#MudaBerkarya – Walaupun Sudah Jadi Emak-emak, Prestasiku Tidak Boleh Kalah dengan Anak Muda

Siapa bilang yang boleh berkarya itu hanya anak muda? Siapa bilang kalau emak-emak nggak boleh ikut berkarya?

Di usia yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi dan sudah berkeluarga ini, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi saya untuk bisa me-manage waktu antara mengurus keluarga dan hobi menulis saya. Ya, menulis merupakan hobi saya dari kecil yang tidak bisa saya tinggalkan sampai di usia saya yang hampir menginjak angka tiga puluh ini.

Advertisement

Hobi menulis ini membawa saya ke pengalaman-pengalaman yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Berawal dari memenangkan sebuah kompetisi menulis ketika SMP, ternyata menulis adalah aktivitas yang membuat saya menjadi candu.

Deretan cita-cita saya yang berhubungan dengan dunia tulis menulis memenuhi dream book saya saat itu. Mulai dari ingin menjadi pemimpin redaksi sebuah penerbitan, menjadi editor ternama, menjadi penulis novel best seller, sampai mendirikan sebuah penerbitan buku adalah ‘kehaluan’ saya saat masih muda.

Nyatanya, sepuluh tahun berlalu (tepatnya ketika saya sudah menikah dan memiliki anak) saya belum jadi siapa-siapa. Di situ ada penyesalan dalam diri saya kenapa saya tidak mengejar impian saya ketika saya masih muda. Menulis pun masih sebatas artikel-artikel ringan yang hanya satu dua kali terpampang di media online. Selain itu, saya masih menjadi penikmat buku-buku best seller milik penulis lain dan hanya bisa berkhayal: Kapan saya bisa menulis buku sebagus ini? Jangankan memiliki penerbitan, satu buku solo pun belum bisa saya hasilkan.

Advertisement

Tapi kehaluan dan khayalan saya tersebut perlahan mulai terwujud satu tahun belakangan ini. Berawal dari pandemi Covid-19 yang ‘memaksa’ saya untuk lebih sering berada di dalam rumah, membuat saya memutar otak apa aktivitas yang bisa saya lakukan untuk mengisi waktu luang.

Di tengah kesibukan mengurus keluarga, perlahan saya kembali mencoba meng-aktifkan diri untuk menulis banyak artikel di beberapa platform, mengikuti event-event menulis antologi cerpen dan puisi, beberapa kali menjadi penanggung jawab event menulis, mengikuti kelas novel, dan lain-lain yang berhubungan dengan dunia kepenulisan. Tahun 2020 adalah tahun di mana saya mengikuti berbagai pelatihan menulis sebagai bekal untuk mempertajam kemampuan menulis saya.

Advertisement

Berbulan-bulan mengikuti berbagai pelatihan, ternyata doa-doa saya selama sepuluh tahun ke belakang itu perlahan-lahan terwujud. Belasan cerpen saya sudah dipublikasikan ke beberapa buku antologi. Artikel-artikel saya di platform online beberapa kali pernah menjadi artikel terfavorit dan viewers terbanyak. Di awal tahun 2021 saya akhirnya bisa menelurkan sebuah novel yang dimuat di platform novel online. Dan beberapa bulan kemudian akhirnya buku solo saya terbit setelah melewati perjuangan yang luar biasa sambil tetap mengurus anak yang sedang aktif-aktifnya.

Tidak hanya itu, saya pernah dilirik oleh beberapa penerbit untuk mengedit naskah-naskah mereka. Selain nama saya akhirnya bisa dikenal sebagai editor, saya juga bisa menghasilkan pendapatan dari side job tersebut. Sampai sekarang saya masih memegang beberapa naskah untuk diedit.

Menjadi editor tampaknya mengingatkan saya akan cita-cita saya yang belum terwujud yaitu memiliki sebuah penerbitan buku. Saya sempat meminta bimbingan kepada beberapa kenalan saya yang bekerja sebagai pemimpin redaksi tentang bagaimana agar bisa mendirikan sebuah penerbitan. Dan rasa syukur saya panjatkan ketika akhirnya saya bisa mendirikan penerbitan indie—yang statusnya masih berpartner dengan penerbitan utama—yang akhirnya melengkapi impian saya. Impian masa muda saya yang akhirnya terwujud ketika usia saya sudah tidak muda bahkan sudah berkeluarga.

Namun bagi saya, usia bukanlah penghalang bagi saya untuk meraih apa yang sudah menjadi passion saya. Buat saya, konsisten dengan passion adalah hal penting. Selama kita berpegang pada keyakinan dan konsisten melakukan apa yang sudah menjadi passion kita, cepat atau lambat passion itu akan menjadi jalan bagi kita untuk mencapai tujuan utama.

Tidak mengapa baru mewujudkannya ketika sudah berkeluarga atau ketika usia sudah tidak muda. Usia bukanlah penghambat bagi seseorang untuk menghasilkan karya. Baik masih muda atau pun sudah tua, semua orang berhak untuk berkarya sesuai dengan passion-nya masing-masing.

So, apa passion-mu? Dan apa yang sudah kamu lakukan untuk menjadikan passion-mu ke dalam sebuah karya?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Masih berusaha untuk menulis ditengah kesibukan mengurus anak

CLOSE