Mie Instan dan Cinta, Korelasi Sempurna atas Penyederhanaan Rasa yang Pernah Ada

korelasi sempurna mie instan cinta

Sebenarnya nggak mau sebut merek, tapi emang merek satu ini megang banget. Bahkan juara menurut gue. Sebut saja Indomie. Biar lega ya, kan?

Advertisement

Indomie sama gue itu ibarat prangko dan amplopnya. Gue nggak bisa hidup tanpa Indomie, lengket kayak lem Korea. Makan di resto mewah, nggak akan bisa nandingin kelezatan Indomie rebus pakai telur, sawi, cabe rawit plus topping bakso dan saosnya jangan lupa.

Saat itu gue lagi sedih, patah hati teramat dalam. Gimana ya rasanya ditinggal saat lagi sayang-sayangnya, nggak bisa gue jelasinnya. Susah men! Terlalu dalam yang gue rasakan sampe gue nggak tau harus gimana lagi dan mau ngapain lagi.

Gue masuk apartemen gue, kosong. Tadinya tuh ada tawanya dia. Tapi sekarang hampa.

Advertisement

Gue melirik dapur gue, rapi dan bersih, nyaris nggak pernah dipakai sejak dia nggak ada. Ngapain juga gue masak? Toh dia udah nggak ada di sini.

Gue duduk di sofa kecil yang terletak di pinggir jendela. Menatap langit malam yang penuh dengan lampu-lampu kota. Mungkin di gedung sana, ada pasangan yang sedang berbahagia. Mungkin di bawah lantai kamar gue, ada gadis yang sedang menangis. Who knows? Ini hidup beragam cerita.

Advertisement

Perut gue berbunyi, rasanya kepingin masak Indomie.

Berat langkah akhirnya gue menuju dapur juga. Gue turunkan panci yang udah hitam itu, sering dipakai masak dulunya. Gue ambil air, gue nyalakan kompor gas.

Menanti mendidih seperti menanti kabar darinya, lama! Akhirnya mendidih juga, gue masukkan sawinya dulu, emang lebih enak sawi yang matengnya banget-banget. Gue nggak suka sawi yang nggak mateng. Abis sawi, gue masukin bakso. 

Masukkin bahan-bahan itu pelan-pelan aja, satu persatu. Sama seperti masukin dia dalam kehidupan gue. Awalnya juga pelan-pelan aja, dari kenalan jadi teman, dari teman jadi deman.

Lanjut.

Setelah bakso, masukin mienya, telor belakangan aja. Enakkan setengah matang. Buka sachet bungkusnya, tuang ke dalam mangkuk. Saran gue, kuah jangan terlalu banyak, biar micinnya berasa banget. Sama kayak cinta gue ke dia, berasa banget, dalem. 

Tiba-tiba hujan turun, lengkap sudah penderitaan gue malam ini. Hujan, sepi, nggak ada dia.

Tapi Indomie setia menemani, gue menikmatinya saat hangat, saat tertelan itu menghangatkan tenggorokan hingga perut.

Makasih Indomie, tanpa terasa gue makan sambil nangis.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hai, gue situkangmakan, gue suka makan, jalan-jalan, makan, kemudian ada lah sedikit campur mistis-mistis biar adrenaline pumping ye kan.. Gue juga suka ke tempat-tempat bersejarah.. Semua hal yang gue lakukan karena gue nggak ada kegiatan apapun.. Nothing to do jadi gue ya gini-gini aja deh..

Editor

une femme libre

CLOSE