seharian di kontrakannya mengerjakan skripsi begitupun dia demi bisa lulus bareng.

Lulus kuliah dan wisuda, aku kembali pulang ke Bali atas desakan ayahku sementara kekasih hatiku masih di Jogja karena dia masih menunggu wisuda.

Advertisement

Selepas wisuda inilah kisah cinta jarak jauh kami yang penuh perjuangan dimulai. Dia tetap ingin di Jawa untuk bisa kembali menimba ilmu dan mencari kerja. Kebetulan dosennya saat kuliah mencarikannya peluang kerja di Tegal di sebuah kampus. Sementara aku hanya tetap bisa di Bali, menemani ayahku yang single parent sejak aku SMA serta adik laki-lakiku.

Masa-masa 5 tahun hubungan kami ini bukan perjalanan yang mudah. Internet belum selancar sekarang. Aku dan suamiku kala itu hanya bisa berkirim SMS dan sesekali menelpon. Kami sering sekali bertengkar, karena hal sepele seperti dia atau aku tidak mengirim pesan atau menelpon. Kadang kalau bertengkar, kami bisa seminggu dua minggu tidak ada komunikasi bahkan pernah sebulan kami bisu tanpa komunikasi karena mempertahankan ego masing-masing.

Advertisement

Perjuangan LDR semakin berat kala suamiku kembali melanjutkan kuliah S2 di Undip Semarang dan tetap mengajar di kampus PKTJ di Tegal. Dia sibuk luar biasa, waktunya benar-benar tersita. Jarak yang jauh serta jarangnya komunikasi karena kesibukan kami membuat aku kadang merenung. Mau dibawa hubungan kami ini? Sanggupkah aku dan dia bertahan dalam jarak ini?

Suamiku saat itu pulang ke Bali pun hanya bisa setahun sekali dan untukku mengunjungi dia ke sana agak susah karena pekerjaan. Di tengah keraguan akan hubungan kami, sesekali terbersit keinginan di pikiranku untuk mengakhiri hubungan ini, mencari laki-laki yang bisa ku jangkau, bisa setiap hari bertemu tanpa terhalang jarak, waktu serta kesibukan.

Kini cerita LDR selama 5 tahun itu terbayar sudah dengan akhir yang manis. Kami bisa tetap bersama hingga pelaminan dan sesekali tertawa saat mengenang masa-masa itu. Mestinya kebahagiaan itu terasa lengkap dengan buah hati yang ternyata lebih di sayang Tuhan sebelum dia hadir.

Terima kasih suamiku. Terima kasih karena menjadi pacar dan suami yang kuat sejak 2011 hingga kini. Semoga kita tetap bisa kuat, bisa tetap bergandengan tangan, tetap tegar serta waras menghadapi apapun ujian dari Yang Maha Kuasa sampai maut memisahkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Let's karma doing the job

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE