Sendiri? Tak Masalah

Kesepian Bukan Alasan untuk Terburu Mecari Pasangan

Tak dapat aku pungkiri, sesekali aku merasa sepi hingga terbersit "gimana rasanya punya pacar?". Di usia yang sudah menginjak dewasa, keinginan punya pacar bukan lagi prioritas bahkan terkadang ada rasa malas membayangkan segala keruwetan dalam hubungan, apalagi jika berakhir dengan kata putus. Sementara kita sudah terlanjur menginvestasikan banyak waktu juga harapan dalam hubungan tersebut.

Advertisement

Sekarang jika memang harus memulai lagi sebuah hubungan hanya ingin yang benar-benar pasti saja. Terlebih aku juga lelah dengan pola pendekatan yang tak pernah berujung pada suatu hubungan yang pasti. Mereka yang pernah mendekat hanya rasa penasaran sesaat.

Kadang terpikir rasa rendah diri dalam hati, apa memang aku tak semenarik itu? hingga tak satu pun laki-laki pernah menyatakan perasaan secara langsung padaku? 

Aku bahkan pernah nekat menyatakan perasaan secara langsung, meski berujung penolakan haha miris ya? tapi jujur aku hanya patah hati tapi tidak kecewa, aku menerima dengan lapang dan sadar bahwa memang rasaku hanya sepihak. Tapi aku lega, dan tak menyesal sedikitpun terlebih pada akhirnya dia pergi untuk selamanya. 

Advertisement


Tatap teduhnya, raut lembutnya, senyum tipis yang terkesan malu-malu itu, sikapnya yang bersahaja dan wawasannya yang luas lah yang membuatku nekat menyatakan perasaan


Aku bahkan senang melafalkan namanya berkali-kali di lidahku, terasa pas dan nyaman diucapkan. Hingga kini memang sosoknya tak terganti, tapi bukan berarti aku menutup diri dari sosok yang baru. Sudah semenjak penolakan itu, saat itu pula aku sudah belajar menerima bahwa rasa tak bisa dipaksa. Kini yang tersisa hanyalah rasa kagum akan pesona pribadinya yang memang belum kutemui lagi yang sebanding dengannya.

Advertisement

Sekarang pun sesekali aku memang tertarik dengan satu dua sosok tapi hanya sebatas itu, mungkin aku yang memang sudah terlampau lelah untuk mulai menyukai lagi, memulai pendekatan lagi tapi tak pernah berakhir dengan bersama. 

Seperti kata Puthut Ea dalam bukunya berjudul Cinta Tak Pernah Tepat Waktu


Aku tak ingin cinta sejati. Tapi biarkan aku mencicipi cinta yang bukan hanya sesaat. Biarkan aku berjuang dan bertahan di sana. Biarkan aku tersiksa untuk terus belajar bersetia. Aku rela tenggelam di sana, sebagaimana segelintir orang yang beruntung mendapatkannya.


Kadang memang ada bagian dalam diri yang tetap terasa kosong, ada momen dimana kita butuh seseorang, kepedulian seseorang yang itu tidak cukup hanya dari keluarga dan sahabat. 

Tapi tentunya, jika hanya punya pasangan bahkan dalam jenjang yang serius hanya karena merasa sepi, itu juga tidak tepat. Karena pasangan adalah seseorang yang kelak menemani kita bukan hanya setahun dua tahun dan akan menjadi orang terdekat kita bahkan lebih dekat dari orangtua kita sendiri. Itu sebab, jangan mengambil tindakan spontanitas untuk sesuatu yang krusial seperti pernikahan hanya karena tak ingin merasa sendirian.

Pasangan atau partner hidup adalah seseorang yang akan menemani kita dan kita harapkan selalu bersama kita selama kita masih hidup. Untuk selalu bersetia, menemani, saling menopang dan mendukung dalam mencapai tujuan pernikahan yang dalam islam menyebutnya sebagai wujud pernikahan yang sakinah, mawaddah dan warohmah.

Untuk itu, sebelum mengambil langkah final pastikan dia adalah yang tepat untuk kita, yang kamu yakin padanya kamu tak ragu menyerahkan seluruh hatimu dan kepercayaanmu, dan bersamanya kamu meyakini bahwa bisa membawa keberkahan hidup. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penikmat kopi

CLOSE