Membongkar Misteri Bystander Effect: Mengapa Orang Lebih Cenderung Menjadi Penonton dalam Situasi Darurat?

Perspektif sosial, psikologis, dan biologis dalam menjelaskan Bystander Effect

Fenomena Bystander Effect telah menjadi topik yang semakin penting dalam psikologi sosial selama beberapa dekade terakhir. Hal ini terjadi ketika seseorang yang berada dalam kelompok melihat atau menyaksikan situasi darurat atau keadaan yang memerlukan bantuan, namun tidak mengambil tindakan untuk membantu.

Studi tentang fenomena Bystander Effect pertama kali dilakukan pada tahun 1964 oleh psikolog sosial John Darley dan Bibb Latane, setelah pembunuhan Kitty Genovese di New York City. Dalam kasus ini, 38 orang menyaksikan serangan Kitty Genovese, tetapi tidak ada yang memanggil polisi atau mencoba membantunya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang menyaksikan suatu situasi darurat, semakin rendah kemungkinan bahwa seseorang akan membantu.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Bystander Effect, di antaranya adalah:


  1. Kebingungan atau ketidakpastian mengenai apa yang harus dilakukan dalam situasi darurat.

  2. Perasaan malu atau takut dievaluasi oleh orang lain dalam kelompok.

  3. Anggapan bahwa orang lain dalam kelompok akan bertindak, sehingga tidak merasa perlu untuk bertindak sendiri.

  4. Perasaan takut akan bahaya atau resiko yang mungkin terjadi jika membantu.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh American Psychological Association, sekitar 75% orang Amerika Serikat yang berada dalam situasi darurat mengalami Bystander Effect. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena ini sangat umum terjadi dan mempengaruhi banyak orang.

Salah satu contoh yang sangat terkenal dari Bystander Effect adalah insiden pembunuhan Kitty Genovese pada tahun 1964. Dalam kasus ini, 38 orang menyaksikan serangan Kitty Genovese, tetapi tidak ada yang memanggil polisi atau mencoba membantunya. Hal ini mengakibatkan kematian Kitty Genovese. Kasus ini menunjukkan betapa berbahayanya apabila orang-orang tidak mengambil tindakan yang tepat saat melihat situasi darurat.

Dampak dari Bystander Effect sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, jika situasi darurat tidak diatasi dengan cepat, maka dampaknya akan semakin besar. Orang yang membutuhkan bantuan mungkin mengalami cedera yang lebih serius atau bahkan kematian. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami fenomena Bystander Effect dan mengambil tindakan yang tepat saat melihat situasi darurat.

Dalam rangka mengatasi fenomena Bystander Effect, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:


  1. Mengenali adanya Bystander Effect dalam diri sendiri dan mengambil tindakan sesuai dengan situasi darurat.

  2. Mengalihkan perhatian dari kelompok ke individu yang membutuhkan bantuan.

  3. Melatih diri untuk mengatasi perasaan takut atau kebingungan dalam situasi darurat.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan dapat mengurangi terjadinya Bystander Effect dan membantu orang yang membutuhkan bantuan. Selain itu, ada juga beberapa perspektif yang harus dipertimbangkan dalam memahami fenomena Bystander Effect.

Perspektif sosial menunjukkan bahwa Bystander Effect terjadi karena norma sosial di dalam kelompok. Ketika orang merasa bahwa orang lain tidak mengambil tindakan dalam situasi darurat, maka mereka akan mengikuti dan tidak melakukan tindakan apa pun. Hal ini dapat terjadi karena orang-orang ingin menyesuaikan diri dengan norma sosial dalam kelompok.

Perspektif psikologis menunjukkan bahwa Bystander Effect terjadi karena adanya ketidakpastian dalam situasi darurat. Orang-orang cenderung tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi yang tidak biasa atau tidak terduga. Hal ini mengakibatkan mereka tidak mengambil tindakan yang diperlukan dan hanya menunggu tindakan dari orang lain.

Terakhir, perspektif biologis menunjukkan bahwa Bystander Effect terjadi karena adanya pengaruh neurobiologis. Ketika orang melihat situasi darurat, mereka mengalami reaksi yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengambil tindakan. Reaksi tersebut dapat meliputi peningkatan denyut jantung, pernapasan yang dangkal, dan peningkatan produksi hormon stres. Hal ini mengakibatkan orang cenderung lambat dalam mengambil tindakan dalam situasi darurat.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh BBC News, peneliti menemukan bahwa orang-orang lebih cenderung membantu ketika mereka sendirian dibandingkan ketika berada dalam kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang tidak merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok, mereka lebih cenderung mengambil tindakan dalam situasi darurat.

Dalam kesimpulannya, Bystander Effect merupakan fenomena yang terjadi ketika orang dalam kelompok tidak mengambil tindakan dalam situasi darurat. Fenomena ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kebingungan, perasaan malu, anggapan bahwa orang lain akan bertindak, dan perasaan takut akan bahaya. Dampak dari Bystander Effect sangat besar, karena dapat mengakibatkan cedera serius atau bahkan kematian pada orang yang membutuhkan bantuan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami fenomena Bystander Effect dan mengambil tindakan yang tepat saat melihat situasi darurat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang frelance copywriter