Maraknya Kasus Perundungan pada Generasi Muda, Siapa yang Salah?

Orang yang menghargai orang lain tidak akan pernah menghakimi, tetapi orang yang menghakimi tidak tahu bagaimana menghargai orang lain

Tak dapat dipungkiri, bahwa semakin banyak terdengar berita-berita mengenai kasus bullying. Apa itu bullying? Bullying merupakan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis kepada korban yang lebih lemah secara fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa adanya perlawanan dari korban dan bertujuan untuk membuat korban menderita.

Advertisement

Istilah bullying sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu “bull“ yang berarti benteng. Maka secara etimologi “bully” memiliki arti penggertak. Sehingga dalam bahasa Indonesia bullying diartikan sebagai sebuah tindakan yang mengganggu ataupun mengusik orang kain. Perilaku bullying ini memiliki pengaruh jangka pendek maupun jangka panjang terhadap korban bullying. Salah satu contoh pengaruh jangka pendeknya adalah menurunnya minat diri untuk melakukan segala kegiatan dikarenakan penindasan yang dialami korban, sedangkan untuk pengaruh jangka panjangnya adalah korban mengalami gangguan pada hubungan sosialnya karena korban merasa kesulitan dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang lain akibat trauma terhadap seseorang ataupun sekelompok yang melakukan penindasan terhadap korban tersebut. Hal tersebut apabila dibiarkan tentunya akan memberikan dampak negatif yang lebih besar lagi, seperti munculnya rasa ingin bunuh diri karena sudah merasa hidupnya sangat tidak diharapkan karena terus-terusan ditindas oleh sang pem-bully.

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPAI, kasus kekerasan dan bullying di Indonesia per 30 Mei 2018 lalu berjumlah 36 kasus. Secara umum, kasus bullying tidak hanya terjadi pada anak-anak maupun remaja, melainkan pada orang dewasa pun bullying bukan lagi menjadi hal yang asing. Namun, apabila dibandingkan tentu lebih banyak kasus bullying yang terjadi pada anak-anak dan remaja dibandingkan dengan orang dewasa. Sesungguhnya, apa hal yang menjadi biang dari permasalahan tersebut? Mengapa orang-orang saat ini terlihat begitu mudah melakukan suatu tindakan kepada seseorang tanpa mereka tahu apakah seseorang itu merasa dirugikan dengan perbuatan mereka? Tidak lain dan tidak bukan penyebabnya adalah telah berkurangnya rasa kepedulian seseorang terhadap yang lainnya. Di mana sifat kebanyakan orang saat ini cenderung lebih individualis dan apatis. Orang-orang seperti itu lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak memedulikan sekitarnya. Hal tersebutlah yang menyebabkan seseorang ataupun sekelompok orang melakukan penindasan, karena yang mereka pedulikan hanyalah kesenangan pribadi mereka. Yang mereka tahu adalah mereka merasa senang apabila mereka bisa berkuasa terhadap seseorang yang lemah, tak peduli apa dampak yang dirasakan oleh korban. Lantas, ketika hal ini terjadi pada anak-anak ataupun remaja, siapakah yang seharusnya bertanggung jawab? Bukankah seharusnya orang tua di rumah maupun guru di sekolah mengajarkan segala sesuatu yang baik kepada anak-anaknya? Bisa jadi hal ini juga dapat terjadi karena orang tua di rumah yang kurang memperhatikan kehidupan anaknya akibat kesibukan mereka dalam pekerjaan mereka. Apabila hal ini terus terjadi, bagaimanakah nasib generasi muda di masa depan? Maka dari itu kita harus menghentikannya mulai saat ini.

Advertisement

Beberapa cara di antaranya yaitu, untuk orang tua kiranya dapat lebih mengenali dan mempelajari karakter dari anak serta menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Dengan begitu anak akan lebih merasa nyaman untuk terbuka dengan orang tua dan orang tua pun juga lebih mudah untuk memberikan nasihat-nasihat yang baik serta dukungan positif kepada anak. Selain itu, untuk mencegah semakin banyaknya korban bullying, anak harus dibekali dengan kemampuan untuk menghadapi situasi yang tidak menyenangkan yang mungkin ia alami dalam kehidupannya dan juga kemampuan bersosialisasi yang baik dengan teman sebayanya ataupun dengan orang lain yang lebih tua. Untuk menangani anak yang menjadi pelaku bullying, orang tua maupun guru harus menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain, selain itu orang tua ataupun guru juga harus mengetahui apa alasan anak melakukan tindakan tersebut.

Beberapa solusi di atas kiranya dapat mengurangi kasus bullying pada anak-anak dan remaja di Indonesia, sehingga Bangsa Indonesia di masa depan memiliki generasi muda yang dapat mempertahankan kedamaian antar masyarakat di Indonesia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE